16 - Perbatasan

630 95 17
                                    

16 - Perbatasan

Erot terkekeh menatap ketujuh pemuda yang sedang duduk di depannya saat ini. Raut meminta penjelasan itu sangat kentara sekali di wajah-wajah remaja labil yang akan menjadi muridnya nanti.

Tadi pagi sekali, kediaman utama Pedon dibuat ribut karena ulah tujuh remaja itu. Mereka datang beramai-ramai meminta penjelasan atas perubahannya warna rambut mereka.

Apa itu masuk akal?

Masuk akal di sini bukan dalam artian itu mustahil atau tidak benar. Tetapi maksudnya adalah, apa itu masuk akal?

Ketika tujuh pemuda yang memegang kendali elemen bertanya hal yang sangat wajar terjadi pada diri mereka.

Bahkan Erot sampai tertawa ketika Hoseok datang dengan wajah serius mempertanyakan hal yang baru saja mereka alami.

"Berhentilah menunjukkan ekspresi seperti itu paman, kami butuh penjelasan" Yoongi mulai buka suara, sungguh ia sangat serius sekarang.

Erot menggelengkan kepalanya seraya terkekeh. "Kalian sama sekali tidak tahu? Bahwa rambut kalian akan menyesuaikan warna pada elemen yang ada di dalam diri kalian masing-masing." Jelasnya.

Jimin mengernyit, kenapa ia tidak tahu akan hal itu? Padahal selama ini ia sangat sering mempelajari tentang kekuatan elemen.

"Tapi, perubahan itu akan muncul saat kalian berada di tahap dua atau tiga dalam pengendalian elemen" lanjut Erot, kini ia mulai serius menatap satu per satu tujuh pemuda di depannya.

Seokjin mendesah panjang. "Pantas saja kita tidak pernah mengalami dan mengetahui itu, karena selama ini Guddest tidak pernah mengizinkan untuk menggunakan kekuatan di luar dari tahap satu"

Namjoon mengangguk. "Aku baru menyadarinya, tapi-- kenapa rambut kami berubah sekarang?"

"Itu karena kalian mulai menerima jati diri kalian masing-masing" jawab Erot.

Mereka semua mengangguk paham dengan penjelasan yang diberikan Erot. Setelahnya hening beberapa saat, sebelum Jimin mulai memecahkan keheningan itu. "Paman, kami akan melanjutkan perjalanan pagi ini"

Erot mengernyit seraya mengedarkan pandangannya pada keenam pemuda lain. "Kau yakin? Bagaimana dengan teman-temanmu?"

"Kami sudah merasa baik paman," jawab Seokjin dengan senyumnya.

"Lalu? Kalian akam kemana setelah ini?"

"Ventus, wilayah klan angin untuk meningkatkan kekuatan Seokjin hyung, kemudian menuju Ignis dan terakhir Aquadest." Terang Jimin. "Sesuai saran paman kemarin, kami akan melakukan latihan di wilayah terpisah." Lanjutnya.

Erot menepuk pundak Jimin bangga, tidak salah Guddest mempercayakan mereka untuk menemukan bayi buron dan menyelesaikan perang dingin ini. Ia yakin, suatu saat nanti dunia liar Ament dan Guddest akan bersatu tanpa dinding pembatas lagi.

"Baiklah, mari kita sarapan sebelum aku akan mengantar kalian ke perbatasan" ujar Erot.

Hoseok lebih dulu keluar dari ruangan itu bersama Taehyung dan Seokjin, sedangkan Yoongi, Jimin, Dan Namjoon menyusul.

Namun Jungkook masih berada di posisinya seraya menatap Erot dengan raut yang sulit untuk dibaca.

"Ada yang ingin kau sampaikan?" Erot berujar begitu menyadari bahwa salah satu dari ketujuh pemuda itu masih diam di posisinya.

Diam dalam waktu yang tak lama namun juga tak singkat.

"Paman, apa warna mata para pemegang elemen air?"

The User Element (About judgment) Discontinued Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang