Tafiaro

8.6K 1.1K 266
                                        

/Ta•fi•a•ro/ ; serapan dari bahasa Manado, tetapi sering dipakai oleh penduduk Papua yang memiliki arti jalan-jalan tanpa tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


/Ta•fi•a•ro/ ; serapan dari bahasa Manado, tetapi sering dipakai oleh penduduk Papua yang memiliki arti jalan-jalan tanpa tujuan.

.
.
.

Suara pintu mobil yang ditutup dengan keras menjadi hal yang membuat Winter berdebar, dengan bola mata yang bergerak resah; dirinya tidak berani menatap kearah seseorang yang terduduk di kursi pengemudi. Gadis mungil itu hanya bisa meremas jemarinya gugup, tanpa sadar jika Karina memperhatikan seluruh gerak geriknya.

"Terimakasih, ya. Akhirnya saya berani buat datengin makam Mama tanpa ngerasa takut. Bener kata kamu, saya harusnya melawan rasa takut itu dengan perlahan tapi pasti, bukan malah kabur kayak pengecut." Ucap Karina seraya memakai seatbelt hingga mengeluarkan suara 'klik' yang memuaskan. Mendengar perkataan tulus dari Karina membuat kepala Winter mengangguk dengan spontan, "sama-sama, Kak." Cicitnya.

Tiba-tiba suasana di dalam mobil berwarna abu-abu itu hening. Karina juga sepertinya belum berniat untuk menjalankan mobilnya keluar dari area parkir pemakaman.

"Ada yang mau kakak ceritain sama saya?" Tanya Winter yang sukses membuat Karina menoleh cepat kearahnya. "Cerita apa?" Bukannya menjawab, Karina malah berbalik tanya. Hingga Winter menyerongkan tubuhnya agar dapat memudahkannya menatap mata Karina dengan gugup.

"Tentang Bunda. Ada yang saya lewatin tentang kakak sama Bunda? Saya beneran bingung sama kejadian tadi, seolah-olah kakak udah pernah ketemu sama Bunda saya."

"Sebelum saya kesini, saya udah ngobrol sama tante Taeyeon lewat telepon."

Winter melongo, gadis berambut pirang itu tidak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya dihadapan Karina yang malah terkekeh gemas. "Kapan?" Tanyanya lagi masih dengan wajah terkejut, Karina tersenyum tipis; tidak menyangka jika Winter memang memiliki tingkah lucu yang membuat jantungnya berpacu cepat.

Tak ingin membuat gadis di sampingnya kebingungan, Karina menatap kearah netra amber milik Winter. Lalu menjawab, "kemarin saya nelpon kamu sekitar jam sembilan pagi, tapi bukan kamu yang jawab teleponnya; tapi Mas Hyunjae."

"Mas Hyunjae?!"

Karina mengangguk membenarkan, "iya, saya aja kaget banget. Tapi bukannya matiin sambungan, saya malah ngenalin diri ke dia sebagai pacar kamu."

"H-huh?! T-terus?"

"Setelah itu bukan Mas Hyunjae lagi yang jawab panggilan saya, tapi tante Taeyeon."

Winter menelan ludahnya sendiri mendengar cerita yang mengalir dari bibir mungil Karina. Ia bisa membayangkan bagaimana canggungnya berada di posisi Karina, karena dia sudah pernah mengalaminya dengan ayah Karina.

Quora [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang