playlist : Seventeen - Heaven's Cloud (sesuai judul hehehe)
Malik's side story
Besok ulangtahun Maya. Maya pernah bilang dia pengen ke taman bunga, jalan-jalan bersamaku. Tapi, gimana ya? Aku masih dalam kondisi kaya gini. Apa keluar dari rumah sakit sehari buat Maya?
Gimana bilangnya ke mas Sadam ya...
"Mikirin apaan lo?" Aku menoleh, ternyata itu mas Sadam. Sial, aku terkejut.
"Kaget bego!" ia mencubit bibirku dengan kuat karena sudah berkata kasar.
"Bahasa heh." aku mengusap bibirku akibat cubitannya. "Mikirin apaan? Serius amat."
"Anu, mas, gue mau ngomong sesuatu sama lo." ia mengernyitkan alisnya. Aku menyuruhnya mendekat, aku mulai berbisik padanya.
***
"Hmmm... gimana ya, Mal, dokter kan belum bilang kapan lo bisa balik," kata mas Sadam.
"Cuma besok doang emang gak boleh?" tanyaku sekali lagi.
Mas Sadam bangkit dari duduknya, meregangkan otot-otot tubuhnya, "gue coba bilang ke susternya dulu ya biar dia bilang ke dokternya." aku mengangguk. Mas Sadam keluar dari ruangan.
Semoga saja dapat izin untuk keluar sebentar, demi Maya.
***
Maya's side story
Yeay! Tanggal 4 November! Selamat ulangtahun ke-15 tahun, Nurma Dhiamaya!
Aku mengecek handphone-ku, tidak ada tanda-tanda Malik mengucapkan selamat ulangtahun padaku. Sedih. Mungkin Malik belum bangun. Ini kali pertamanya ulangtahun-ku tanpa Malik.
Ya sudah deh, gak apa-apa. Mari bersihkan diri!
***
Pukul 10 pagi, aku duduk diteras sambil memperhatikan jalanan. Hari ini jalanan cukup ramai, hari minggu, waktunya untuk refreshing setelah hari kerja yang sibuk, menghabiskan waktu bersama keluarga.
Aku kembali mengecek handphone-ku, tidak ada apa-apa, bahkan chat dari Malik aja tidak ada. Aku menghembuskan nafas berat, gak mungkin kan dia lupa.
"Nurma!" aku menoleh kearah sumber suara, suara yang sangat aku kenali. Nggak mungkin itu...
"Bagas?!" aku bisa melihat seseorang yang aku harapkan hari ini. Ya, Malik.
Bentar, Malik?!
Aku berlari menghampiri Malik yang berdiri didepan gerbang rumahku. "Kamu... Kamu ngapain kesini? Kok bisa keluar dari rumah sakit tanpa ngabarin aku sih?"
"Haha... maaf ya aku gak ngabarin kamu. Kalo aku ngabarin kamu, nggak surprise dong." Aku terdiam sejenak.
Malik memberikan sebuah kotak padaku. "Selamat ulangtahun, Maya." ucapnya sambil tersenyum. Senyuman manisnya...
"Buka, May." Aku menarik tangan Malik masuk kedalam lingkungan rumahku. Kami duduk di teras, duduk saling berhadapan. Aku segera membuka hadiah dari Malik. Sebuah jam tangan.
"Maaf ya, May. Aku cuma bisa ngasih hadiah jam tangan. Aku keinget jam tangan kamu yang rusak kena air gara-gara si Dani," kata Malik. Ah, padahal aku sudah lupa sama masalah itu kenapa diingetin lagi.
"Tapi tenang, May. Jam tangan yang ini tahan air kok. Kamu suka kan?"
"Bercanda ya? Suka banget! Makasih, Malik." Aku memeluk Malik dengan erat. Bersyukur dengan hari ini. Terima kasih, Tuhan.
***
Malik membawaku ke taman bunga, seperti yang aku inginkan sebelumnya. Tepat dihari ulangtahun-ku, Malik keluar dari rumah sakit untuk satu hari demi menemaniku hari ini.
Keadaannya yang masih belum stabil, ia nekat mengajakku jalan-jalan berdua. Kami diantar mas Sadam dan ia menunggu di warung dekat sini. Malik berlari sambil menggenggam tanganku. Ia tertawa dengan bahagia, aku ikut bahagia juga. Aku senang, Malik baik-baik saja.
Setelah lelah berlari, Malik mengajakku duduk di bangku yang tersedia. Kami duduk di tengah-tengah lahan yang dipenuhi bunga matahari yang cantik. Bunga matahari itu, mengingatkan aku pada Malik yang selalu cerah setiap hari. Sekarang juga masih tetap cerah, beda genre doang.
Malik mengenakan topi yang aku kasih beberapa waktu lalu. Sangat cocok buat Malik. Dalam keadaan seperti ini, ketampanannya tidak nampak surut. Mata indahnya, menatap bunga-bunga cantik bermekaran.
"Makasih udah ngajak aku kesini, Malik," kataku.
Malik menoleh dan menatapku, "sama-sama, princess. Ini adalah harimu. Kita habiskan waktu berdua untuk hari ini ya, Maya," kata Malik. Ia melemparkan kembali senyuman manisnya itu. Aku ikut tersenyum juga.
Kami menatap awan di langit biru yang cerah. Aku menatap Malik yang masih anteng melihat awan. Malik, i'm just wanna you stay here with me, forever. Heaven's cloud.
"Maya."
"Hmm."
"Aku sayang kamu." Mendengar ucapannya itu, wajahku seketika memanas. Apa ia sungguh-sungguh?
"Kamu gak bercanda kan?" Malik menggelengkan kepalanya. Ia bersungguh-sungguh. "Mau aku ulang?"
"Ng-Nggak usah! Udah cukup jelas kok!" sumpah, ngapain Malik pake confess segala?
Malik bangkit dari duduknya, mengulurkan tangannya padaku. "Ayo balik. Mas Sadam udah nungguin kali." aku menerima uluran tangannya. Kami meninggalkan area taman bunga ini dan pulang ke rumah.
Aku bisa melihat wajah Malik merah, mungkin ia tersipu setelah mengatakan hal itu tadi. Bukan hanya dia, aku juga tersipu malu bukan main.
Jari tangan yang saling bertaut, aku hanya ingin Malik tetap sehat seperti ini.
***
29 Juni 2021
Hai! Udah masuk chapter 20 nih hehehe...
Gimana? Ini nggak ada sedih-sedihnya kok :(
Masih berharap Malik tetep sehat dan terus bersama Maya?
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Months - jaesunoo[✔]
Nouvelles"10 bulan jatuh cinta, 10 bulan kepergiannya." local short story of Kim Sunoo and Lee Jaehee Start : 3 Januari 2021 Finish : 26 Oktober 2021 © binjinpeach -2021