15 - Jalan

649 95 12
                                    

15 - Jalan

Tugas matahari kini digantikan oleh sang rembulan.

Pemandangan indah wilayah Pedon pun digantikan dengan suasana gelapnya malam.

Suara-suara dari serangga tidak luput masuk ke rungu para orang-orang pilihan.

Dinginnya angin malam pun turut menambah kesan dari suasana damai di pedesaan Pedon.

Saat semua orang berkelana di alam mimpi, tujuh orang remaja tengah berkutat dengan pikiran masing-masing.

Kantuk seperti enggan datang menghampiri mereka. Hanya duduk membentuk lingkaran dengan penerangan api kecil seadanya yang diletakkan di tengah.

"Jadi?" suara Namjoon memecah keheningan. "Kita harus berpisah?"

Jimin menoleh pada pemuda cerdas itu, lalu mengangguk. "Tidak ada lagi pilihan bukan? Waktu kita tidak banyak, para Fraksi Hitam juga mulai beraksi"

"Apa yang harus ditakutkan. Mereka tak terlalu hebat" sanggah Jungkook.

"Kau meremehkan orang yang ahli dalam penggabungan elemen. Ibaratkan saja bahwa mereka lebih buruk dari iblis neraka" ujar Yoongi mendelik.

Taehyung sedikit menegang mendengarnya, jujur ia menjadi takut.

"Dan kurasa dengan keberadaan kita semua di sini bisa-bisa memancing mereka untuk menyerang wilayah Pedon" tambah Yoongi.

Seokjin membenarkan dalam diam, mereka sudah sangat merepotkan selama di sini.

Belum lagi Hoseok dan Namjoon membutuhkan waktu cukup lama untuk melatih kekuatan mereka.

Sangat membuang waktu jika mereka harus menunggu Hoseok dan Namjoon hingga menyelesaikan latihan dan pergi bersama untuk menerima pelatihan bagi pengendali elemen lainnya.

Jadi rencana selanjutnya mereka berlima akan pergi ke wilayah lain untuk menemui para Wakil Roh.

Hanya fokus untuk meningkatkan kemampuan. Dan akan sangat menguntungkan jika mereka mendapatkan informasi tentang Bayi Buron dan Fraksi Hitam.

"Kapan kalian akan berangkat?" tanya Hoseok.

"Besok"

"Kau yakin Jim? Seokjin hyung dan Taehyung bahkan baru saja menerima masa pemulihan di sini" sahut Hoseok tak setuju.

Jimin mendelik, memandang lekat hyung keempatnya itu "Lalu kapan kami akan berangkat? Besok adalah waktu yang tepat. Di sini kami mengandalkan kedua kaki, bukan karpet terbang"

Jungkook rasanya ingin tertawa lepas, tapi sekarang mereka sedang dalam mode serius, apa lagi wajah Yoongi yang memang datar bertambah datar lagi malam ini.

"Emh, Jimin benar hyung, sebaiknya besok kami mulai melanjutkan perjalanan" tambah Taehyung yang diangguki Seokjin.

"Lagi pula aku tidak sabar ingin melatih kekuatanku" antusiasnya.

Mungkin serangan Fraksi Hitam saat di hutan masih membekas di lubuk hati terdalam.

"Jadi, besok kita akan kemana?" Jungkook mengajukan pertanyaan.

"Ventus"

Seokjin melotot. "Wah, membalasan dendamku sudah di depan mata "

"Setelah itu kita akan menuju Ignis, dan terakhir Aquadest" sambung Jimin.

Mereka mengangguk paham, kemudian kembali saling diam dalam pikiran masing-masing. Lagi. Membuat Jimin jengah.

"Sampai kapan kalian akan melamun?" pertanyaan yang ditujukan pada semua orang di depannya.

The User Element (About judgment) Discontinued Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang