Hari ini sesuai dengan yang disarankan oleh Dr. Hanji Smith, Eren melakukan pemeriksaan lebih lanjut seputar kehamilan dirinya. Eren tidak tahu mengapa dirinya bisa hamil, padahal dirinya benar-benar lelaki tulen.
Jarak dari rumahnya ke rumah sakit cukup dekat, ia hanya perlu berjalan sebentar sampai dijalan raya, setelah itu menyebrang jalan dan situlah terdapat sebuah rumah sakit besar yang bertuliskan 'Rs Gemeinsam', sebuah rumah sakit terbesar kedua di kota köln, Jerman.
Eren bersiap dengan sebuah dokumen yang berada ditangannya. Kemudian ia keluar dari rumah, setelah memastikan pintu rumah terkunci, Eren melangkah dengan pasti meninggalkan rumah.
Saat ini Eren sedang berada dipinggir jalan raya, bersama beberapa orang yang sama dengannya, sedang menunggu plican crossing* berubah warna menjadi hijau.
Sampai di rumah sakit, Eren menuju meja pendaftaran dan bercakap sebentar, kemudian terlihat Eren mengisi sebuah kertas yang tadi diberikan oleh salah seorang suster. Setelahnya ia kembali berjalan masuk kedalam rumah sakit, mencari ruangan tempat pemeriksaan dirinya minggu lalu, sebuah ruangan yang dipintunya bertuliskan Dr. Hanji Smith.
Berbeda dengan minggu lalu, hari ini kursi tunggu di depan ruang Dr. Hanji banyak yang kosong. Sebelumnya kursi-kursi itu ditempati beberapa wanita hamil, yang tak dapat menyembunyikan tatapan aneh mereka pada Eren, karena memang Dr. Hanji Smith adalah seorang dokter spesialis kandungan.
Setelah namanya dipanggil, Eren masuk ke dalam. Disana Eren mendapati seorang mata empat tengah duduk dan melempar senyum padanya, di atas mejanya terdapat sebuah papan nama yang bertuliskan 'Dr Smith'. Kemudian Eren duduk di kursi, berhadapan dengan dokter tersebut.
"Halo Mr. Ackerman! Senang bertemu kembali dengan anda, bagaimana kabar anda? Kau kesini untuk memeriksa kembali seputar kehamilanmu kan?" tanya Hanji bertubi-tubi.
'Apa dia selalu seantusias ini pada semua pasiennya?' batin Eren.
"Halo juga Dr Smith, saya baik-baik saja. Anda benar, saya ingin Anda memeriksa saya kembali, dan bisa panggil Eren saja? Saya tidak lagi menggunakan nama Ackerman sekarang" ujar Eren.
Hanji mengerutkan kening sedikit, tak begitu ketara.
"Saya sudah berpisah dengan ayah dari anak ini, bisa dibilang saya bercerai dengannya" tuturnya, seolah dapat membaca raut wajah Hanji.
"O..ohh, maafkan aku Eren. Aku tidak tahu." Eren mengangguk sedikit seraya tersenyum maklum.
"Tidak masalah, dok"
"Baiklah, sebaiknya aku memeriksamu sekarang Eren. Ikuti aku Eren" Hanji berdiri dari tempat duduk dengan Eren mengekor di belakang.
Hanji menyuruh Eren untuk berbaring si atas ranjang kecil di pojok ruangan.
Usai memeriksa Eren, Hanji kembali ke kursinya dengan diikuti Eren yang turun dari ranjang.
"Bagaimana dok?"
"Aku belum bisa mengetahui hasilnya Eren, hasil test mu akan keluar tiga hari lagi. Jadi datanglah ke sini tiga hari lagi, dan aku akan menjelaskannya padamu."
"Baiklah kalau begitu dokter Smith, saya permisi dulu dan terima kasih"
Eren berdiri dan mengulurkan tangannya."Sama-sama Eren, itu merupakan kewajibanku" Hanji ikut berdiri dan balas menjabat tangan Eren.
Eren berjalan keluar dari rumah sakit sembari mengelus perut. Sesuatu terasa menggelegak panas di dalamnya. Tatkala dia mendapati jarum pendek pada arlojinya menunjuk angka 11, Eren mengulum bibirnya maklum mengetahui asam lambungnya sudah naik.
![](https://img.wattpad.com/cover/93639103-288-k816893.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Hiatus)
FanfictionSemua karakter 'shingeki no kyojin' yang saya gunakan di fic ini, milik Hajime Isayama. Saya hanya meminjam karakternya saja. Pairing: RivaEre/RiRen Rate: M Warning: boyxboy/yaoi, romance, Mpreg, typos Ditinggalkan oleh sang suami, mendapat kecelak...