Wabur

6.6K 1.2K 443
                                    

/Wa•Bur/ ; dalam Bahasa Papua memiliki arti Pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


/Wa•Bur/ ; dalam Bahasa Papua memiliki arti Pulang.
.
.
.






Tepat saat sinar matahari meredup dan diganti oleh gelapnya malam, Winter turun dari motor Bomin dengan senyum sumringahnya. Senyuman yang akhir-akhir ini terasa hidup, membuat kadar kecantikan Winter semakin bertambah.

"Makasih," ujar Winter pelan. Pemuda berjaket denim dihadapannya malah terperangah. Terkadang perubahan sikap Winter yang sangat signifikan membuat Bomin heran sendiri, tetapi dirinya merasa bersyukur jika Winter telah berubah. "Sama-sama, gimana perasaanmu saat ini?"

Winter mengernyit, jarang sekali Bomin menanyakan hal seperti ini. Walaupun heran, Winter tersenyum tipis sambil mengatakan, "Not bad, perasaanku gak pernah sebagus sekarang."

"Aku suka perubahan kamu, Win. Buat kedepannya, jangan pernah takut lagi buat bergaul, ya?"

Bahu Winter terasa lebih ringan dari biasanya, gadis itu mengangguk samar mengiyakan perkataan Bomin. Dirinya kembali tersenyum mengingat kejadian beberapa menit yang lalu saat dirinya tengah berkumpul di salah satu rumah temannya untuk merayakan hari ulang tahun. Tadinya Winter sangat malas ketika diajak Bomin untuk hadir pada acara itu, lagi-lagi perasaan takut diabaikan membuat Winter menolak ajakan sahabat kecilnya.

Tetapi berkat Bomin yang terus memaksa membuat Winter luluh, dan siang tadi adalah kali pertama gadis itu datang keacara ulang tahun temannya.

Menebarkan senyum kepada banyak orang yang selalu ia hindari serta bercengkarama dengan orang selain Taeyeon, Hyunjae, Bomin, dan Karina.

Dan ternyata semuanya tidak seburuk yang Winter kira. Benar kata Karina dulu, Winter terlalu menutup mata dengan keadaan sekitar hingga tidak menyadari jika hidupnya dikelilingi oleh orang-orang baik.

Bercengkerama dengan teman-teman sekolahnya ternyata tidak buruk juga... mereka masih mempunyai sisi mengasyikkan dan lucu.

Ah, Winter jadi rindu dengan Karina. Sejak siang tadi ia tidak membuka ponselnya. Dan gadis relawan itu tidak memberi kabar lebih lanjut tentang kepulangannya. Membayangkan tentang pertemuan antara dirinya dengan Karina membuat kedua pipi Winter merona seketika, dirinya benar-benar antusias.

Hingga gadis berjumpsuit warna pastel itu melupakan kehadiran Bomin di sisinya. Pemuda tampan itu masih setia pada posisi semula, netranya menatap Winter lekat.

"Win, bersifat individual itu penting. Tapi kamu juga perlu terbuka sama hal-hal baru yang sedang terjadi di sekitar kamu."

Helaian kelam Bomin bergoyang tertiup angin, sama dengan anakan rambut Winter yang tampak sedikit berantakan. Membuat tangan Bomin terangkat menyelipkannya ke belakang telinga Winter. Lagi-lagi pemuda itu tersenyum manis.

Quora [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang