𝗐 𝗂 𝗇 𝗐 𝗂 𝗇

3.1K 354 16
                                    

" mama sebentar doang kok, tolong jagain nako sama . . sicheng ya "

aku tertawa kecil mendengar pesan mama barusan. beliau hendak pergi bersama saudarinya menjenguk salah satu keluarga dari winwin di rumah sakit. aku dipanggil oleh mama karena ada nako, putri kecil dari sepupu winwin alias keponakannya.

kalau hanya winwin di rumah sendirian, mama tidak masalah. hanya saja di rumah ada bayi kecil si nako. jelas mama takut kalau nako rewel ketika hanya ada winwin di rumah. pacarku itu tidak seberapa pintar dalam hal mengurus anak kecil.

menutup pintu utama setelah mengantar mama ke depan, aku segera melangkah mendekat kearah winwin yang tengah bersantai di sofa ruang keluarga. nako ada di kamar winwin, sedang tidur. haha kamarnya sudah di ambil alih.

" nggak mau main sama nako ? "

tanyaku membuka pembicaraan ketika duduk di sebelahnya.

winwin menggeleng di sebelahku. bibirnya tiba - tiba sedikit ia majukan lalu kapalanya disandarkan pada pundak sebelah kiriku dengan atensinya yang masih fokus kearah televisi di depannya.

" dih manja "

cibirku sambil mendorong tubuhnya menjauh dariku. winwin hanya menggerutu kesal dan kemudian bergeser sedikit jauh duduknya dariku.

" kesel banget tau gak. hari ini kan niatnya mau jalan malah nggak jadi disuruh jaga nako. padahal kan bisa di titipin nenek dari ayahnya "

sekarang aku tau kenapa winwin tiba - tiba manja seperti ini. belakangan ini aku dan winwin jarang bertemu, hanya mengandalkan aplikasi saja untuk melepas rindu satu sama lain. ketika ada kesempatan bertemu ada saja kendala di tengah jalan.

tetapi untuk sekarang menurutku ini bukam kendala. ayolah menjaga anak kecil itu menyenangkan.

" aku mau keatas liat nako, ikut nggak ? ", tanyaku beranjak berdiri dari atas sofa ruang tengah.

dari ekor mataku, aku bisa melihat winwin mengangguk kecil. segera aku melangkahkan tungkai ku menuju tangga yang menghubungkan lantai dasar dengan lantai atas yang isinya sebagian besar diisi oleh kamar.

tanganku tergerak untuk mendorong pintu berwarna coklat tua itu yang sengaja tidak di tutup sempurna. pemandangan pertama yang aku lihat adalah nako yang tengah bermain sendiri dengan boneka miliknya.

" nakooo "

pekikku riang namun tidak begitu keras membuat nako mengalihkan atensinya dari boneka kesayangannya menjadi kearahku.

tawa kencang khas anak kecil terdengar begitu jelas di kamar luas milik winwin ini. buru - buru aku menghampiri nako di atas kasur sana dan meninggalkan winwin yang baru saja sampai di ambang pintu.

" kok dia ketawa sama kamu sih ?! "

di ambang pintu sana, winwin berucap dengan suara yang ditinggikan.

" sicheng ! jangan keras - keras nako bisa na-"

belum saja aku menyelesaikan ucapanku, raut wajah nako yang tadinya senang di atas kasur tiba - tiba berubah menjadi memerah dengan genangan air di kedua pelupuk matanya. nako menangis.

"-ngis "

aku melemparkan tatapan kesal kearahnya sembari menenangkan nako di gendonganku.

aku sedikit mengayunkan tubuhku dengan tangan yang bebas aku gunakan untuk mengusap punggungnya dengan kepalanya dia taruh di pundak sebelah kananku.

winwin menggerutu kembali. aku paham betul winwin tidak menyukai anak kecil. katanya mereka berisik. padahal dirinya sendiri kalau sudah bermain dengan game di ponselnya, teriakan anak kecil kalah saing dengan racaunya ketika bermain.

sugar ; NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang