Lalisa Manoban, itu adalah namaku. Saat usiaku 10 tahun aku melakukan kesalahan yang terkutuk, yang membuat ku bingung akan diriku sebenarnya.
Hal itu bermula dari keisengan ku bermain hujan bersama jisoo dan seulgi. (Ortu jisoo adalah orang tua angkatku dan seulgi kami diadobsi)."Aku mau pisang sekarang juga?!" Teriak jisoo sambil merentangkan tangannya keatas, arah pandangannya tak lepas pada pesawat terbang yang melintas di langit.
"Aku juga berikan aku pisang seperti unnie jisoo?!". Teriakku sambil meloncat.
"Kami bertiga ingin pisang yang awet, aaaaaarrrrrrrggg?!" Teriak seulgi di barengi petir yang seketika menyambar kami bertiga.
Seketika semua gelap dan sangat gelap sampai kami tidak sadarkan diri.
Ya setelah seminggu koma, kami bertiga siuman. Appa dan amma kami sangat bersyukur karena kami tidak mendapatkan luka bakar serius. Sangat aneh dan mustahil, tapi rasanya ada yang salah dengan diri kami.
"Nak, appa dan amma sangat bahagia kalian tidak mengalami hal buruk. Tapi apapun keadaan kalian kami tetap orang tua kalian."jawab appa kami tapi amma menangis tersedu-sedu.
"Amma kenapa menangis aku, Lisa dan seulgi sudah sehat. Kami ingin sekolah, kami rindu sekolah dan teman kelas." Jawab jisoo dengan mata berbinar. Dan diangguki olehku.
Tapi, tidak dengan seulgi. Entah kenapa mukanya terlihat shock dan pucat, seperti anak yang ketahuan mencuri mangga hehehehe.
"Seulgi, woi seulgi, viii oiii." Teriakku padanya.
"Eh seulgi kamu kenapa bengong, kesambet baru tau rasa." Teriak jisoo tapi seulgi hanya melihat kami lalu dia gelisah.
"Ya, aku sedang takut dengan tubuhku." Jawabnya sambil menangis.
"Lah, kamu kenapa cengeng sekali" jawab jisoo.
"Emmmm, nak kalian semua harus terima apapun yang terjadi. Emmmm, eeee... Apa... KA kalian tidak mau periksa badan kaliannnn nak?" Jawab appa yang terlihat khawatir.
"Huaaaaaaaaa, huaaaaaa, appa amma kenapa tubuh ulgi seperti ini huaaaaaaaaaaa." Teriak seulgi sambil melihat dalamannya.
"Nak....."
Belum sempat amma melanjutkan kalimatnya, aku dan jisoo spontan membuka celana ku kerna jujur ada keganjalan sedari tadi. Dan.......
"Aaaaaaaaaaaa, appa, amma... Aaaaaaaaaaaaa" teriakku dan jisoo bersamaan.
Bagaimana tidak kaget ternyata kelamin kami berubah bentuk menjadi ubi dengan 2 telur.
"Appa, amma, aku cacat bagaimana cara aku pipis appa, amma. Huaaaaaaaa." Tangis jisoo pecah kami bertiga berpelukan dengan menangis sejadi-jadinya.
Lambat laun, kami mulai menerima apa yang terjadi dengan kelamin kami, setelah appa dan amma memberikan informasi yang mudah dimengerti, mau tidak mau kami menerima apa yang terjadi meski itu tidak pernah bisa di jelaskan secara ilmiah.
15 Tahun kemudian......
Mentari pagi yang cerah mengiringi derap langkah remaja 3 bersaudara. Siapa lagi jika buka 3 futa yang selalu menjadi pusat perhatian di kampus elite tersebut, semua mata tertuju pada mereka.
"Hey sayang, aku kangen". Jawab gadis cantik tinggi dengan rambut blondenya.
"Hai Beby, maafkan aku chimpunk ku sayang" jawab jisoo sambil merangkul kekasihnya.
Lisa dan seulgi memutar bola matanya melihat adengan sepasang kekasih yang tiap hari menebar kemesraan itu.
"Lis, ayo kita ke kelas saja. Biarkan mereka berdua." Ketus seulgi menarik tas Lisa.
Tak lama kemudian jisoo dan rose menyusul mereka berdua.
"Yaaaakkk seulgi, berhenti menarik rambutku!!!!!!" Teriak Irene gadis yang di taksir seulgi.
"Aku hanya mencari kutu di rambut mu hahahaha"tawa seulgi, yang membuat Irene semakin marah.
Lisa hanya menggeleng kan kepalanya melihat seulgi dan Irene yg selalu bertengkar. Lupakanlah jisoo, kerna dia dan rose telah asyik suap-menyuap seakan dunia milik mereka.
Kelas seketika senyap dengan kedatangan wanita cantik dengan mata kucing yang membuat orang menjadi gemas tapi sikap yang dingin dan acuhnya itu membuat para lelaki berfikir 2 kali jika ingin mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Jennie Kim
RandomTakdir 3 gadis malang yang berubah seketika kerna kekonyolan mereka. Akankah dunia akan menerima keadaan mereka, akankah mereka bisa melewati masa kritis dalam menghadapi sikap masyarakat sekitar mereka. Atau mungkin, mereka menyerah? Cerita dewasa...