Kalimat yang bercetak miring itu flashback ^^
[Davi's POV]
"Pagi Davi!! Kok kecut sih mukanya?" Nia menyambutku seperti biasa didepan gerbang begitu aku sampai. Tak seperti biasanya aku akan menampilkan senyuman memukau ku dan membalas sapaannya, tapi kali ini aku segera melengos melewatinya.
"E-eh?? Eh?! Tu-tunggu Dav! Davi!!" Kuacuhkan panggilan Nia dan terus melangkah menyusuri koridor. Mengacuhkan semua sapaan yang tertuju padaku. "Lo kenapa sih Dav?" Tanya Nia setelah berhasil menyusulku.
Aku terus mengacuhkannya. Menahan emosi yang masih tertinggal atas kejadian kemarin--
"Dia laki-laki bu!!" Seruku setelah memastikan dada Kiky yang benar-benar rata.
Semuanya hanya terdiam dan nampak terkejut. "Ta-tapi dia cantikkan? Sesuai seleramu." Ibu menanggapiku yang membuatku menepok jidat sendiri.
Apa keluargaku gila? Mereka buta? Bagaimana bisa mereka menunangkanku dengan seorang lelaki sementara aku sendiri juga lelaki. Ditambah lagi kakek. Biasanya orang tua itu sangat pemilih jika anak atau cucunya menjalin hubungan. Melihat dari bibit bebet bobotnya, dan sekarang dengan mudahnya ia menjodohkanku dengan seorang lelaki. LELAKI!!!!
"Aku tak bisa menerima pertunangan ini." Ujarku seraya memijat kening yang tiba-tiba merasa pening. Ini benar-benar gila!
"Tidak bisa." Barithon suara menarik perhatianku. Kulihat Kiky menatapku tajam. Wajahnya tak lagi merona, dan sekarang ia keliatan keren. "Kau sudah menyentuhku. Jadi kau harus bertanggung jawab!"
Daguku terasa jatuh mendengarnya. Hei dia bukan seorang gadis dari kaum bangsawan. Lagi pula kami sama-sama lelaki!! Buat apa aku harus bertanggung jawab segala!?
"Benar Dav. Kau harus bertanggung jawab." Ibu menyentuh pundak Kiky dan menatapku. Menunjukan bahwa ia memihak lelaki itu.
"Kau sudah melakukan pelecehan. Setidaknya kau harus mempertanggung jawabkan tindakanmu." Kali ini ayah.
ORANG TUAKU SUDAH GILA!!! Mereka mengatakan seolah-olah tanggung jawab yang akan kulakukan wajar. Ini salah!! Ini menyalahi aturan kodrat. Meski secara hukum sudah diperbolehkan tetap saja ini salah. Kutatap kakek yang sedari tadi diam. Meminta bantuan terakhir meski mustahil.
"Tanpa ada atau tidaknya pelecehan itu, kau tetap akan bertunangan dengan Kiky." Ucapnya seraya memejamkan mata.
Aku mendesis tak suka. Bagaimana bisa begini. Setidaknya aku ingin berpasangan dengan wanita meski dia bukan tipeku. Tidak! Aku harus mempunyai pasangan seorang wanita dan itu harus cantik. Tak akan kubiarkan impian kecilku hancur hanya karena pria bernama Kiky Wandra.
Kutatap tajam Kiky yang tengah mendengar penjelasan ibu tentangku. Dan aku tetap menatapnya tajam meski pandangan kami beradu. Lalu aku tersentak saat ia tersenyum. Manis sekali.. Tunggu!! Kenapa aku berpikir kalau dia manis?!
"Tapi aku tidak terima per.."
"Kalau begitu kau akan keluar sebagai calon pewarisku!" Potong kakek yang sukses membuatku bungkam.
Sial! Sial! Sial! Ini semua salah lelaki itu. Akan kuberi dia pelajaran hingga bersujud dikakiku untuk membatalkan pertunangan ini. Ya benar, dia pasti akan--
"Lo ditolak cewek ya?" Pertanyaan Nia membuyarkanku dari lamunan. Kutoyor kepalanya yang berotak udang itu.
"Denger ya, gak ada sejarahnya gue nembak dan ditolak cewek." Ucapku dan meninggalkannya.
"Ish sok banget sih lo!!" Nia berlari menyusulku.
Begitu sampai didepan pintu kelas, pergerakanku terhenti. Anak-anak bergerombol dipojok kelas. Nampak mengerubungi seseorang. Ada apa ini?! Penasaran aku menuju gerombolan itu dan menembus kerumunan. Betapa terkejutnya aku saat melihatnya duduk disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Boy
Genç KurguDaviant Hartono. Seorang remaja kelas 2 SMA yang memiliki penampilan fisik nyaris sempurna, sekaligus seorang anak tunggal dari seorang model terkenal dan pengusaha kaya raya. Tak sedikit wanita yang mendekatinya membuat ia senang bergonta-ganti pas...