Malik's side story
Karawang, Oktober 2016
Perpustakaan, tempat orang-orang membaca buku dan belajar. Aku tidak suka bau buku. Tapi jika bukan karena Ezra, aku tidak akan mau ikut dengannya kemari.
"Lo tuh baca buku napa. Otak lo butuh asupan buku," ucapnya sarkas.
"Gue tuh pinter ya, bahkan melebihi elu. Cuma gak suka bau buku aja," ucapku.
"Segini tuh gak sebau buku perpustakaan di SD." Ya, ucapannya benar. Kalo di SD dulu, bau bukunya menyengat banget.
Dulu kita satu sekolah waktu SD. Dan kini di SMP, kita satu sekolah dan satu kelas lagi.
Saat aku sedang mencari buku yang sesuai untukku, mataku tak sengaja melihat seorang gadis tengah duduk di pojokan perpustakaan sambil membaca buku.
Rambut hitam panjang tanpa poni, dan tidak di kuncir. Gadis itu duduk di pojokan sambil membaca buku pelajaran sepertinya.
Aku terlalu fokus memperhatikannya. Sepertinya, gadis itu tidak mempunyai teman. Hatiku tergerak untuk menjadikannya temanku.
"Lo kenapa?" tanya Ezra tiba-tiba membuatku terkejut.
"Eh, nggak ada." Aku kembali memperhatikan gadis itu. Ia, sangat fokus. Sangat, fokus.
"Oh, lo liatin dia rupanya." Aku menatap Ezra sebentar lalu menatap gadis itu kembali.
"Lo kenal?"
"Gue denger dari Alex, dia satu kelas sama cewek itu." Aku menyimaknya, lalu menatap gadis itu. Jaraknya lumayan jauh.
"Namanya Maya. Dia anaknya pinter, tapi sayang dia kurang berinteraksi jadinya dia gak punya temen." Sudah aku duga.
"Alex bilang gitu?" Ezra mengangguk.
"Kenapa? Lo mau– eh Malik!"
Tanpa aku sadari, aku langsung menghampiri gadis itu untuk mengajaknya berteman. Aku ingin membuat kesan manis dengannya.
Aku tidak bisa menyebutkan kalau aku suka padanya. Hatiku hanya berkata 'dekati dia, dan ajaklah berteman' seperti itulah.
"Hai." Gadis itu menoleh dan menatapku bingung. Aku hanya tersenyum melihatnya.
Ia tidak menjawab sapaan ku dan lanjut membaca buku. Aku membelalakkan mataku dan duduk di sampingnya.
"Jawab dong sapaan gue," kataku.
"Hai." Datar. Itu yang aku dengar. Ia bahkan menjawabnya tanpa melihat wajahku.
"Nama lo Maya 'kan?" tanyaku hati-hati. Ia langsung menoleh dan menatap tajam padaku.
"Lo siapa? Kok tau nama gue?" tanyanya balik. Napa balik nanya sih?
"Gue Malik, kelas 8D," kataku. Maya tidak menggubris. Lagi-lagi ia fokus dengan bukunya.
"Gue mau jadi temen lo."
Maya terkejut mendengar ucapanku barusan. "Jangan bercanda."
"Gue gak bercanda. Gue beneran mau jadi temen lo."
"Kalo lo mau temenan sama gue karena atas dasar rasa kasihan, mending gak usah."
Aku terdiam. Maksudnya apa?
Ia bangkit dari duduknya dan menyimpan buku yang ia baca. Aku lantas menahan tangannya dan mencoba untuk mendengarkan aku dulu sebentar.
Maya berusaha memberontak namun aku tetap menahan tangannya dan tidak bisa berontak lagi.
"Dengerin gue dulu." Maya akhirnya duduk kembali dan menatapku. "Gue beneran mau temenan sama lo. Ayo, kita kenalan lagi."
Aku mengulurkan tanganku dan berkenalan secara resmi. "Gue Malik, kelas 8D. Siapa nama lo?"
Maya membalas uluran tanganku, "gue Maya, kelas 8A."
"Halo, Maya. Ayo kita berteman."
***
3 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Months - jaesunoo[✔]
Conto"10 bulan jatuh cinta, 10 bulan kepergiannya." local short story of Kim Sunoo and Lee Jaehee Start : 3 Januari 2021 Finish : 26 Oktober 2021 © binjinpeach -2021