Di jaman medieval, hanya para lelaki yang mengenyam pendidikan formal sementara para wanita memiliki guru pribadi dan hanya diberikan sedikit sekali pengetahuan umum. Mereka belajar untuk menjadi wanita terhormat yang bisa mengurus rumah dan tentu saja penerus mereka.Andai saja aku bukan Renata Indra, aku pasti sama bodohnya dengan gadis lain di dunia ini. Sementara memori dari Clara Evolet sepenuhnya menjadi milikku dan dengan begitu membuatku memiliki dasar etika yang harus dilakukan seorang putri bangsawan.
"Oh. My. Gwaaadddhh." Aku mendesis karena rasa takjub. Kupikir akademi adalah tempat yang membosankan seperti satu kompleks sekolah yang yang ada di kehidupanku sebelumnya. Nyatanya, akademi tempat Arthur belajar selama ini adalah bangunan super menakjubkan yang bahkan bisa menyamai kehidupan di film Harry Potter. "Sekolahmu mirip dengan Hogwards!"
"Hog- Apa itu tadi?"
Aku mengerjap cepat. "Tidak. Maksudku itu.. Uhm... Itu luar biasa. Marvelous! Fabulous!"
"Dan Hogh ward?"
Aku menggeleng cepat. "Itu kata slang yang aku ciptakan sendiri. Kau tahu yah, uhm hanya kreatifitasku."
"Dan artinya adalah?"
"Luar biasa?" Aku mengernyit.
Arthur mengibaskan telapak tangannya. Menyipit menatapku seolah kepalaku tumbuh menjadi tiga. "Yah lupakan. Aku lupa bahwa kau memiliki daya khayal luar biasa yang seringkali tidak bisa kumengerti."
"Benarkah?"
Arthur mengangguk malas.
Aku harus berhati-hati dengan ucapanku dan seharusnya tidak kaget dengan bangunan era Medieval di depanku. Bahkan kediaman Clara pun merupakan salah satu rumah paling megah sepanjang eksistensi Renata Indra sampai aku menemukan akademi tempat Arthur bersekolah. Jika saja di jaman ini sudah ada ponsel pintar sehingga aku bisa mengabadikan momentum seperti saat ini. Dan tentu saja, itu bahkan mungkin tidak akan ditemukan karena fungsi sihir sudah memudahkan banyak hal.
Saat ini pun aku dan Arthur menggunakan kereta kuda dengan kuda sungguhan yang pasti hanya dimiliki oleh orang-orang kaya. Biaya perawatan untuk kuda saja pasti sudah sangat mahal. Apalagi mereka harus memperkerjakan pegawai istal, kusir, dan pelayan yang ikut membantu kusir.
"Kau akan mengantarku hingga gerbang akademi."
"Tidak bisakah aku masuk hingga aula?"
Arthur menggeleng. "Akademi terlarang untuk wanita. Dan sepanjang pengetahuanku, kau adalah seorang wanita."
Aku mencebik muram. "Lalu apa gunanya kau memintaku kemari? Memamerkan tempat belajarmu yang luar biasa ini dan membuatku iri?"
"Kau iri?"
"Tentu saja! Kau tidak tahu betapa bosannya aku di rumah dengan pelajaran etika yang bahkan sudah kuselesaikan. Sisanya? Aku hanya merajut seperti nenek tua di kursi goyang dan tidak bisa melakukan apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Villainous Woman
FantasyMasuk ke dalam game otome yang aku mainkan?! Kau pasti bercanda! Tidak masalah jika aku menjadi pemeran utama, tapi yang benar saja! Menjadi tokoh jahat yang terancam mati di usia 20 tahun bukan keinginanku! ***