14. pembuktian

1.7K 144 8
                                    


🤕

🕴

🕵

"Ahhhhhh...... Ahhhmmmmm.... Yes.... honey...ahhhh....."desahan demi desahan nikmat kini sudah memenuhi ruangan redup cahaya itu.

Terlihat dua insan saling bergulat dengan cara bercinta yang erotis. Erangan nikmat berpacua riuh suara hentakan tubuh kini diambang syurga dunia.

"Beby, ahhhh... Kau... Masih... Ahhhh... Sempit.. ouuuuucchhhh... Love you..." Ucap wanita yang sedang menggenjot tubuh gadis mungil yang memiliki mata kucing.

"Hmmmmm... Yahhhh... Ahhhh... Honey... Terrrruusshhh... Ahhhhh... Ahhhh....". Sambil memejamkan mata menikmati dirinya di kungkungi oleh kekasihnya.

Tak hayal dengan Lisa, rindu yang menggebu. Kini ia lampiaskan, Lisa tak hentinya memberi kenyamanan, kenikmatan, dan erangan erotis pada Jennie.

30 menit bercinta...

"Jennie... Ouhhhh tubuhmu... Ouhhh ini.. ahhhh... Ahhhh... Sangat nikmat... Ahhhh... Akuuu mau keluar....". Ujar Lisa dengan wajah bersemu merah dengan nafsu di ujung kepala.

"Ber....sammmaaaaa ...."

Tiba-tiba....

"Plak?! Woy bangun dasar mesum?!"

Seketika Lisa tersentak kaget, ia memegang pipinya yang memerah akibat tamparan keras Irene . Ya, sepertinya Lisa manoban sedang mimpi abu-abu......😿

"Haissss... Ternyata mimpi, hiks..... Jennie...". Dari nafsu kini Lisa merasa sedih dan terpukul dirinya hanya menyesal, torpedo yang tadi turn on kini perlahan mulai layu tak berdaya.

"Irene, jangan sia-siakan kesempatan untuk mendapatkan air mata itu" sahut tuan Kim hyunbin mengingatkan anaknya.

"Lisa, maafkan aku sayang. Ini adalah bisnis dan inilah takdirmu". Lisa semakin manangis tersedu fikirannya kini tak menentu, dengan putus asa ia menurut saja ketika Irene memasang alat pengumpul air matanya.

Tuan Kim sangat puas beserta para koleganya, air mata Lisa sangat spesial dan lebih mudah untuk digunakan karena emosi yang ditunjukkan oleh dirinya lebih baik daripada emosional seulgi.

Semakin banyak emosi yang pemilik air mata keluarkan maka semakin tinggi kualitas obat tersebut.

"Tak kusangka ternyata kematian Jennie Kim itu membuat Lisa menderita seperti ini, dan kita mendapatkan hasil yang maksimal tuan Kim". Ucap kolega bisnis Kim Hyun bin, dan mereka semua tertawa lepas.

"Iya tuan, soal 2 saudara lisa. Biar aku yang mengurus mereka, sedikit permainan kata mereka akan suka rela melakukan apapun untuk ku seperti saudaranya itu". Puasnya membayangkan rencananya kini masih berjalan dengan lancar.

"Tapi appa, bagaimana dengan amma Jennie? Kita apakan istrimu itu? Meski begitu baik aku tetap anak Kim Hyunah meski ammaku telah tiada". Rajuk Irene.

"Tentang wanita itu, dia sudah kuasingkan di ruang isolasi. Wanita itu belum bisa di bunuh sebelum semua aset miliknya menjadi milik kita nak". Sambil memeluk tubuh irene.

Dia Jennie KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang