Seriuslah

112K 7K 959
                                    

☆☆ Chapter 13: Seriuslah ☆☆

[Kiky's POV]

Mungkin aku adalah orang yang egois dan serakah. Mencabangkan hati pada dua pria yang berbeda. Merantai mereka pada keputusan yang saat ini belum kuambil. Membiarkan mereka pada kecemasan dalam penantian.

Mungkin aku adalah orang yang tak tahu diri. Karena aku merasa tak bahagia saat ada dua orang memperebutkanku dalam hidup mereka masing-masing. Aku lebih merasakan terganggu akan hal ini.

Tak mudah harus memilih salah satu dari mereka. Disaat Davi adalah pria yang kuinginkan saat ini tapi ia sering mengecewakan dan menyakiti sementara Raskal, pria yang kusayangi dimasa lalu hingga sekarang telah muncul kembali.

Aku tak dapat mengambil keputusan hanya karena saat ini aku merasakan salah satu dari mereka lebih baik. Aku tak mau menyesal karena menyakiti seseorang yang ternyata sangat berarti untukku dan kehilangannya.

"Iky!" Aku menoleh saat Raskal berlari kearahku. Sudah seminggu ia berada disekolah ini. Dan sudah seminggu pula berita akan diriku yang diperebutkan dua orang pria tersebar.

"Mau kekantin bareng?" Ajaknya dengan senyuman.

Aku ikut tersenyum dan mengangguk. Semenjak Davi membocorkan rahasia pertunangan kami aku jadi merasa enggan untuk sendirian dilingkungan sekolah. Tapi aku tak mungkin bergantung pada Nia terus menerus.

Aku mengikuti Raskal keluar kelas. Berjalan berdampingan dengannya dikoridor. Tak sedikit yang memandang kami lalu berbisik. Membuatku merasa risih karenanya.

"Dasar homo!"

Aku segera menoleh saat mendengarnya. Kulihat tiga orang gadis menatapku sinis. Mereka salah satu mantan teman wanita Davi. Mereka biasanya tak akan berani jika aku berjalan bersama Nia.

Tapi saat aku berjalan dengan Davi, Haris atau pun Raskal saat ini. Mereka mulai melontarkan kata-kata dan ejekan itu.

Kurasakan jari-jariku mengait dengan jari-jari tangan lain yang tak kain adalah jari tangan milik Raskal. Dia tersenyum padaku lalu menatap ketiga wanita itu.

"Kalo ngiri bilang dong!" Balasnya yang membuat tiga wanita itu melotot kearahnya.

Bukan hanya pada mereka Raskal menananggapi. Tapi pada semua anak yang mengejek kami. Bukan dengan emosi tapi dengan candaan.

"Beh!! Pemandangannya bikin gue sakit mata." Ejek Romy dari kelas sebelah.

"Rese. Bilang aja lo ngiri.. lo kan jones Rom." Raskal tertawa membuat Romy merenggut kesal. Apalagi teman-teman Romy ikut tertawa.

"Gak usah digandeng juga gak bakalan ada yang ngerebut Ras." Ejekan lain terdengar.

"Gue sih gak takut kalau saingan gue bertambah. Yang gue takutin para macan betinanya Davi nerjang Iky kalo gue meleng dikit." Balas Raskal lagi dengan santai.

"Anjrit lo Kal. Kita gak sebrutal itu kali." Cewek-cewk Davi yang kebetulan ada disitu protes tak terima.

"Ssttt.. maksud gue bukan lo lo pada. Itu tuh Desi sama tiga temennya. Gue duga mereka bakalan kaya gitu." Raskal mencari alasan.

Lalu cewek-cewek itu terdiam dan berpikir. "Kayanya kalo Desi sama Jenny bisa jadi deh." Tanggap cewek berambut bob.

"Iyakan?!"

"Tenang aja Ky. Kalo lo diapa-apain ama mereka teriak aja biar kita lapor ke Raskal." Ucap yang lain cewek derambut ikal.

"Kalian gak mau nolongin?" Tanyaku heran.

"Kagak!" Jawab cewek yang dikuncir kuda.

"Kita kan gak berani sama tuh nenek lampir." Lanjutan dari gadis berambut sebahu membuat yang lain tertawa.

My Beloved BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang