04 - Ketidaksadaran

1K 112 12
                                    

04 - Ketidaksadaran

Janji yang membawa kebimbangan dalam hati, ingin dirasa merengkuh sang surya namun naas ketika hidup hanyalah sebatas lembab yang berdiam di tempat. Akankah seutas tali penghubung merangkai kata indah untuk sang alam, ataukah sepotong gunting yang akan memutuskan semuanya.

Hanya menunggu dikala mereka belajar untuk menguasai diri hingga dirinya akan bangkit untuk menetralkan kesalahan.

*******

"Hoooaaaam" Taehyung menguap lebar, malam yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehangatan membuatnya masih bergelung dalam selimut tebal. Tak ada yang tau apakah yang tengah ia pikirkan namun kegelisahan pada tidurnya menyatakan diri untuk memberontak.

Keramaian yang kaku di tengah kota damai menjadikan sebuah tempat maksiat sebagai keajaiban untuk merayakan kemenangan. 7 pemuda yang menerima uluran tangan langsung dari sang Raja tengah berpesta pora membanggakan diri.

Di sana Park Jimin ikut andil bersenda gurau dengan canda tawa yang jelas tidak ia mengerti namun beberapa kali ia mencoba membiasakan diri agar tak terlalu tertinggal.

Namun perhatiaannya terpotong di kala mendapati Yoongi duduk diam di pojok kanannya tanpa minat bergabung atau sekedar untuk membagikan sebuah nasihat.

Pemuda bereyesmile itu beranjak, menghampiri Yoongi yang masih saja memejamkan matanya dengan dua tangan yang bersitegap di depan dada hingga sebuah ketukan pada meja membuat dirinya terbangun dari aksi tidur yang singkat itu.

"Park Jimin" Jimin mengulurkan tangan seolah mereka hanyalah sebatas orang asing yang ingin berkenalan.

Yoongi pun tak berminat untuk menolak namun tangannya terlalu malas untuk menerima uluran Jimini "Min Yoongi" Balasnya datar, kembali menutup matanya hendak melanjutkan tidur.

Namun perhatian itu membuat Jimin tersenyum, entah kenapa keramaian di seberang sana tidak sebanding dengan sikap acuh Yoongi yang malah membawanya untuk duduk di depan si pucat bersih.

"Kau tidak minum?" tanya Jimin, kakinya tertarik bersila di atas sofa yang empuk. Membuat netra tertutup Yoongi kembali terbuka seraya berucap malas.

"Dan membuat tubuhku memanas, aku akan membakar diriku sendiri nantinya"

Sebuah tarikan muncul di sudut bibir Jimin, menampilkan sedikit gigi putih rapinya dengan sepotong kalimat menyambung pembicaraan.

"Wah. Kau pengendali api. Sama seperti si Jeon itu" jemari mungil Jimin menunjuk ke arah Jungkook yang terlihat sangat menikmati pesta.

Yoongi melirik, ia hanya menghela nafas dan bersandar disofa "Tak ada yang patut dibanggakan, lagi pula menangkap bayi adalah hal mudah. Tidak perlu mengeluarkan banyak kekuatan"

Mendengar kalimat panjang yang diutarakan Yoongi, dengan antusias Jimin kembali melayangkan pendapatnya. "Kau tau, bayi tidak akan selalu menjadi sekecil bayi. Dia akan menjadi anak-anak, remaja, hingga dewasa. Mungkin seumuran kita"

Yoongi terdiam, walau raut wajahnya tak menunjukkan rasa kaget tapi dirinya sedikit tersentak baru menyadari fakta biasa yang seharusnya ia sadari lebih awal.

"Kau benar"

"Dan kurasa orang itu akan hebat, kita tidak tau apa elemen dasarnya namun memiliki roh elemen dalam tubuh benar-benar suatu hal yang luar biasa. Dia setara dengan penguasa"

Yoongi mengernyit, ada info baru yang tidak ia ketahui dari pemuda Park ini.

"Penguasa?" ucapnya memastikan, sedang Jimin mengangguk sebagai jawaban.

The User Element (About judgment) Discontinued Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang