Benarkah?

1.2K 143 24
                                        

Disclaimer: Snk by Hajime Isayama

Pairing: RivaEre/RiRen

Rate: M

Warning: OOC, Boyxboy/yaoi, romance, alur kecepetan, Mpreg, Typos.

.

.

.

.
~Happy Reading~
.

.

.

.
Chapter 14: Benarkah?
.

.

.

.

Eren Zoe : 24 tahun.
Levi Zoe : 5 tahun.
Rivaille Ackerman : 32 tahun.
Farlan Church : 29 tahun.
Hanji Smith : 32 tahun.
Erwin Smith : 33 tahun.
Armin Arlert : 24 tahun.
Annie Leonhart : 29 tahun.
.
.
.

Matahari sudah terbenam. Disebuah jalan raya yang sepi, sepasang suami dan istri melaju santai dengan mobil hitamnya.

Sang istri sedari tadi bercerita dengan riang tentang hal yang baru saja terjadi, dan hanya ditanggapi dengan senyum tampan dari sang suami.

Hanji Smith, terlihat begitu bahagia hanya karena tadi ia dapat berbicara dan berbagi cerita dengan seseorang yang sudah ia anggap adik. Senyum tak lepas dari bibirnya sekalipun ia sudah selesai bercerita pada sang suami. Padahal, Erwin juga ada disana dan mengetahui semuanya tanpa perlu diceritakan. Namun, masih ada sedikit rasa penasaran di hati Erwin yang membuatnya ingin bertanya.

"Hanji, jadi selama ini pasien yang kau ceritakan itu Eren?"

Hanji mengangguk dengan semangat seraya menjawab. "Ya, kau kan bertemu Eren langsung tadi."

"Jadi, yang tadi bersama dengan Eren adalah anaknya? Maksudku, anak yang ia lahirkan?" Tanya Erwin lagi.

"Benar" Hanji mengangguk dan kembali berkata. "Memangnya kenapa? Jarang sekali kau banyak bertanya tentang seseorang seperti ini." Hanji menaikkan sebelah alisnya.

Erwin menghela nafas panjang sebelum menjawab.

"Kau tahu? Aku sudah pernah bertemu dengan Eren. Dia itu Direktur perusahaan Z Corp. Maka dari itu aku tidak percaya kalau ia itu orang yang selama ini kau sebut-sebut 'pasien spesial' -mu itu."

"Ahhh begitu, pantas saja Eren merasa canggung tadi, rupanya karena kau Erwin." Ujar Hanji seraya menatap sebal Erwin.

"Hah?" Erwin menatap tidak percaya pada Hanji.

"Sudahlah." Ujar Hanji seraya memutar bola matanya.

"Tapi, bagaimana bisa?" Ujar Erwin lagi. Ia sungguh masih penasaran dan masih ingin mengetahui lebih jauh, meski Hanji sudah sering menceritakan hal ini.

Hanji menatap Erwin seraya menaikkan sebelah alisnya tanda bertanya.

Erwin menghela napas sebelun kembali berkata. "Bagaimana bisa seorang laki-laki mengandung?"

Destiny (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang