A Baby

180K 12.3K 2.2K
                                    

Seneng banget ada yang ngevote cerita gaje saya.. maka dari itu saya update cepet >A
Sorry kalo ceritanya makin gaje XD

Ok deh cekidot!!

☆☆ Chapter 3: A Baby ☆☆

[Davi's POV]

"Aku pulang!!" Seruku begitu memasuki rumah. Melemparkan tubuhku disofa dan menyambar orange jus yang telah disediakan. Lalu membuka jas dan melonggarkan dasi. Capek juga kencan seharian.

"Gak sekalian besok pagi aja pulangnya?" Kulihat ibu muncul menuruni tangga. Ia masih menggunakan gaun tidurnya berwarna maroon. "Kemana aja kamu seharian?"

"Kencan!" Jawabku singkat. Kembali meneguk minuman hingga tandas.

"Kencan?! Kau sudah akan bertunangan Davi! Dan kau tahu? Kiky telah menyiapkan makan malam dan menunggumu, tapi 5 jam kemudian kau baru pulang?!" Ibu menghampiriku dengan tatapan tajam. Ok ini gawat!

Tapi hei.. pria itu memasak dan menungguku?! Kukira ia juga sama halnya denganku tak menyukai pertunangan ini memngingat permintaannya disekolah. Sikapnya yang cuek dan mengacuhkanku seharian disekolah juga cukup jelas bahwa ia tak menyukaiku. Tapi ia menyiapkan makan malam dan menungguku. Manis juga dia.

"Ngapain kamu senyum-senyum Dav?" Ibu mengernyitkan keningnya. Aku menggelengkan kepala dan melihat jam yang melingkari pergelangan tangan kiriku. Pukul 11.45, hampir tengah malam.

"Hahh.. besok pagi ibu harus berangkat untuk tour selama sebulan. Ibu harap kau bisa memperlakukan Kiky dengan baik." Wanita itu duduk disampingku dan menatapku. "Ayah juga harus kembali mengurus perusahaannya yang kemungkinan baru akan kembali 2 bulan lagi."

Lagi? Mereka meninggalkanku untuk waktu yang lama setelah kembali dalam waktu yang singkat. Tak pernahkah mereka memikirkanku yang selalu ditinggal? "Terserah." Balasku sedikit kesal.

"Mau kemana?" Ibu berseru saat aku meninggalkannya. "Tak ada makanan untukmu pagi ini!"

Berbalik aku menatapnya. Oh ayolah.. meski aku sudah makan saat bersenang-senang tadi, tapi itu 3 jam yang lalu. Dan ibu melarangku makan dan membiarkanku kelaparan sebelum kepergiannya. "Jangan berikan dia makanan sedikitpun!" Ucapnya pada kepala pelayan. Membuatku tercengang.

Aku hanya membisu saat ia bangkit dan berjalan melewatiku. Pergi meninggalkanku kekamarnya. Kuusap wajahku dengan menghela nafas berat. Jika ibu sudah berbicara begitu, tak akan ada satu pun pelayan yang membuatkanku makanan. Dengan gontai aku melangkah kedapur. Mungkin aku harus belajar masak bila urusan genting seperti ini terjadi lagi.

Aku membuka lemari es yang berisi bahan makanan mentah. Tak ada snack, makanan instan atau apapun. Hanya roti tawa dan keju. Aku tak berniat makan itu sekarang! Kulangkah kan kaki dan melihat apakah masih ada nasi dan.. ting tong!! Zonk!! Tak ada sebutir pun. Apakah pelayan tak menyediakan nasi cadangan?!

Klotak!

Aku berbalik saat mendengar suara itu. Kudapati Kiky disamping meja makan menatapku datar. Aku mulai kesal dengan ekspresinya!!

Kami saling berdiam diri sampai akhirnya Kiky melangkah mendekatiku. Tidak lebih tepatnya bupet disampingku. Mengambil segelas air hangat dan sebuah kantong plastik hitam. Lalu dengan mudahnya ia meninggalkanku begitu saja.

SITUASI ABSURD MACAM INI?!

Kesal aku kembali membuka lemari es dan mengambil telur. Bisa atau tidak lebih baik kucoba dulu.

***

"Thanks!" Gumamku seraya menikmati pasta dihadapanku.

Kiky hanya diam. Tangannya terus bergerak membersihkan noda-noda yang kusebabkan. Ini memalukan. Saat berniat mencoba membuat makanan sendiri aku justru menghancurkan dapur. Lalu Kiky datang dengan ekspresi terkejut yang datarnya.

My Beloved BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang