mengunci layar ponselku setelah menutup panggilan suara dengan ten, aku meringis pelan merasakan nyeri perut di hari pertama haid yang belum mereda sedari tadi
meremat bantal di sebelahku, aku merutuki diriku sendiri karena skip memakan sarapan tadi pagi. perutku kosong ditambah nyeri perut bagian bawah. sempurna.
memejamkan mataku sebentar, aku merepalkan doa berharap ten akan segera datang ke apartemenku lebih cepat. karena jujur, rasanya aku ingin pingsan sekarang.
samar - samar aku mendengar pintu apartemenku terbuka. menghembuskan nafas lega, aku segera membuka kedua kelopak mataku ketika mendengar langkah kaki mendekat kearah kamarku.
" ten ", rengekku ketika melihat perawakannya di ambang pintu dengan tas yang masih dia bawa di punggungnya. sepertinya setelah kelas dia langsung menuju kesini.
senyuman tipis terlihat di wajahnya, lantas ten mendekat kearahku dan membawaku ke pelukannya. aku menenggelamkan wajahku di perpotongan lehernya, menghirup parfumnya yang membuatku tenang.
melepas pelukanku, aku terus memperhatikannya melepas jaket yang dia kenakan serta tasnya di atas meja belajarku. menggulung kaus lengan panjangnya sampai sebatas siku, ten berjalan kembali mendekat kearahku.
" masih sakit ? ", tanyanya sembari mengusap kepalaku pelan.
" banget ", balasku sembari menggenggam tangannya yang bebas.
aku melihat kedua matanya menatap ke penjuru isi kamarku. tas ku tergeletak bebas di lantai, map serta buku juga tergeletak di sana, cardigan abu - abuku juga sudah tergeletak naas di atas lantai kamarku yang dingin.
" belum makan ya ? "
aku menggeleng pelan. mengerucutkan bibir ketika ten menghela nafasnya pelan.
" mau kemana ?? ", tanyaku ketika ten hendak melangkah keluar dari kamarku.
" dapur, kamu belum makan kan ? sekalian, kamu ganti baju sana. cuci muka juga, "
" kuat jalan enggak ? kalau enggak aku gen- "
" kUAT kok ! ", potongku cepat dengan suara yang memekik. aku menatap ten dengan tatapan horor dan dia hanya melemparkan senyum miring miliknya yang membuatku seketika merinding.
" udah sana ah "
ucapku dengan suara yang sedikit aku tinggikan. membuat ten menjauh dari area kamarku dengan suara tawa ringan miliknya yang menggema di apartemen ku yang sepi.
dasar. kalau perutku sedang tidak sakit, aku akan memukulnya sekarang juga.
. . .
ten datang dengan secangkir teh di tangannya. menaruh cangkir tersebut di atas nakas di sebelah kiriku. dia beranjak naik keatas kasur merebahkan tubuhnya di sampingku.
aku yang tengah duduk menyandar pada headboard hanya menatapnya sebentar lalu mengembalikan kembali fokusku pada ponselku.
" masih sakit ? ", gumamnya dengan mata yang sudah terpejam.
" sedikit ", balasku seraya mengambil cangkir yang dia letakkan tadi di atas nakasku.
meniup sebentar teh itu, sekiranya sudah sedikit mendingin aku meminum teh itu perlahan, merasakan perutku yang menghangat ketika meminum teh itu.
" mau aku usepin ? "
mengangguk menyetujui ucapannya, sebelum itu aku menaruh cangkir teh milikku di atas nakas dan merubah posisiku menjadi ikut terlentang di sebelahnya dengan tangan kanannya menjadi bantalanku.
tangan kirinya kini tergerak untuk mengusap perut bagian bawahku hati - hati, sembari menatapku dari samping. (paham kan ? jangan nethink :D)
memejamkan mataku perlahan sembari mengatur deru nafasku. aku merubah posisiku menjadi menyamping dan menenggelamkan wajahku di dada milik ten.
sebelum ten mengeluarkan sepatah kata, aku menutup bibirnya terlebih dahulu dengan kecupan singkat dan kembali ke posisi tadi, serta menuntun tangan kirinya tadi bergantian menjadi mengusap punggungku.
aku bisa merasakan bibirnya mengecup keningku sebentar lalu dia juga mengikutiku menuju alam mimpi.
" sleep tight ".
. . .
( jalan sendiri atau mau aku gendong ? )
udahlah, gara - gara ten mtk jadi gak menarik :D aku nakal banget seriusan. ikut meet mtk tapi menjelajah wattpad hehe.have a nice day ♡︎!
mas pacaran kuy !
KAMU SEDANG MEMBACA
sugar ; NCT
Fanfictionft. nct wayv oneshot/imagine "berimajinasi bersama NCT" © ddeojun, 2020