CRAZY GIRL!!

98.9K 5.6K 699
                                    

☆☆ Chapter 23 : CRAZY GIRL☆☆

[Davi's POV]

"Masa gue beli BH kemaren harganya hampir seratus ribu." Nia yang baru datang dan duduk ditempatnya yang kini didepan gue langsung ceplas ceplos seenak udel seperti biasanya.

Gadis itu mengeluarkan sisir dan ikat rambut. Memberikannya pada Kiky dengan maksud meminta dikuncirkan rambutnya seperti biasa. Berhubung Nia bergender cewek maka dengan segera Kiky mengiyakan, meski dia gak bangkit dari samping gue. Yang membuat Nia harus bangun dan duduk dilantai didepan Kiky --setelah mendorong meja jauh-jauh tentunya.

"Ngapain lo beli BH mahal-mahal?" Tanya gue seraya memperhatikan Kiky menata rambut Nia.

Dengan telanten jari-jari lentiknya memisahkan poni Nia dari rambut yang disisir kebelakangnya. Lalu mengambil sebagian rambut bagian atas yang kemudian ia kepang dengan gesit dan rapih.

"Kata Desi, buat ngerayu cowok itu harus pake sesuatu yang seksi. Salah satunya itu." Jelasnya.

"Seksi?"

"Iya. Bukan cuma harga doang yang mahal, tapi model juga dah kaya kekurangan bahan."

"Lalu buat apa kau membelinya? Menggoda cowok-cowok?" Kiky yang sedang mengepang rambut Nia berhenti sejenak.

"Haris Ky. Yang gue maksud Haris!" Desisnya sedikit berbisik. Sepertinya Nia sadar akan kesalahpahaman Kiky.

Tapi entah polos atau bego, sahabat gue ini mau aja ngikutin saran Desi. Apalagi mengingat watak mereka yang sangat bertolakbelakang bikin gue heran mengapa mereka sekarang bisa berteman.

"Jadi lo mau menggoda Haris dengan keseksian lo?" Ucap gue seraya membuat gestur liukan tubuh. "Emang lo seksi? Badan kaya kue bantet juga."

Nia mendelik kearah gue yang bikin gue pengen ketawa. Gue acak rambut Nia yang membuat seseorang selain siempunya rambut berteriak kesal.

Kali ini Kiky yang mendelik kearah gue. Mungkin dia sebal karena hasil kerjaannya yang hampir selesai jadi berantakan. Bikin gue gemes. Lalu secara bergantian gue cubit pipi tunangan dan sahabat gue.

"Davi!!" Erang meraka kompak. Bikin gue ketawa, gemes sama reaksi mereka yang lucu banget.

"Tapi apa kamu melupakan sesuatu Nia?" Kiky mengulang kerjaannya dari awal.

"Apa?"

"Haris gay."

"Terus?"

Gue memutar mata bosan mendengar ucapan Nia. "He's gay. G-a-y. Homo. Maho. Yaoi. Dsj."

"Apaan tuh Dsj?"

"Dan sejenisnya dodol. Intinya Haris itu gak doyan cewek. Dia gak suka gunung kembar dan dua lubang surga. Dia lebih suka dataran tandus dengan satu lubang surga dan batang yang dapat berdiri gagah.. auuch!!" Gue mengaduh saat tiba-tiba bahu gue digeplak.

Kiky natap gue tajam dengan wajah merah padamnya. Ok gue lupa kalau ada Kiky diantara kami. Kebiasan ngomong ceplas-ceplos ama nih cewek. Tapi gue dah pake peristilahan, gak ngejeplak kaya biasanya.

"Ekhem! Jadi intinya percuma lu menggoda dia cuma pake pemandangan doang."

"Terus harus pake apa lagi?"

Gue sama Kiky terperanjat kaget saat tiba-tiba Raskal dah duduk dimeja Nia dengan Jo yang duduk dibangku Nia. Sejak kapan mereka ada disana?

"Sejak lo mulai ngomongin gunung, lubang, dataran, dan batangan dengan lantang tadi." Jelas Jo seolah bisa membaca pikiran gue.

My Beloved BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang