Jelous

156K 11K 1.6K
                                    

Helooo readers.. berhubung udah mulai masa sekolah nih ya. Jadi maaf jika update an saya ntar ngaret ^/\^)
Oh ya makasih yang udah mau ngevotment cerita gaje nan nista ini XD
Nao seneng bingits!!! Keep reading ya~

♡♡♡ Chapter 4: Jelous ♡♡♡

[Kiky's POV]

Rintikan hujan turun tepat setelah aku sampai dihalte. Hujan yang turun memang tidak terlalu deras tapi angin yang berhembus cukup dingin hingga membuatku merinding. Kurasakan genggaman tangan Natha yang mengerat dikemejaku, membuatku merasa bersalah karena melibatkannya.

Karena kurasa hujan akan turun dalam waktu lama, aku memutuskan duduk dibangku halte seraya memeluk Natha dipangkuan. Berharap ia merasa lebih hangat dari tadi. Setelah beberapa menit duduk, kulihat seorang pria yang turun dari mobil yang berhenti didepan halte tempat dimana aku berada. Berjalan menghampiri dan berdiri didepanku.

"Kiky!? Ngapain disini?" Tanyanya.

Aku mengerutkan kening heran karena seorang pria tak dikenal menghampiriku dan bertanya seolah-olah dia mengenalku. Atau memang dia mengenalku. "Siapa?" Tanyaku heran menatap pria itu.

Pria itu tertawa. "Sorry! Gue Haris teman sekelas lo." Dia duduk disampingku.

"Oh maaf, aku lupa."

"Gak pa-pa. Ngapain disini? Terus.. anak kecil ini?" Haris menunjuk Natha yang menarik-narik tangannya. Lalu diangkatnya Natha dari pangkuanku ke pangkuannya. Natha tertawa senang.

"Aku sedang berteduh. Dan dia Natha.. uhm a-adikku." Kurasa tak akan masalah jika Haris tau Natha adikku. Dia tak akan mungkin membahasnya dengan Davi.

"Emang lo mau kemana? Biar gue anter sekalian."

Belum sempat aku menolak Haris sudah membawa Natha masuk kemobilnya. Mau tidak mau aku mengikutinya sambil menghela nafas berat. Setelah memberitahu tujuanku kepada sopirnya, Haris terus bercanda dengan Natha selama perjalan. Mereka tampak asik dan cocok. Terutama Natha yang tak biasanya cepat akrab dengan orang baru.

Tanpa sadar aku tersenyum melihat kedekatan mereka. Andai Davi bisa seperti ini dengan Natha--

"Yang coklat atau putih?" Tanyaku seraya menunjukan dua kaleng susu dengan rasa berbeda.

Begitu sampai disupermarket aku tak menyangka Haris akan menemaniku berbelanja. Kami mencari barang-barang yang akan dibeli dengan tugas masing-masing. Aku yang mencari barang-barang itu, Haris yang mendorong troli dan Natha yang bertugas menjaga barang-barang didalam troli. Gadis itu begitu senang saat Haris meletakannya disana dan mendorong trolinya.

"Coklat!//ung!" Haris menunjuk coklat dan Natha menunjuk putih secara bersamaan. Lalu mereka saling pandang.

"Rasa putih itu menjijikan Natha. Tidak enak!" Jelas Haris berusaha membujuk Natha.

Natha menggelengkan kepala cepat. Dia menunjukan-nunjuk gigi seolah ingin memberitahu bahwa coklat dapat membuat sakit gigi. Dan perdebatan aneh diantara mereka terjadi, lagi. Tadi saat memilih roti begitu, buah juga begitu, sirup juga begitu.

Menghela nafas dan memotar mata bosan aku kembali meletakan kedua kaleng susu. Dan terdengar protesan dari mereka. "Lebih baik tak usah membeli susu." Jelasku.

Mereka menggembungkan pipi kesal secara bersamaan. Astaga ini menggemaskan! Kami kembali berjalan berdampingan seraya menuju deretan sayuran. Dan disini perdebatan terjadi. Melibatkan aku juga.

Saat aku mengambil brokoli dan sawi putih, Haris mengambil daging ayam dan sapi, sementara Natha berusaha mengambil anggur yang berada disebelahnya.

My Beloved BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang