Incaran III😰

1.7K 142 0
                                    


🤕

🌞

😿



"Brak?!"

"Kurang ajar, siapa sebenarnya jennie itu?!  Dia hanya dosen yang pura-pura lugu dan menculik adikku?! Kalian kenapa tidak becus hah?!". Marah jisoo ke orang suruhannya.

"Maaf... Miss, pengawal pribadi Jennie sangat cekatan kami tidak bisa menjangkau mereka".

Belum sempat menanggapi hal tersebut, rose sang istri yang dari taman belakang rumah mereka langsung berlari memeluknya dengan wajah pucat.

Hal tersebut membuat jisoo panik dan melupakan amarahnya, tindakan tersebut membuat semua orang suruhannya yang 30 orang saling melirik kebingungan.

"Sayang.... Ada apa denganmu, kenapa kau terlihat ketakutan?". Jisoo mengelus rambut sang istri dengan lembut selembut sutra.

"Di...di luu..di luar banyak orang ber...se.. berseragam BIN me..menge.. mengepung rumah kita sayang.." seketika semua hening, kaki gemetar, baik jisoo dan para orang suruhannya.

Jisoo benar-benar tidak mengerti mengapa ia malah berurusan dengan BIN(BADAN INTELIJEN NEGARA). Kakinya mulai tidak bisa menopang dirinya, nafasnya memburu, keringat dingin mengucur deras di tubuhnya.

Hanya menghitung detik kini semua orangnya telah dilumpuhkan, siapa yang tidak mengenal anggota BIN, pasukan khusus terbaik di negaranya. Memiliki kemampuan khusus di atas rata-rata apalagi sekarang yang turun langsung ada 10 orang, dimana 1 orang saja bisa melumpuhkan 20 orang tanpa memakan waktu lama.

Derap langkah kaki seorang sosok pria yang berusia 40 tahunan dengan wajah tegas dan badan tegap itu berhenti tepat di depan jisoo. Sorot mata yang tajam terlihat sedang menahan emosi, pandangan matanya terpejam lalu sedikit menarik nafasnya membuangnya dari mulutnya.

"Kim jisoo, anak dari Kim Jonghyun dan Kim jahwa. Hari ini kau di tahan karena telah melakukan percobaan pembunuhan terhadap putri semata wayangku Kim Jennie dan terhadap diriku sendiri". Mendengar hal itu jisoo merasakan keterkejutan yang tidak pernah bisa ia bayangkan, bagaimana bisa seorang Kim Jennie menutu rapat jati dirinya menjadi dosen.

Fikiran jisoo berputar seperti pusaran air, nafasnya memburu mulai berfikir jernih. Tindakan cerobohnya yang memburu Jennie kini membuatnya menjadi tersangka pelaku kejahatan.

Hanya secarik kertas membuatnya gila, kini dirinya menyadari kebodohannya. Sang adik telah hilang di culik, jika bukan jennie lalu siapa pelakunya?

"Ehem?! Soal adikmu aku akan mengerahkan anak buahku mencarinya, kuharap kau bisa mempertanggung jawabkan perbuatanmu. Istrimu dan anak buahmu adalah penentu hukumanmu". Hyunbin masih mengontrol emosinya, jika bukan sang putri pasti kini tubuh jisoo sudah babak belur.

Rose hanya bisa menangis pasrah, ia menyesal tak pernah menegur suaminya agar lebih teliti mencari informasi tentang seulgi ditambah Lisa yang hilang juga.

Sebelum masuk mobil tahanan, jisoo dan rose berhenti dan membungkuk meminta maaf kepada Hyunbin atas sifat egois mereka.

Hyunbin hanya mengangguk lalu memberi tahu mereka jika Jennie kini telah berada di negara dimana keberadaan Lisa terdeteksi.

Dia Jennie KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang