39 - Anak Panah Pedon

514 40 8
                                    

39 - Anak Panah Pedon

Hari itu siang terik. Pantulan cahaya mentari memancar bak sinar api yang sengaja diarahkan.

Awalnya kedua orang Guddest itu tak berhenti membiarkan jantungnya berpacu lebih cepat, namun selang beberapa bulan berada di klan air membuat keduanya menjadi terbiasa, ralat—membiasakan diri.

Namun sebanyak apapun kegiatan membiasakan diri itu dilakukan, satu-satunya hal yang gagal adalah bagaimana penemuan tentang anak panah yang berasal dari wilayah klan Pedon.

Anak panah itu tertancap kuat di tanah lembab yang dikelilingi oleh pepohonan jangkung yang selalu tampak subur.

Sebuah ukiran dengan corak asing, dari panah kayu yang kuat, ujung luncip sebagai besi timah yang panas namun sudah mendingin akibat melewati lautan hingga sampai ke permukaan tanah lembab Aquadest.

Yang mengartikan bahwa, begitu kuat tarikan busur yang dilakukan orang tersebut hingga menembus batas pagar yang dibuat langsung dari tangan Witr. Pimpinan wilayah ini.

Segera saat keduanya bermitling pikiran yang sama, Taehyung dan Jimin hanya perlu saling menatap selama beberapa detik untuk mengaplikasikan pendapat mereka.

Berniat untuk segera melapor bahwa ada yang tak beres dari kedatangan anak panah ini. Atau jika boleh disimpulkan, mereka akan bertanya, apakah kita diserang?

Namun pada langkah ke tujuh yang entah seberapa lucunya malah disatukan dari bait tapakan yang sama, keduanya berhenti, menoleh satu sama lain dan kembali berbalik untuk menuju dimana anak panah itu berada.

Taehyung menggeleng, "Tidak bisa. Namjoon hyung," jedanya.

Jimin mengangguk, "Hoseok hyung juga. Mereka akan terkena masalah."

Perang batin pun terjadi, Taehyung harus menubrukkan kepalanya pada pohon dengan ukuran standar yang menyebar ke suluruh wilayah Aquedest agar otaknya menyerukan solusi yang pas.

Jimin pun tak kalah berusaha, dia mengigiti perlahan tangannya agar otaknya berjalan sesuai yang dibutuhkan. Adalah tindakan yang aneh karena keduanya tak pernah berada dalam ambang kebingungan yang sama.

Dan pada akhirnya perang batin itu tidak kunjung mendapatkan hasil yang memuaskan dikala yang mereka lakukan selanjutnya adalah mengais tanah, menggunakan tangan tanpa bantuan seperti skop yang dapat ditemukan dengan mudah di Guddest.

Aquadest tak memilikinya dan mereka tak memerlukan itu semua untuk menanam pohon yang sudah ada, atau mengeruk tanah sebagai pertanian karena lahan pun mereka tak punya.

Kerukan pada tanah berhasil membuat semacam lobang lonjong, dan segera menaruh anak panah di dalamnya. Mengubur dengan apik dari berbagai sisi yang dipindah-pindahkan, keduanya menjadi lebih bingung dan cemas. Mereka bertindak seperti seorang pengkhianat, namun jika tidak dilakukan makan hal buruk akan terjadi pada Namjoon dan Hoseok.

"Cepatlah!" seru Taehyung, membuat Jimin mengangguk ragu yang cepat.

Keduanya mengais kembali untuk menjatuhkan pasir-pasir pada lubang tanah dan menutupin anak panah itu.

Namun kini, panah yang sama datang.

Menancap di beberapa tempat yang sulit untuk mereka lihat jika keduanya tak mencari. Dan lebih dari satu.

Jimin yang pertama, dan Taehyung harus pergi lebih dulu karena dia mendapat panggilan untuk melapor tentang perkembangan pelatihannya. Berusaha bersikap biasa saja walau keduanya tidak pandai berlakon. Taehyung berjuang mati-matian agar wajahnya tidak menunjukkan rasa cemas yang membuat orang-orang curiga, apalagi Witr yang tampaknya mencoba mengulik apa yang Taehyung sembunyikan dari pertanyaan-pertanyaan singkat itu.

Saat membahas si gila, semua sepakat bahwa makhluk itu tak memiliki apapun lagi yang tertinggal pada diri Taehyung.

Jika pun ada, Witr sudah menyiapkan penyangkal yang membuat sosok itu tak mampu mengambil alih pertahanan dan kesadaran Taehyung.

Dan beberapa hari kemudian, bertepatan setelah mereka mendapat balasan dari seseorang bernama Soobin dari klan Ignis. Keduanya bergegas pergi, ke tempat anak panah itu berada.

Mengambil jalan pintas yang sulit untuk diikuti semua orang walaupun itu tindakan sia-sia. Kalaupun aksi kejar-kejaran tanpa pengejar itu ketahuan, maka Witr yang paling maju selangkah untuk mengetahuinya.

Dengan cemas dan rasa gundah yang sudah menggapai bulir keringat, Taehyung berlari sekuat tenaga, menyusul Jimin yang lebih tahu tempat dia menyembunyikannya.

Semak terlewati, tangan Taehyung harus mengacak sesuatu di depannya yang menghalangi. Larian laju yang membawa bengis nafas, Taehyung menelan salivanya cepat karena dia begitu penat.

Namun rasa tercekat itu datang secara tiba-tiba, Taehyung bahkan tak paham apa yang terjadi di depannya hingga semak terakhir disingkirkan.

Membiarkan Jimin membatu lebih dulu, dan Taehyung harus menggeser tubuh itu untuk melihat.

Sekumpulan dari klan, manusia pengendali air dengan kesiagaan yang lebih siap dari pada yang pernah mereka lihat saat Guddest memperkenalkan tentara air mereka.

Pakaian kebiruan dengan simbol lekat pada sisi molek tubuh, geratan tangan kuat pada tombak besar yang berada di sisi tangan kanan, kaki berselimut aliran air yang entah mengapa terasa kencang dan kuat.

Para pengendali yang Taehyung kenali sebagai pedagang, peternak hingga penanam sayuran yang datang selama satu bulan sekali untuk mengisi pemasokan memiliki aura yang sama sekali bertolak belakang.

Seharusnya Taehyung tahu, bahwa sebagaimana pun keramahan yang dia dapatkan.

Para pengendali ini lebih dari hanya penduduk, melainkan pasukan siap tempur yang selalu siaga jika Witr menyerukan peperangan.

"Tu-tunggu–" nafas Taehyung tercekat. Dengan mata telanjang, dia melihat sosok Witr yang paling marah diantara kemarahan yang didapatinya dari semua orang.

Namun, menilik dari ekspresi itu. Witr tak memiliki apapun yang harus dikatakannya.

Saat Taehyung sadari, pergerakan datang dari Jimin. Pemuda itu melangkah lebih dekat ke pasukan berjumlah yang tak dapat dihitung seberapa banyak mereka bersusun di belakang sana.

Hingga Jimin berbalik, menatap lekat Taehyung dengan raut basah akan air mata.

"Sebuah rahasia kerajaan. Panah menyimbolkan bahwa serangan dimulai." ucap Jimin dengan derai air mata, tanpa diminta seolah mengatakan pada Taehyung bahwa apapun yang menimpa mereka ke depannya itu sudah memiliki konsekuensi yang harus dibayar.

Air mata Taehyung mengalir cuma-cuma, Yeonjun yang berada di barisan ketiga, menatapnya dengan tampang sayu. Pemuda itu agaknya memahami perasaan Taehyung, namun Taehyung harus sadar, bahwa wilayah klan khusus sangat berbeda dari sebuah negara kerajaan seperti Guddest. 

Mereka tidak menyatu, tidak saling mengganggu, tidak bertegur sapa, dan tidak peduli akan kepemilikan rekan utama satu sama lain.

Setiap penduduk wilayah klan wajib membela tanah tempat tinggal, jika anak panah ini mengartikan salam perang dari Pedon. Maka Aquadest akan keluar dari bayangan air mereka yang selama ini menjadi tempat perlindungan dan rasa damai.

Walau Erot dan Witr dulunya adalah teman, jika Erot memilih bermusuhan maka Witr tak akan menolak untuk menjatuhkan mereka.

"Jimin tidak." Taehyung menggeleng di sela tangisnya, "Kau tidak, ini bukan caranya. Kita akan menunggu."

Jimin menatap Taehyung, "Ini perjanjian, Tae. Kita berjanji untuk setia pada Aquadest saat langkah pertama kita diterima mereka. Guddest tidak akan jatuh, kita hanya perlu membela klan ini, saat ini."

"Namjoon hyung, H-hoseok hyung. Mereka akan-"

Jimin menggeleng dengan senyum pahit, "Mereka lebih tahu apa yang sudah mereka perbuat."


tbc


24.04.22



Maaf banget lama, maaf banget dikit, aku ng bug fantasi..

Doakan aku.

Maaaf juga typoooo T-T

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The User Element (About judgment) Discontinued Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang