Bab 28

6K 1.1K 81
                                    

Belum dikoreksi.
Tandai typo!
Banyakin komentar!
Jangan lupa vote!
😏😏😏😏😏😏










Aku terkesima memasuki ballrom kerajaan Alvares yang menjadi lokasi pesta hari ini. Meski di ingatan Clara, dia sudah beberapa kali masuk ke ballroom, jiwaku sebagai Renata Indra merasa bahwa hari ini adalah kali pertama. Aku mendongak dan melihat langit-langit kubah dengan gambar empat elemen yang menjadi ciri khas kerajaan Alvarez. Ke empat elemen, dilukiskan sama besar dan sama agungnya yang menandakan bahwa keempat elemen memiliki kekuatan dan keagungan yang setara. Di bagian tengah ada lambang Matahari yang merupakan wujud dari Mage yang bisa menggunakan empat elemen. Mage pertama adalah pendiri dari kerajaan Alvarez seperti yang pernah kubaca di dalam buku.

Jika para bangsawan mengartikan lukisan di langit-langit kubah, entah bagaimana kericuhan yang akan terjadi di masa depan ketika Maximus menjadi mage.

"Clara," suara Duncan yang akhirnya menyadarkanku dari pemikiran panjangku. Rupanya kedatangan kami telah diumumkan dan saatnya untuk memasuki kerumunan yang tertarik dengan kedatanganku dan Duncan malam ini.

Lengan kami saling bertautan dan tidak seperti biasanya bahwa Duncan akan melepasku ketika berbicara dengan koleganya, dia tetap mempertahankan tautan lengan kami. Aku berdeham untuk mendapatkan atensinya ketika dia sedang berada di tengah percakapan dengan salah satu bangsawan berperut buncit. 

"Jika Anda tidak keberatan, saya akan menemui orang tua saya terlebih dahulu." Aku menunjuk keberadaan Count dan Countess Birmingham yang sedang bercakap dengan Marquest Nottingham. Aku lebih tertarik dengan pembicaraan orang tua Clara dengan calon orang tua angkat Valerie daripada dengan Duncan.

"Tidak. Aku akan menemanimu, Dear Clara." Duncan lalu mengatakan beberapa patah kata sebelum membawaku untuk menuju orang tuaku. 

"Kau tidak perlu bersikap seperti itu." Ucapku begitu kami berjalan.

"Seperti... Apa?" Satu alis Duncan naik seolah tertarik dengan maksud perkataanku.

"Seperti kau harus menempel denganku selama acara ini, tentu saja." Aku mencemooh. "Lagi pula, kau aneh malam ini. Orang-orang akan berpikir kau sedang tidak berpikir sehat."

"Karena aku menemani tunanganku semalaman?"

Aku mengangguk. "Karena biasanya kau menjadikanku wallflower dan kau yang sibuk dengan urusanmu sendiri. Tenang, My Lord. Aku sudah terbiasa." Setidaknya, Clara yang asli sudah terbiasa sementara aku akan memikirkan sesuatu untuk membuatku tidak bosan. Misalnya, mencoba mencari Theo di kerumunan ini. Pria itu mungkin saja hadir dalam acara ini, bukan?

"Itu kesalahanku." Balas Duncan. "Aku akan memastikan hal itu tidak terjadi lagi."

Aku mendongak. Menatapnya sangsi dan menemukan matanya yang terlihat tulus. 

"Kau tahu bahwa aku tidak akan semudah itu untuk mempercayaimu, bukan?"

Duncan tidak menjawab dan tidak kuijinkan menjawab karena kami telah sampai di tempat orang tuaku.

"Kami memberi salam kepada Ayahanda, Ibunda, dan Marquest Nottingham."

"Temanku Nottingham, perkenalkan putriku Clara. Kau pasti sudah mengenal Duncan sehingga tidak perlu aku perkenalkan lagi." Suara Ayah Clara terdengar ceria. Seolah memamerkan keberadaanku yang akrab dengan Duncan malam ini.

Mata sang marquest menyipit. Membuatku tidak nyaman karena rasanya aku seperti karya seni yang sedang dinilai. Dia lalu mengalihkan tatapannya ke arah Duncan. Mengajaknya bicara seolah aku tidak pernah berada di sana. Dasar tidak sopan.

"Kudengar tentang invasi yang dilakukan oleh suku Mor akhir-akhir ini."

Duncan mengangguk. "Pasukan telah dikerahkan dan kami berhasil menghalaunya untuk saat ini."

Secret of Villainous WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang