12 - Ament (1)

769 103 27
                                    

12 - Ament

Perjalanan kecil hanya sebatas jarak perbatasan yang ringkas.

Ketujuh pemuda itu berhenti di kala Jimin menghentikan lajunya. Tepat di depan sebuah lapangan luas yang amat sempit, sungguh perumpaan kata yang ambigu namun begitulah yang terjadi.

"Lubang? Maksudmu di sini? "Seokjin bergidik ngeri memperhatikan sekitaran yang amat buruk.

Begitu pula Hoseok yang telah berhimpitan berdiri tepat di samping Taehyung yang juga bertahan dalam posisi menutup hidung.

Suatu hal yang tidak ingin mereka jadikan sebuah kenangan di kala ketujuh pemuda ini benar-benar berada diarea pembuangan akhir dari sampah menyampah Guddest.

"Kau tidak bercanda kan?"

Jimin berbalik begitu Seokjin bersuara dengan netra ngeri yang terfokus pada sekitar, dikala itu pula Jungkook berjalan ke depan menyingkirkan sedikit tubuh Yoongi yang menghalanginya.

Jika pemuda pucat itu ialah tipe pengguna api pemarah maka Jungkook akan menghadapi lawan yang sepadan, namun Yoongi memilih untuk mengabaikan.

"Tempat yang kotor seperti ini kau anggap jalur untuk keluar menuju Ament?" sarkas Jungkook, dia menoleh pada Jimin yang hanya menatapnya datar sebelum pemuda Park itu mengalihkan wajah pada Seokjin.

Senyuman terpancar diwajahnya disertai suara halus "Iya hyung. Aku tak bercanda. Di sini memang jalan utamanya"

Lalu netranya bergulir, berhenti pada tubuh Taehyung dengan fokus yang menghadap sekitar.

Taehyung terlihat biasa saja, namun ia juga menunjukkan keterkejutan dari ekspresi yang polos. Dengan jepitan jemari pada hidung bengirnya.

Tanpa sadar Jimin tersenyum, raut Taehyung mengingatkannya pada Raja Choi II yang saat ini masih terbaring lemah.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan setelah ini" kali ini Namjoon bersuara, dia sangat terpaku pada sekitaran yang sungguh di luar ekspektasinya.

Membayangkan berada di tengah sampah yang terbuang tak pernah ia pikirkan, namun tak buruk juga untuk bernostalgia dengan barang lama walau dengan kondisi yang tak bisa digunakan.

Bahkan ia melihat beberapa buku sejarah orde lama yang tergeletak tak beraturan di ujung sana.

Sebelum Jimin sempat membalas kalimat itu, Yoongi lebih dulu melangkah membuat semua atensi terfokus pada tubuh kurus kuatnya.

Berjalan menengahi mereka hingga berhenti di depan kumpulan sampah menjulang ke semua sisi.

Yoongi mengeluarkan tabung api dari saku mantelnya, melemparnya tepat di sebelah kaki terpijak.

Menimbulkan bunyi prang yang nyaring disertai tabung kaca itu pecah berhamburan.

Dan sudah jelas, api kecil di dalamnya ikut keluar dan menghilang begitu saja jikalau Yoongi tak segera memainkan gerak jemarinya.

Membuat api kecil itu membesar terkendali,  membentuk sebuah lonjongan api yang amat panas sebelum dihaturkannya dalam bentuk dorongan pada pandangan di depan.

Bbrrrkk

Api bertabrakan langsung dengan sampah di depan mereka, membuat sebuah jalur pembakaran yang lurus.

Mempermudah mereka semua untuk sekedar berjalan kaki tanpa perlu naik ke sampah kanan dan kiri.

Yoongi berhasil membuat Seokjin dan Hoseok berdecak heboh tak karuan. Dan kali ini Taehyung berani tersenyum dengan cerah.

The User Element (About judgment) Discontinued Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang