Maya's side story
Aku kini ada di UKS. Malik sampai sekarang masih belum sadar dari pingsannya. Malik mimisan banyak banget dan ini lebih parah daripada sebelumnya. Astaghfirullah, makin khawatir sama Malik.
Selain itu, Ezra dan Gilang juga menunggu Malik sadar. Aku bisa melihat wajah khawatir mereka, termasuk Ezra. Ezra sahabat Malik dari SMP, pasti tau sesuatu tentang Malik. Aku harus mengorek informasi lebih dalam tentang hal ini.
"Hah?"
Mendengar suara itu, kami langsung menoleh kearah Malik. Malik tersadar dari pingsannya dan menatap seisi UKS. Keadaan nya mengkhawatirkan. Malik tidak pernah mengalami kondisi parah seperti ini. Padahal, ini hari pertamanya sekolah.
"Gue kenapa?" tanya Malik dengan suaranya yang serak.
"Lu pingsan di lapangan tadi. Mimisan banyak banget," kata Gilang.
Raut wajah Malik nampak terkejut lalu ia terbangun dan mengubah posisi menjadi duduk, "Hah?! Mimisan?" Pandangannya menatap ke arahku. Tatapan tajam seperti orang ketakutan.
"Maya, lu lihat gue mimisan? Iya kan?" tanyanya. Aku terkejut. Nada bicaranya, berbeda.
"Malik, lu bisa gak si gak tarik gitu nada bicaranya?" tanya Zainab dengan suara agak tarik. Malik mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Bego lu sialan! Maya khawatir banget sama lu selama lu gak masuk sekolah dia nangisin elu! Lu bego! Sialan! Bodoh!" seru Namira yang ikut emosi juga.
Aku menundukkan kepala dan menahan air mata. Malik, kamu kenapa? Kenapa, kamu...
"Malik, lu mimisan lagi," kata Zainab.
Malik yang tersadar langsung merogoh saku celananya dan menemukan satu bungkus tissue ukuran mini. Ia membersihkan darah dari hidungnya agar berhenti. Namun darah itu tidak kunjung berhenti.
Wajahnya kembali pucat. Ia mulai kehilangan kesadarannya. Ezra dengan sigap menahan tubuh Malik yang hampir pingsan. Untungnya, Malik masih sadar walau sedikit. Aku benar-benar khawatir pada Malik. Malik, kamu kenapa sih? Kamu ada sakit? Kenapa gak bilang padaku?
"Lebih baik, Malik di bawa pulang aja. Kasian kalo dia masih dalam kondisi kaya gini, malah ikut belajar," kata Ezra. Kami setuju. Aku makin khawatir pada Malik kalo gini jadinya.
"Iya. Kita bawa pulang aja. Biar gue sama Zainab yang beresin tasnya Malik," kata Gilang.
"Yaudah. Namira, lu ikut gue ke lobby. Kita bikin surat izin pulang buat Malik." Namira mengangguk dengan usulan Ezra. Akhirnya, mereka melakukan tugas mereka masing-masing.
Dan disini, hanya ada aku dan Malik. Malik kembali sadar setelah hampir kehilangan kesadarannya. Aku duduk di samping bangsal dan mengusap kepala Malik dengan lembut. Malik menatapku dengan tatapannya yang sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Months - jaesunoo[✔]
Short Story"10 bulan jatuh cinta, 10 bulan kepergiannya." local short story of Kim Sunoo and Lee Jaehee Start : 3 Januari 2021 Finish : 26 Oktober 2021 © binjinpeach -2021