Destiny (Hiatus)

Ego

Disclaimer: Snk by Hajime Isayama

Pairing: RivaEre/RiRen

Rate: M

Warning: OOC, Boyxboy/yaoi, romance, alur kecepetan, Mpreg, Typos.

.

.

.

.
~Happy Reading~
.

.

.

.
Chapter 16: Ego
.

.

.

.

Eren Zoe : 24 tahun.
Levi Zoe : 5 tahun.
Rivaille Ackerman : 32 tahun.
Farlan Church : 29 tahun.
Hanji Smith : 32 tahun.
Erwin Smith : 33 tahun.
Armin Arlert : 24 tahun.
Annie Leonhart : 29 tahun.

.
.
.
.
.
.

Cerahnya langit senja menerangi sebuah ruangan. Seseorang yang tertidur pulas, terbangun akibat terusik sinar jingga. Matanya yang membengkak dan sembab membuat penglihatannya sedikit kabur. Ia beranjak bangun dari sofa yang ditidurinya setelah merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Secarik kertas berisi pesan yang ada di atas meja kerjanya menarik perhatian untuk dibaca.

Rivaille, jika kau sudah bangun dan sudah merasa lebih baik, segeralah pulang dan istirahat. Kalau perlu panggil dokter untuk memeriksa kesehatanmu, kau akhir-akhir ini terlihat pucat.

Aku pulang duluan setelah menyelesaikan semua perkerjaanku.

-Erwin-

Rivaille menghela napas panjang. Memang benar ia sekarang merasa kurang enak badan, tetapi ia merasa tidak perlu sampai ke dokter. Terkadang teman sekaligus sekretarisnya itu terlalu berlebihan menurutnya.

Ia membereskan meja kerja dan segera bersiap untuk pulang. Dilihat sekali lagi meja tamu di ruang kerjanya yang masih berserakan. Ia merapihkannya dan memasukkan ke dalam tas untuk dibawa pulang.

.
.
.
.
.
.
.

Rivaille memarkirkan mobilnya di garasi rumah tempat dirinya tinggal. Ia masuk ke dalam dan disambut oleh seorang wanita yang sudah hampir lima tahun dinikahinya.

"Kau pulang cepat Rivaille?" Tanya si wanita seraya mengambil tas kerja sang suami

"Hm." Rivaille melepas sepatunya dan segera pergi ke kamar mandi tanpa berbasa basi dengan sang istri.

Sang istri -Annie- yang sejak awal sudah sangat mengenal sifat cuek Rivaille merasa acuh. Ia segera membawa tas Rivaille dan menaruhnya di ruangan kerja. Setelahnya, ia kembali menuju dapur untuk menyiapkan makan malam untuknya dan sang suami.

Satu jam kemudian, Rivaille keluar dari kamar dengan pakaian lengkap dan handuk yang ia sampirkan di bahu. Segera ia duduk sembari menunggu sang istri selesai menghidangkan.