24 - Berpisah Lagi

364 62 4
                                    

24 - Berpisah lagi

"Aku hanya mengundang pengendali elemen angin, keluargaku. Tidak untuk yang lain"

Rungu yang sehat itu mendengar dengan jelas apa yang diungkapkan seseorang yang jauh berdiri di depannya, dan bukan sesuatu yang diinginkan Seokjin untuk dia dengar.

Waktu itu ada kebanggaan tersendiri dalam dirinya begitu namanya disebutkan, walau sebagian yang dimaksud hanya bersifat kecil.

Seokjin pikir dia akan melaksanakan semua yang tertera di dalam tugasnya dengan baik lalu akan menghasilkan hasil sesuai prediksi. Namun salah, Ament bukan tempat kecil yang bisa ia jelajahi dengan matanya.

Mana kala penolakan yang mendorong penuh teman-temannya untuk ikut masuk ke daerah Ventus membuatnya mengalami dilema yang berat.

Memilih melawan daerah pemukiman resminya atau memberikan perlindungan demi memperjuangan para teman-temannya untuk melewati gerbang dari pada pemukiman besar penduduk Ventus, Seokjin menjadi diam tak berkutik.

Senyum wajah dari seseorang yang menyebut dirinya sebagai penjaga pintu membuat tubuhnya sulit untuk digerakkan.

Bukan karena dia disihir, namun ada sesuatu yang membuatnya harus patuh.

Layaknya prajurit.

"Hyung." di sisi belakang, Taehyung telah berdiri, memanggil Seokjin dengan suara yang jelas. Seolah dia sengaja menunjukkan bahwa tak ada yang salah di sini.

Mungkin Taehyung yang berjuang mati-matian untuk membuat dirinya bugar, bukan berarti itu tak baik. Tapi melihatnya membuat Seokjin sakit karena di situasi ini dia malah tidak berkutik.

Jungkook pun sama, walau begitu wajahnya menunjukkan pemberontakan. Dia marah, dan Seokjin butuh waktu untuk sadar akan kemarahan Jungkook menjadi api bara yang siap menghancurkan.

Tapi dia pun juga tau bahwa di kondisi seperti ini, Jungkook tak akan bisa berbuat lebih jauh dibanding dengan gelombang api yang dia usahakan satu kali. Terbang darurat dan akan membakar seperempat dari tanah yang sejuk ini, tidak- tapi mencairkan.

Agaknya selama beberapa detik seokjin membiarkan tubuhnya tak memiliki pergerakan, ada semacam diskusi yang dilakukan teman-temannya di belakang.

"Kami bisa pergi segera. "

"Tidak-" Seokjin berusaha mencegah. Dia berpikir cepat bahwa masih ada cara untuk mereka juga masuk.

Mungkin meminta kepada penjaga Ventus itu dengan kalimat yang sopan dan baik, mengutarakan secara jelas bahwa dia ingin teman-temannya dijamu karena mereka sudah melewati perjalanan yang jauh dan sulit.

Tidak menginap pun tak apa, peristirahatan hingga sebelum matahari terbenam akan sangat membantu.

"Hyung. Kita harus cepat." Taehyung menyanggah, sulit baginya untuk tetap menunjukkan kesehatannya dikondisi hawa dingin menusuk. Namun bukan berarti dia tidak bisa menahannya.

Semacam emosi yang bersangkut, membentuk suatu suara yang tidak didengar. Namun benak dan hatinya merasa paham, bahwa ungkapan Taehyung memiliki kebaikan untuk semua orang.

Dari pada membiarkan waktu berlalu tanpa ada guna, Taehyung segera membantu Jimin beranjak. Ia menepuk bagian-bagian kotor yang mengenai pakaian pemuda Park itu.

Ringisan dapat dia dengar kala pergerakannya terlalu cepat dan tidak hati hati, tapi Jimin tidak memprotes dengan apapun yang keluar dari mulutnya.

Berucap terima kasih. Agaknya dia menjadi pendiam, merasa bahwa saat ini dia hanya ingin menjadi pengamat saja.

Tapi perhatiannya tetap menjadi nomor satu, Jimin pastikan dia tau bahwa Seokjin ingin bersama mereka, Jungkook yang marah, Yoongi hyung yang kesakitan tapi dia diam saja.

The User Element (About judgment) Discontinued Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang