BUKU THE DEVIL CHEF BISA KALIAN BELI DI OFFICIAL PLATFORM @yestoday_publisher ATAU KLIK LINK SHOPEE DI BIO ❤
Tidak ada sentuhan revisi, kata rancu, tanda baca, dialog, dan typo lain sebagainya masih terdapat di mana-mana
Copyright 2020
Credits: Re...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Warning!
Chapter ini berisi lebih banyak argumen daripada dialog, jadi mohon maaf bagi kalian yang kurang berkenan..bisa tinggalkan chapter ini.
_______
*Happy Reading*
Semilir yang menaikan bulu kuduk berhembus panjang, ia mengabaikan dingin malam yang bertiup begitu saja ketika inti dirinya telah lama bersuhu yang sama.
Yang ia rasakan saat ini hanyalah rasa sesak, tak ada yang lain. Hati nya telah terjatuh, ketika pria itu meninggalkannya dari beberapa jam yang lalu.
Taeyong mengarahkan pandangannya pada tanah yang menopang dirinya dan kursi itu dengan hampa, ia masih tak mampu mempercayai kenyataan bahwa Jaehyun telah pergi, melepaskan dirinya. Benar-benar melepaskan dirinya.
Sebelah tangannya yang gemetar bergerak perlahan, meraba jari manis yang tersemat sebuah cincin indah pemberian Jaehyun. Jemarinya lalu mengelus-elus benda itu, di sertai ratapan pilu dari matanya yang sudah bengkak dan menyendu. Tak kuasa merasakan itu, hingga ia kembali terisak. Sakit di hatinya kembali muncul membuat Taeyong mengatupkan matanya, tetapi jari-jemarinya terus mengelus benda itu.
Sementara itu, Johnny yang sedari tadi masih berada tak jauh dari tempat Taeyong berdiam diri, mulai melangkah mendekati Taeyong yang masih terduduk lemah di kursi itu. Cukup waktu yang ia biarkan berlalu untuk memberi kesempatan lelaki cantik itu menyendiri, Johnny tak ingin Taeyong sakit jika terus berlama-lama berada di sana dengan suhu yang semakin terasa ekstrim.
"Tuan, Lee." Johnny bersuara, sesaat tak ada balasan dari lelaki yang masih tertunduk lesu itu, hingga kemudian Taeyong mulai memperbaiki posisi duduknya dan menatap kosong pada apa yang terhampar di hadapannya.
"Bisa kau katakan padaku apa yang sebenarnya menjadi tujuan Jaehyun datang kemari, selain untuk bertemu denganku." Taeyong pada akhirnya membalas, tanpa menatap kearah Johnny yang berdiri di sampingnya. Hanya pandangan kosong yang kini menghiasi wajah cantik itu, namun air mata nyatanya masih terus berjatuhan membasahi pipinya.
