10 Months - jaesunoo[✔]

EPS. 22 : EVERYTHING'S GONNA BE ALRIGHT

Recommended Playlist : TOO - Everything's gonna be alright

***

Malik's side story

Akhir-akhir ini, kondisiku mulai menurun kembali. Aku sudah tidak ada harapan apapun lagi untuk sembuh. Aku hanya ingin melihat Maya tersenyum dan tertawa lagi.

Lagu milik TOO yang judulnya Everything's gonna be alright, yang liriknya tidak aku ketahui apa artinya, entah kenapa cukup mewakili perasaanku. Aku merasa lagu yang kudengarkan kali ini adalah untukku.

Aku lelah dengan semuanya. Aku ingin istirahat, ingin tidur, tapi gak mau bangun lagi.

Tidur selamanya? Mungkin kah?

Kalau aku tidur tanpa terbangun, apa Maya akan sedih? Siapa yang akan bersamanya jika aku pergi?

Pikiranku saat ini benar-benar kosong. Aku bahkan tidak sekali dua kali untuk berbicara hal-hal omong kosong kepada keluargaku. Sampai ada satu malam, aku melihat mas Sadam menangis di tengah malam.

Aku ada mendengar ucapannya saat itu, "jika engkau ingin membawa Malik pulang, saya ikhlas, Ya Allah"

Perlahan pun, Mama dan mas Sadam mulai ikhlas jika aku pulang kesana. Hidupku sudah berakhir sampai disini. Tidak ada satupun hal yang harus aku harapkan kembali.

Maya.

Aku belum bilang kalau aku menyukaimu lebih dari sahabat 'kan?

Beberapa faktor yang membuatku takut untuk mengungkapkan perasaan ku yang sebenarnya padamu. Jatuh cinta duluan setelah 10 bulan kita berteman, tapi aku terus mengulur waktu sampai saat ini.

Apa aku harus mengungkapkan perasaanku sekarang juga? Haruskah?

Maya sedang on, aku harus mengirim dia chat wa.

Malik : Maya, hari ini sibuk ga?

"Hmm... nggak nggak." aku menghapus pesannya sebelum ku kirimkan pada Maya, lalu mengetiknya kembali.

Malik : Maya, kamu ke rumah sakit mau ga?

"Apaan sih?! Cringe banget!"

Malik : Maya, hari ini sibuk ga? Aku dirumah sakit, jangan kerumah.

"Udah lah gini aja. Pusing." Aku mengirimkan pesan pada Maya dan menunggu balasan darinya.

Tanpa sadar air mata membasahi kedua pipiku. Apa, yang terjadi? Kenapa tanpa sadar aku menangis?

Aku segera menghapus air mata yang membasahi wajahku. Aku tidak mau Maya sampai melihat aku menangis seperti ini. Maya tidak boleh melihatku menangis. Maya tidak boleh ikut sedih juga karena aku sedang bersedih seperti ini.

Ting!

Aku segera melihat layar handphone-ku. Balasan dari Maya. Aku segera melihat balasan dari Maya.

Maya : ah, maaf ya, Malik. Kalo sekarang aku ga bisa, lagi ada kerja kelompok. Mungkin sore aku kesana

Ah, iya. Kerja kelompok. Padahal Maya sudah bilang itu semalam.

Malik : Iya, gapapa. Aku tunggu^^

Maya : Maaf, Malik ><

Malik : gapapa, May. Aku lupa padahal kamu bilang itu kemarin