Malik's side story
Hari Sabtu, aku bersiap untuk pulang sore ini. Dokter bilang waktu kemoterapi kemarin, obat kimia itu ada penolakan di dalam tubuh ku. Itu yang membuatku merasa sakit luar dalam sampai gak bisa tidur. Perkembangan kondisiku mulai menurun sejak hari Rabu.
Mama menyemangati ku, tapi aku hanya bisa diam. Rasanya, harapan ku untuk kembali sehat sudah gak ada. Dan lagi-lagi, aku tidak bisa berharap untuk hidup lebih lama lagi dan ada kemungkinan sekitar 3-4 bulan lagi sisa hidupku di dunia ini.
Apalagi tanggal 6 November nanti ulangtahunnya Maya. Belum beli kado arghhh!!!
Aku menggaruk kepalaku kesal. Saat aku menurunkan tanganku dari kepalaku, rambutku mulai rontok. Nggak banyak banget sih. Tapi, duh, pasti ini efek obat kimia dari kemoterapi kemarin. Udah tipis, makin tipis lagi.
Aku mengambil kantong plastik dari laci. Terdapat rambutku yang sebelumnya rontok dari kemarin-kemarin. Rambutku mulai menipis. Aku memasukkan rambutku kedalam plastik yang aku pegang. Mungkin ga ada 3-4 bulan lagi. Mungkin 2 bulan lagi.
Entahlah, itu rahasia Tuhan.
Aku rasa, rambutku tidak setipis yang aku bayangkan. Apa Senin aku harus pake topi ciput ke sekolah?
"Assalamu'alaikum. Malik, Mama beliin kamu jasuke yang ada di luar." Mama masuk ke dalam sambil menenteng kantong plastik berisi jasuke (bukan Jay, Sunghoon sama Jake bukan :"v)
"Ma, besok beliin topi ciput dong," kataku.
Mama duduk disampingku dan menatapku. "Topi ciput?" Pandangan Mama beralih kearah kantong plastik berisi rambutku. "Rambut kamu, rontok lagi?" aku mengangguk.
"Efek kemoterapi nya, lebih keras daripada yang sebelumnya ya, Malik," kata Mama. Aku mengangguk lagi.
Mama meraih tanganku dan menggenggamnya. "Semangat ya, sayang. Mama sama mas Sadam ada disini buat kamu." Mama tersenyum hangat padaku. Adem.
Aku tersenyum dan membalas senyuman Mama. "Terimakasih, Mama. Malik sayang Mama." Aku memeluk Mama. Mama membalas pelukan ku.
Mama melepaskan pelukannya dan menatapku. "Oh iya, Malik. Mama udah lama gak denger kabar Maya. Kamu ngabarin dia gak?" Tanya Mama.
Aku hanya terdiam dan memalingkan pandangan ku kearah lain. "Kamu gak ngabarin Maya lagi, ya?" tanya Mama. Mama sepertinya tau apa yang terjadi.
"Aku gak mau Maya tau soal ini. Aku gak mau Maya sedih," kataku.
"Seenggaknya kamu kabarin dia lah. Kasian dia pasti khawatir sama kamu." Ucapan Mama ada benarnya. Tindakan bodoh.
"Yaudah. Besok kita beli topi ciput buat kamu ya. Nanti pulangnya kamu pake ciput sweater aja ya." Aku mengangguk. Mama memberikan jasuke padaku.
"Mama mandi dulu ya. Nanti giliran kamu ganti baju."
"Iya."
Mama melenggang pergi ke kamar mandi. Aku membuka tutup bungkus jasuke dan mengaduk nya, lalu melahapnya. Selama menghabiskan jagung manis ini, aku sambil memikirkan Maya.
Sejauh dua kota aja, udah jauh banget. Rasa rindu dan khawatir pada Maya membuatku semakin tertekan. Dan itu juga salahku tidak memberikannya kabar sebelumnya. Malah setelah dia mengantar ku pulang pas lagi mimisan, aku gak ada chat-an sama Maya.
Maya, aku beneran minta maaf. Kamu bakal tau alasannya apa.
Sejauh dua kota, sejauh dua benua, sejauh dua alam.
Rasa rindu ini tak akan tergantikan.
***
22 Januari 2021
Vote+comment nya boleh kakak hehehe :v
Sunshine smile of Malik♡
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Months - jaesunoo[✔]
Short Story"10 bulan jatuh cinta, 10 bulan kepergiannya." local short story of Kim Sunoo and Lee Jaehee Start : 3 Januari 2021 Finish : 26 Oktober 2021 © binjinpeach -2021