𝗌 𝗎 𝗇 𝗀 𝖼 𝗁 𝖺 𝗇

2.4K 251 7
                                    

menghela nafas berat, tanpa sadar helaan nafasku tadi membuat sungchan di sebelahku melemparkan tatapan bertanya. walaupun dia sudah tahu jelas alasan mengapa aku seperti itu.

aku tidak menjawabnya, terlalu malas dan kembali melanjutkan makan siangku yang sempat tertunda.

sialan hendery. hatiku di patahkan untuk kedua kalinya oleh dirinya. mungkin aku juga yang terlalu berharap lebih dengannya. padahal, awalnya aku kira dia tulus denganku, nyatanya dia sama saja seperti lelaki di luar sana yang suka mempermainkan perasaan seorang perempuan.

“jangan ngelamun.”

sungchan menarik pelan ujung rambut sebahuku. menyadarkan ku dari lamunan barusan.

“nggak usah di pikirin.” lanjutnya yang meninggalkan tanda tanya besar kepadaku. apa maksudnya?

“tsk, kakak kelas lo itu. nggak usah di pikirin sampe lo lempeng banget kayak gini.” jelasnya dengan nada yang sedikit kesal.

aku merotasikan kedua bola mataku malas. mencoba berlagak tidak memikirkan hendery, padahal sebenernya sedari tadi aku memikirkannya. ah bukan, memikirkan keadaan hatiku karena ulahnya.

“sok tau.” balasku sambil menyuapkan satu sendok kuah mi ayam makan siangku.

“mata sama raut wajah lo ngomong semuanya.”

“di bilang sok tau ngeyel banget. mending diem.”

menyetujui. sungchan langsung menutup rapat bibirnya. tidak berbicara di sela-sela dia menungguku untuk menghabiskan makan siang. kedua tangannya dia lipat diatas meja yang dilapisi plastik, sorot matanya pun menjelaskan ketidak sukaan ucapanku tadi.

lagi, aku menghela nafas. namun kali ini ringan tidak seberat tadi.

“maaf. kelepasan.” kataku sembari menatap manik cokelat tuanya lekat di seberangku.

sungchan bergumam pelan, “iya.” jawabnya tanpa membalas tatapan mataku.

setelah menghabiskan makan siangku, lantas aku dan sungchan berpindah posisi yang tadinya di warung mi ayam di sebelah kampus menjadi ke rumahku. sengaja, aku mengajaknya untuk singgah sebentar di rumah.

aku, ingin bercerita, lebih tepatnya mengeluarkan keluh kesahku.

sesudah memasang sabuk pengaman, sungchan menjalankan mobilnya. suasana di dalam mobil tiba-tiba menjadi canggung tanpa sebab. aku memainkan jemari tanganku, mencoba menghilangkan rasa bosan dan menghindari mencuri pandang kearahnya.

hingga akhirnya sungchan, menyalakan radio tapenya. mencari saluran radio yang di khususkan untuk lagu-lagu saja.

tetesan air hujan mulai membasahi kaca depan secara perlahan. aku baru ingat, bulan ini sedang pergantian musim dari hujan menjadi kemarau. belakangan ini juga sering turun hujan.

aku menarik turun lengan kemejaku. menutupi tanganku yang mendingin karena suhu di dalam mobil yang juga itu mendingin.

tanpa sadar, sungchan memperhatikan dari samping. mobilnya berhenti di lampu merah, tangannya langsung menarik pedal rem mobilnya. aku meliriknya sekilas ketika lelaki itu melepas sabuk pengamannya.

sedikit berdiri, dia memutar tubuhnya ke belakang. mencari entah apa di kursi belakang mobilnya. lalu tanpa permintaan, sweater coklat pudarnya sudah mendarat di atas pangkuanku.

sungchan tidak berbicara apapun, dia kembali memakai sabuk pengamannya dan menatap lagi jalanan di depan. kedua tangannya bertengger di kemudinya.

“buat gue?” kataku memberanikan bersuara setelah mobilnya kembali berjalan.

dia mengangguk singkat, “pake, mulai dingin.” katanya dengan tangan kirinya memutar pengatur suhu di mobilnya menjadi sedikit hangat. walaupun tidak berguna juga.

tanpa basa basi aku langsung memakai sweater coklat pudarnya itu. wangi maskulin dari parfumnya langsung menyeruak masuk ke indera penciumanku. aku tersenyum tipis, merasakan hangat dan juga nyaman secara bersamaan setelah memaki sweater itu.

“gapapa buat patah hati untuk kedua kalinya. bahkan untuk berkali-kali pun gapapa.”

kepalaku menoleh kearahnya. masih sama, tatapannya lurus kearah jalan. terkadang aku takjub melihat wajahnya dari samping. benar-benar tampan dan nyaris sempurna kalau aku boleh jujur.

“mungkin orang-orang di sekitar lo, bahkan dunia pun bakal maki-maki lo karena jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya, tapi gue nggak. gue tau rasanya.” lanjutnya sambil melirik kearahku sekilas.

dahiku mengerut, kalimat terakhirnya membuatku penasaran.

“lo pernah patah hati berkali-kali?”

dia mengangguk dua kali, lalu tersenyum tipis.

“siapa? nggak pernah bi–”

“gimana gue bilang, kalau patah hati berkali-kali gue, itu lo?” potongnya.

kalimat itu sukses membuatku mengatupkan bibirku rapat-rapat. jadi, sungchan menyukaiku?

“sungchan ...”

“gue nggak mau jadi salah satu cowok yang matahin hati lo. jujur sama gue, lo capek kan?” sungchan menghela nafas, tampak lelah dengan semuanya.

tanpa sadar aku mengangguk menjawab pertanyaannya.

“give your heart a break,” ucapnya menggantung setelah memberhentikan mobilnya tepat di depan pekarangan rumahku.

dia menolehkan kepalanya kepadaku. menatapku dalam. tangannya dengan perlahan mengusap pipiku, lalu menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telingaku. memperjelas wajah terkejutku.

“let me give your heart a break. ayo istirahatin hati lo, ke gue.”

+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+

sks, sistem kebut semalem. 1 jam 2 menit nyelesein ini (narasi doang, pictnya lama nyari). buat nemenin mengleyot buat teaser dream hehe.

dengerin lagunya di mulmed okay! biar makin nge-feel pas baca.

have a great day semua <3

ps. INI SALAH TEXT ASTAGA BARU NYADAR (jam 23.10) HAHAHA MAAF YA

sugar ; NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang