Soca

6.7K 941 262
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



/So•Ca/ ; Dalam Bahasa Jawa Krama Inggil memiliki arti Mata.
.
.
.















Saat hujan turun, Karina tidak akan mengeluh. Karena ia tahu, gadisnya adalah seorang pluviophile; pecinta hujan. Walaupun jalanan akan terasa halai-balai, kehadiran sosok gadis berambut pirang itu berhasil menyalurkan impresi harsa di dalam hatinya.


















Siang di hari Jumat kali ini terlihat agak mendung, awan kelabu seperti tidak memberi celah sedikitpun untuk membiarkan sinar matahari memancarkan cahayanya. Cuacanya juga sedikit dingin karena di luar angin bertiup agak kencang, semesta seperti sedang memberi tanda kepada manusia jika sebentar lagi akan turun hujan.

Karina, dengan wajah tanpa ekspresi tampak sibuk dengan beberapa baju yang tengah ia masukkan ke dalam koper berukuran sedang, jemarinya tampak lihai melipat benda berbahan dasar kain itu lalu dimasukkannya kedalam koper dengan rapi.

Jumat, ya? Dan besok adalah hari Sabtu, waktunya Karina pulang ke Papua.

Sedih? Tidak! Untuk apa Karina harus bersedih? Kebahagiannya masih mengantri panjang untuk menyambut kedatangannya setelah dua minggu pergi, siapa lagi kalau bukan anak-anak desa Simsagar?

Wajah tanpa ekspresinya itu perlahan memperlihatkan rona ceria, gadis yang hari ini menguncir kuda rambutnya itu menutup koper dengan perlahan. Lalu berdiri dan melangkah keluar rumah menuju pendopo, senyuman manisnya terukir saat melihat figur ayahnya yang tengah mengelap mobil di halaman rumah. Ah, Karina merasa jika saat ini dirinya tengah menjelajah waktu. Seperti kembali pulang pada masa lalu, tetapi yang jadi pembeda; kini rumahnya hanya ada dirinya, Yunho, dan sang nenek. Tidak ada Tiffany.

"Pa, mobilnya udah bersih, tuh! Mau Rina bikinin kopi?" Yunho langsung menoleh kearah anak semata wayangnya, wajah yang mulai keriput itu masih terlihat tegas. Senyum penuh wibawa terukir, laki-laki paruh baya itu berjalan kearah Karina.

"Gak usah, Rin. Papa gak haus, prepare-nya udah selesai? Besok berangkat pagi, kan?" Tanyanya sembari mendudukkan diri di kursi rotan yang terletak tak jauh dari tempat Karina berdiri.

"Udah semua, kok. Dan iya, besok Rina berangkat sekitar jam tujuh pagi." Jawab Karina mengikuti sang ayah, duduk di atas kursi rotan yang masih belum terisi. Kepalanya ia tolehkan kearah Yunho yang tampak terdiam, "sore ini Karina mau ke rumah Winter, Pa. Mau ijin ke tante Taeyeon sama Winter buat besok."

Secara otomatis kepala Yunho mengangguk paham, pria berkumis tipis itu melirik anaknya. Hembusan napas beratnya ia keluarkan, "Rina... lakuin semua kebaikan dengan ikhlas, ya? Jaga kesehatan, pola makan juga dijaga, kalau kamu butuh apa-apa, segera hubungi Papa. Di Simsagar, Papa gak akan bisa mantau kamu secara langsung. Tapi kamu harus yakin, disini; Papa selalu berdoa sama Tuhan biar jaga kamu disana."

Quora [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang