10 Months - jaesunoo[✔]

EPS. 8 : WHAT MAKE ME CRY

bengek banget aku tuh dari kemaren :")
Malik terlalu tampan, bikin aku gila (╥﹏╥)

Malik's side story

Akhirnya, aku di kemoterapi lagi. Setelah 3 bulan, lagi-lagi aku harus di kemoterapi dan merasakan rasa sakitnya kembali. Karena, jujur, untuk pengobatan kali ini, tubuhku merasakan sakit. Dan rasa sakit itu terkadang muncul dan tidak muncul.

Sampai hari Sabtu, aku harus tetap disini. Aku merindukan Maya, sungguh.

Mau ngabarin Maya, ya, gak mungkin juga kan. Nanti di spam pertanyaan kan berabe. Aku belum bisa ngasih tau Maya soal penyakit ku ini.

Diam lebih baik iya kan? Tapi percuma, bau busuk akan tercium juga.

Aku memandang kearah luar dari jendela. Langit biru kini terganti langit abu yang gelap. Gak ada sinar matahari, yang ada hanya tetesan air turun dari langit. Pas dengan kondisi hatiku saat ini.

Ngomong-ngomong, Maya lagi ngapain ya? Sekarang sudah jam 1 siang, kemungkinan masih ada jam pelajaran sebelum bel pulang berbunyi. Udah salah banget gak masuk sekolah tapi gak ngirim surat izin. Malik, kamu bodoh.

Ckitt..!!

"Malik?" Aku menoleh, Mama masuk ke dalam sambil membawa plastik belanjaan.

"Kirain kamu tidur." Mama duduk di kursi yang ada di samping kasurku.

"Aku gak ngantuk."

Mama menatapku iba, namun senyuman manisnya masih terukir diwajah cantiknya. Mama emang cantik, gak heran kalo Papa jatuh cinta pada Mama.

"Mama minta maaf ya, sayang," kata Mama. Tangannya meraih kepalaku dan mengusapnya pelan. Aku masih menatap Mama dan membiarkan Mama melanjutkan bicaranya.

"Mama tau apa yang kamu rasain, Malik. Harusnya Mama yang nerima rasa sakit ini dan bukan kamu." Mama masih mengusap kepalaku.

"Mama gak mau kamu merasakan sakit kaya gini lagi. Cukup Papa kamu aja." Tak lama Mama menangis. Tangannya beralih menggenggam tanganku dengan erat.

"Mama, Mama gak suka lihat kamu kaya gini, Malik. Mama mau kamu sembuh."

Aku mencoba untuk menggenggam tangan Mama. Selama ini, Mama udah berjuang sekuat tenaga sampai mengeluarkan uang hampir puluhan juta demi membuatku sehat kembali.

Dan selama ini, hanya Mama orangtua yang aku punya. Hanya Mama, yang selalu ada untukku.

"Ma, Mama jangan nangis. Ini semua cobaan. Aku juga gak mau kaya gini terus. Ini takdir, Ma. Kita semua gak bisa melawan takdir yang emang udah terjadi pada kita. Kalo aku udah di takdirkan begini, berarti aku harus menjalaninya dengan ikhlas. Mama yang sabar ya. Kita saling berdoa aja semoga aku bisa sembuh," kataku sambil menggenggam tangan Mama.

Ini menyedihkan. Hanya sama Mama aku bisa menangis seperti ini. Selama 2 tahun berturut-turut, bolak-balik rumah sakit yang membuatku hilang semangat untuk sembuh dan berencana bunuh diriku sendiri, dan Mama mulai menyemangati ku kembali sampai rasa semangatku untuk sembuh muncul lagi.

Ini memang berat, namun ini adalah takdir. Jika ini memang terjadi padaku, aku harus menjalani semuanya dengan ikhlas. Aku memang berharap untuk sembuh agar bisa ketawa dan bersenang-senang dengan teman-temanku, terutama dengan Maya.

Maya, doakan aku ya supaya aku sembuh. Maaf, aku membuat kamu khawatir hari ini. Tapi kamu bakal tau alasan dari semua ini, Maya.

***

19 Januari 2021

Hai! Selamat malam!

Karena sekarang aku udah mulai libur semester dan tinggal nunggu nilai (semoga IP ku semester ini bagus heuheuheu😭) aku bakal luangin waktu buat update. Dan kayanya 10-12 episode lagi bakal tamat jadi tunggu aja ya☺️

Sip, cuma itu aja yang mau aku sampein. Selamat membaca dan semoga terbawa suasana hehehe (aku nulisnya sambil nangis heuheuheu :"))

–eonnie jaehee, nuna sunoo