HaNi♡

125K 6.3K 528
                                    

☆☆ Chapter 16: HaNi♡ ☆☆

[Kiky's Pov]

Aku mengerjap bangun saat merasakan sentuhan-sentuhan lembut di bahu dan leherku. Cahaya yang langsung menerpaku membuatku enggan membuka mata dan mengernyit. Kubalikan tubuhku yang terasa pegal, ngilu serta lumayan sakit disekujur tubuh bagian bawah.

Namun selang beberapa waktu aku berbalik sentuhan-sentuhan itu kini menyerang wajahku. Aku mengerang pelan karena merasa terganggu, lalu mengucek mataku yang masih terasa lengket. Dan begitu aku membuka mata jantungku serasa terjatuh kebawah.

Kulihat wajah Davi didepanku yang jelas-jelas kini memandang wajahku. Bibirnya membentuk senyum tipis yang belum pernah kulihat sebelumnya. Dan saat aku menjauhkan tanganku, justru mendarat disesuatu yang hangat. Dan tubuh Davi yang telanjang lah yang kudapati saat berpaling dari wajahnya menuju tanganku yang kini tepat berada diatas dadanya.

"Pagi babe.." bisiknya yang membuatku menoleh kearahnya lagi.

Tik..

Tik..

Tik..

"AAAAAAAGGGHHH!!!!!!" // PLAK!!

Teriakku histeris seraya melayangkan tamparannya. Tapi aku yang bergerak tiba-tiba membuatku merasakan ngilu yang makin merejam tubuh. Oh God!! Aku pun sama telanjangnya dengan pria itu?!

"Brengsek!! Kenapa lo mu.." makian Davi terhenti saat melihatku merintih. "Eh?! Kamu gak pa-pa?!" Tanyanya panik.

"Ukh.. kenapa? Kenapa kita tidur seranjang dalam keadaan telanjang?!" Tanyaku balik tanpa menjawabnya.

Davi mengernyitkan keningnya lalu mendengus. "Lo lupa?"

Aku menatapnya heran lalu mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Lalu bagaikan potongan film kejadian semalam bermunculan dikepalaku..

"Aah! Aah lebih cepat.. lebih cepat Viant."

Wajah Davi terlihat merona dengan tatapan gairahnya kepadaku. Dan kurasakan gerakannya semakin cepat dan keras. "Dengan senang hati.. sayang."

Kurasakan wajahku memanas..

"Hah haaah haah.." aku mengatur nafasku yang tersengal-sengal setelah menyelesaikan yang kedua kalinya.

Tapi Davi belum juga keluar dari tubuhku. Pria itu masih rajin mengecupi wajahku dan leherku. Membuatku mengerang saat ia menjilati lagi dadaku. "Sekali lagi ya?" Tanyanya yang mulai bergerak kembali.

Wajahku semakin memanas dan kulihat Davi menyeringai. Kusadari wajah Davi yang mulai mendekati wajahku.

"Mau olahraga ranjang dipagi hari?" Bisiknya menggoda.

PLAK!!

Refleks aku melayangkan tamparan dipipinya yang lain. Yang membuatku kaget karena tak sadar menamparnya. Davi menatapku sebal dan kemudian memelukku. Membuatku panik seketika.

"Tu-tunggu!! Aku belum siap! Lagi pula tubuhku tera.." perkataanku terhenti saat mendengar dia tertawa.

Mengacak-acak rambutku seraya masih memelukku. "Bodoh!! Aku tak akan melakukan apa pun."

Davi memdorongku yang semula duduk untuk berbaring kembali. Lalu tangannya melingkari pinggangku dengan posesif sementara tangannya yang lain menjadi bantalan kepalaku. Ditariknya selimut menutupi tubuh telanjang kami kembali.

"Maaf." Gumamnya kemudian. "Semalam aku kebablasan. Tak dapat menahan diri."

Sepertinya ia menyadari kesalahannya. Ya kesalahan yang memaksaku langsung melakukan 3 ronde dipengalaman pertamaku. Bukan memaksa juga sih, tapi setidaknya dia tak memikirkan efeknya padaku saat melakukannya.

My Beloved BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang