Chapter 2

27K 1.2K 4
                                    

"Omaa.." pekikku, saat kulihat oma yg sudah terduduk di lantai samping tempat tidurnya,

"Astaga oma kenapa..??" Tanyaku panik, dan segera membopong tubuh renta itu ke atas ranjang tua miliknya dan membaringkannya,,

"Oma tidak apa apa illy" ucapnya lirih,, kedua alisku bertaut, aku tau oma berbohong.

"Oma beristirahatlah dulu, biar illy ambilkan air dan minyak urut untuk oma" ucapku dan segera melangkahkan kakiku menuju dapur, mengambil segelas air putih dan mengambil minyak gosok yg ada di kotak obat. Dengan langkah tergesa aku kembali ke kamar oma.

"Ini minum dulu oma" ucapku menyodorkan segelas air putih. Tanganku beralih meraih minyak gosok yg tadi aku ambil menuangkannya sedikit di telapak tanganku dan menggosokkannya di kaki oma mengurutnya perlahan berharap ini bisa membantu agar badan oma tak sakit sakit nantinya.

"Jika ingin kemana mana oma seharusnya bilang dulu sama illy, biar illy yg membantu oma"

"Iya illy kau tidak perlu kawatir oma tidak apa apa, tadi oma hanya terpeleset.." jawabnya dengan seulas senyum, itulah omaku, dia tak pernah ingin memperlihatkan rasa sakitnya di hadapan cucunya, sungguh wanita yg luar biasa. Selesai memijit kaki oma, aku menyuruh oma untuk beristirahat. Aku lebih memilih keluar duduk di ruang tamu, membiarkan oma beristirahat dengan tenang itu lebih baik agar kondisi oma cepat pulih.

Aku merebahkan tubuhku dia atas sofa sederhana di rumah kami. Aku bertekad akan menjaga oma lebih keras lagi, aku tak mau melihat oma sakit sakitan terus, apa lagi dengan kejadian tadi membuatku merasa bersalah karna tak bisa menjaga oma.

Rasa bersalah ku semakin bertambah karna tak bisa membuat oma bahagia di masa tuanya, Harusnya di usia tuanya oma tak perlu bersusah payah mencari uang demi menghidupi ku, tpi apa yg bisa aku lakukan..??aku hanya menyusahkan oma.

sempat dulu aku pernah melamar kerja tapi aku ditolak mentah mentah,mereka bilang alasannya aku masih belum punya pengalaman, ditambah lagi aku yang masih kuliah, dan mereka juga bilang masih ada banyak orang diluar sana yg berkompeten jadi tak perlu menerima seorang seperti ku bekerja disana. Cih..!! Apa Mereka fikir aku sebodoh itu sampai tidak bisa bekerja dg layak..??

  Tapi, apa yang bisa aku lakukan lagi kecuali menerima penolakan itu? Aku sadar hal konyol memang jika sampai mereka mau menerima ku bekerja di tempat mereka, seperti yg mreka katakan aku belum punya pngalaman, lulus saja blum,,

kini keinginanku hanya satu yaitu menyelesaikan kuliahku dengan cepat dan segera mendapatkan perkerjaan agar oma tak perlu lagi bekerja di masa tuanya.

  Lamunanku terpecah saat sebuah ketukan terdengar dari pintu depan. Ku langkahkan kakiku menuju pintu dan membukakannya. Terlihat dua orang paruh baya laki laki dan perempuan yg umurnya ku taksir sekitar 30.an lebih, kurasa mereka sepasang suami istri.

"Ada yang bisa saya bantu..?" Tanyaku sopan. Aku tak tau mereka siapa, tapi masa bodoh lah, mungkin teman oma.

Wanita itu tersenyum, di usianya yg menurutku tak muda lagi tapi wanita ini tampak masih cantik, dan kurasa pasangan suami istri ini adalah orang kaya terlihat dari mobil mewah yg terparkir rapi di pelataran rumahku dan bisa kupastikan itu milik mereka.

"Benar ini rumah ibu Ratna sari latuconsina..?" Tanyanya ramah, hei.. itu nama omaku..

Aku mengangguk.

"Iya benar, ada yg bisa saya bantu..?" Tanyaku lagi. Kulihat sepasang suami istri ini saling bertatap dengan tatapan yg tak bisa aku baca dan sebuah lengkungan senyum terlukis dibibir keduanya.

"Bisa saya bertemu dengannya..?"

"Tentu saja, beliau sedang ada di kamarnya, silahkan masuk.." ucapku sopan mempersilahkan mereka masuk. "Langsung kekamar oma saja , beliau sedang kurang enak badan"

Cinta dan Air Mata (aliando prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang