Epilog; Roller Coaster

6.9K 913 348
                                    

This part will make you feel like you're riding aroller coaster

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

This part will make you feel like you're riding a
roller coaster

.
.
.

Keinginan untuk datang ke pesta lampion di Watukumpul langsung sirna tatkala hujan tak memberi tanda-tanda akan mereda. Malah sebaliknya, malam ini; hujan turun semakin deras. Alhasil, Karina hanya mengajak Winter untuk berjalan-jalan mengelilingi pemandangan malam kota Pemalang menggunakan mobil volvo 960 milik Karina.

Kedua gadis itu tidak akan membuang waktu kebersamaan terakhir yang tersisa.

Sejujurnya, Karina bingung harus mengajak Winter kemana lagi. Sepertinya semua wisata populer yang berada di tanah kelahirannya ini sudah ia kunjungi bersama Winter. Dan akhirnya, gadis itu memilih menghentikan mobilnya tepat di bawah pohon trambesi rindang yang terdapat sebuah kedai kecil yang mengeluarkan bebauan manis di kecamatan Paduraksa.

Sebuah kedai makanan bubur kacang hijau kecil yang setiap sisi dan atapnya ditutupi dengan terpal berwarna biru tua.

Kalian boleh menyebut kalau Karina pelit atau semacamnya karena seringkali mengajak Winter berkunjung ke suatu tempat yang sangat murah dan jauh dari kesan mahal. Akan tetapi... Karina mempunyai alasan di balik ini semua.

Gadis itu lebih mengedepankan kebersamaan daripada tarif harga. Toh, Winter tidak suka mengunjungi tempat yang ramai dan gadis mungil itu tak pernah protes.

Winter pernah berkata, "Mau kakak ajak saya kemanapun, saya bakal mau. Asalkan perginya sama Kak Karina, gak sama yang lain."

Hal itulah yang membuat Karina melakukan hal seperti ini.

Walaupun keadaan di luar tengah hujan, kedai kecil ini tampak nyaman untuk disinggahi. Ya... walaupun tempatnya tidak mampu menghalau rasa dingin yang tengah mendera kedua gadis tersebut.

Dan disinilah Winter dan Karina, terduduk berhadapan di bawah atap berlapis terpal yang tengah beradu dengan suara hujan. Saling menatap netra satu sama lain, saling membius perasaan menggunakan pesona masing-masing. Tak ada lagi rona kesenduan dari wajah kedua gadis muda ini, hanya ada rona kebahagiaan. Winter dan Karina berjanji untuk fokus pada kebersamaan mereka malam ini.

"Kamu suka bubur kacang hijau, kan?" Kata pertama yang Karina ucapkan setelah berhasil terduduk di hadapan gadisnya.

"Kak Karina suka?"

"Suka banget, dulu saya sering banget beli bubur kacang hijau setelah pulang sekolah. Sudah lama saya gak makan bubur ini, makanya pas lihat ada kedai ini; saya berhenti buat mampir."

Quora [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang