Epilog

111K 5.4K 410
                                    

♪Happy Reading♪

Dua hari setelah hari pernikahan mereka, Davi dan Kiky segera memutuskan pindah rumah. Rumah Kiky memang tidak sebesar rumah Davi dulu. Hanya ada ruang tamu, ruang makan yang tergabung dengan dapur, ruang keluarga, tiga kamar mandi, dan lima buah kamar. Namun rumah bertingkat dua itu sudah cukup pas bagi Davi.

Acara pindah rumah pun di bantu oleh lima manusia rempong plus Haris. Membuat Davi memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa sakit saat melihat kelima manusia rempong itu.

Nia yang terus memamerkan senyum lima jari yang tidak bosan-bosannya menempel pada suaminya. Jo dan Desi yang sedang perang dingin, dan Henry yang sedang melampiaskan kekesalannya karena di tolak Desi pada Raskal.

"Bisa segera mulai?!" Tanya Davi yang mulai sebal. Menarik Kiky ke dekatnya agar terpisah dari Nia.

"Ok kita bagi tugas aja." Ucap Jo. "Yang cewek buat konsumsi, Haris, Raskal, Henry sama Davi, pindahin barang-barang perabotan. Gue sama Kiky beresin kardus-kardus yang ada."

Belum sempat mengangguk semuanya setuju, Davi segera protes.

"KAGAK!!!" Teriaknya horor. "Gue gak setuju kalau cewek yang ngurus konsumsi selain Desi. Yang berarti dia."

Davi menunjuk Nia. Membuat gadis itu memberengut sebal karena reaksi Davi. Kiky yang baru sadar segera pucat, dan ikut setuju jika tidak seharusnya Nia di tempatkan dibagian konsumsi.

"Kenapa? Bukannya Nia jago, terbukti kue yang dibuatnya waktu itu enak kok." Ucap Raskal bingung yang segera diangguki Jo, dan Henry. Sementara Haris sang pemilik —penerima— kue itu, sedikit menyesal karena tidak sedikitpun mencoba.

"Tapi karena itu di bantu mama Alesyha. Delapan puluh persen dibuat mama." Jelas Kiky. "Lebih baik jangan biarkan Nia memasuki kawasan dapur."

Kiky masih ingat betul bagaimana Nia yang waktu itu datang berniat membantunya masak. Tapi yang ada cewek itu justru merusak dapur dan rasa masakannya.

"Tapi gue butuh bantuan buat bikin konsumsi. Masa sendirian?" Desi protes gak suka.

"Biar Kiky yang gantiin Nia." Usul Davi.

"Heehh!? Masa aku?!" Kiky berteriak tidak senang. Sebagai lelaki ia ingin melakukan perkejaan yang lebih berat dari perempuan.

"Ayolah, memangnya kamu tega ngebiarin kami makan masakan Nia?" Davi menarik Kiky ke pelukannya.

"Hei!! Gue gak seburuk itu keleus!!" Teriak Nia tak terima.

Davi mengacuhkan Nia dan masih memeluk suaminya. "Lagi pula aku ingin makan masakanmu. Sekalian menunjukan pada mereka betapa beruntungnya aku bisa memakan masakanmu setiap hari."

Davi mengecup bibir Kiky sebelum suaminya sempat membalas ucapannya. Melumat dan memaksa Kiky agar membuka mulutnya. Tanpa memperdulikan lima pasang mata menatap mereka. Minus Henry karena mata pria itu di tutup oleh Jo dan Desi.

"Kenapa kalian nutup mata gue?!" Protes Henry.

"Kita cuma gak mau lo sakit karena iri." Timpal Jo dan Desi bersamaan.

Setelah puas akhirnya Davi melepaskan Kiky yang lemas karena hampir kehabisan nafas. Lalu tersenyum puas seolah telah mendapat kekuatan tambahan. Dan untuk menghindari tontonan pornoaksi dadakan lagi, Desi segera menggeret Kiky masuk ke dalam untuk berkutat di dapur.

"Ayo! Kita mulai." Ucap Davi semangat tanpa menyadari tatapan tajam dari para cowok minus Henry.

"Dav bantuin gue angkat sofa." Henry sudah bersiap.

"Ok gue juga siap!" Nia bersorak.

Tanpa berkata apa pun lagi cewek itu segera menghampiri bupet yang di ujungnya udah ada Raskal. Membuat Raskal bingung kenapa Nia yang harus membantunya. Namun tak disangka dengan hanya tangan kiri perempuan itu dapat mengangkat ujung bupetnya.

My Beloved BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang