8. Mulai bergerak

2.7K 217 0
                                    

Seperti biasa proses belajar mengajar berlangsung dengan baik, semua orang kembali menikmati alunan suara dosen bermata kucing itu.

Meski galak dan acuh, cara memberikan materi pelajaran sangat mudah di pahami, makin menambah kesan positif untuknya.

Pribadinya yang tertutup banyak yang tidak bisa menebak kehidupan pribadinya. Kehidupannya benar- tertutup rapat.

Namun, setelah kejadian tenda panas fikirannya mulai terpecah. Setiap memasuki kelas Lisa dkk, deru nafasnya memburu jantungnya berdegup kencang.

Sentuhan lembut sang murid selalu berputar di kepalanya, sebenarnya ia ingin sekali mengulang kembali kejadian itu. Tapi, dirinya takut untuk memulai. Takut jika manfaatkan, jalan satu-satunya adalah menunggu reaksi Lisa.

Apa Lisa akan membocorkan kejadian itu, atau lari dari tanggung jawabnya, ataukah Lisa serius.

Lalisa manoban

Lihat lah betapa menggemaskan dosenku ini, rasa bangga dan bahagia jika ku ingat adegan ciuman di tenda.

Hal yang harus kulakukan adalah mengenalnya lebih dekat, aku tidak ingin ada yang tahu perbuatan ku malam itu.

Apalagi beberapa waktu lalu, appa dan amma ingin melihat ke tiga anaknya tunangan secara bersamaan.

Kulirik samping kananku 1 pasangan malah saling genggaman tangan rasanya ingin ku tendang tubuh mereka, jisoo dan rose aku kagum melihat keseriusan unnieku pada rose.

Tapi, samping kiriku seulgi dan Irene. Tangan mesumnya tidak bisa diam selalu mengelus paha Irene, tolong jangan ditiru apalagi dosen memberikan arahan.

Entah aku yang terlalu pede atau apa, sesekali ia melirikku. Lalu mata kami bertemu, senyum manis dan kedipan matanya membuat ku terkejut.

Seketika pandangan ku fokus ke Miss Jennie.

"Apa-apaan itu?!, Ingat Lisa Miss Jennie adalah calon pasanganmu jangan tergoda meski itu Irene". Semangat ku dalam hati biar tidak oleng.

Dreeeeet, dreeeet, dreeeeet, tiiiiiin, tiiiiiin (bel musik pertanda kelas berakhir)

"Miss Jennie tunggu?!" Seru Lisa berlari dan berhenti tepat didepan dosen cantiknya.

"Ya, ada apa lalisa manoban?"

"Itu soal tenda Miss...".

Dengan cepat Jennie memotong kalimat Lisa. Karena pandangan mata mulai menuju ke arah mereka.

"Berikan ponselmu, temui aku di apartemen ku". Dengan cepat Lisa memberikan hpnya. Di tatapnya wajah dosennya dengan rinci tanpa sadar senyumnya mengembang.

Menyadari tingkah Lisa yang memandangnya dengan lekat, degup jantung nya mulai berdisko lagi.

Setelah menyerahkan hp Lisa, dengan langkah tergesa ia menuju parkiran mobil nya.

"Ciyeee mulai  berani nih si kucrut". Sela seulgi sambil menepuk pundak Lisa.

"Calon ipar, ingat PJ jangan pelit-pelit".

"Yak, rose justru kaulah yang harus memberikanku PJ. Dasar bucin?!"

"Lis, serius kau dengan Miss Jennie?" Irene buka suara

"Iya, aku serius".

"Apa kau yakin? Kalian beda usia kan?". Tanyanya lagi dengan alis berkerut.

"Tenanglah Beby, Lisa pasti punya cara sendiri mendapatkan Miss Jennie". Merapatkan tubuhnya ke Irene.

Dia Jennie KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang