Chapter 13

20.5K 1.1K 78
                                    

Maaf ya buat semua readers ku atas ketidak nyamanannya. Aku sendiri juga agak bingung sebenernya. Kenapa bisa part 13 tiba - tiba ilang. dan parahnya aku gk punya copyannya.. #nangisdipojokan

Jadilah aku harus ngetik lagi , dan belom lagi aku juga udah rada - rada lupa sama isi di part 13 ini. Jadi maafkan ya kalo part 13 yg baru ini gk sama persis kayak part 13 yg lama. Tapi intinya masih tetep sama kok. #nyengirkuda

Okedeh jangan lupa vote dan commentnya ya teman - teman ku semua.. :)

=======happy reading=======

Aku mengusap wajahku kasar entah apa yang harus aku lakukan lagi kedepannya. sudah cukup lelah otakku memikirkan tentang hubunganku dengan ali dan sekarang penuturam halik tentang kondisiku semakin memperburuk suasana.

-Flashback On-

"Bagaimana kak ?" Tanyaku sesaat setelah hasil tes ku keluar. Aku kini telah berada di ruangan halik, duduk berhadapan dengan laki - laki ini membuatku semakin gugup. Bukan karna aku menyukainya, hanya saja.. aku gugup dengan apa yang akan di utarakannya mengenai kondisiku.

"Ehemm.." halik berdehem dan mengambil nafas beberapa kali setelah membaca hasil tes ku. raut wajahnya membuat sirine dalam otakku menyala otomatis. mata teduh halik kini berganti dengan sorot mata tajam penuh kekhawatiran. Separah itukah kondisiku sekarang ?

"Kak ??" Panggilku memecah kesunyian yang merayap diantara kami berdua selama beberapa menit yg lalu.

"Kondisimu bertambah buruk, prill."

DEG !

kata - kata halik seolah halilintar yang menyengat tubuhku beribu - ribu volt. Jantungku seolah berhenti berdetak sepersekian detik. Ini yang paling aku takutkan. Ini yang paling tak ingin aku dengarkan. Jika aku boleh berharap, aku ingin menghilang dari tempat ini sekarang juga, pergi entah kemana asalkan aku tak mendengar kata - kata itu lagi.

"bukan maksud kakak untuk menakut - nakutimu. Hanya saja kondisi ginjalmu sudah tak bisa di tolerir lagi prill. Lakukan operasi itu. kmu tidak perlu memikirkan soal biaya, biar semua kakak yang tanggung." Lanjutnya lagi semakin membuat hatiku terasa nyeri. "Aku hanya ingin kmu sembuh prill." Ucapan halik terdengar begitu parau di telingaku.

"Aku tidak bisa kak." ucapku dan menunduk lesu. aku tak ingin membuat orang lain susah hanya karna aku. asal kalian tau.. tidak sedikit biaya yg harus di keluarkan untuk melakukan operasi itu. dan terlebih lagi kemungkinan keberhasilan operasi itu sangat kecil. "Aku tidak ingin merepotkan kakak." lanjutku lagi dan kini air mata tak bisa lagi aku bendung. Segala ketakutanku seolah memuncak hingga membuat dadaku terasa sesak.

Halik bangkit dari duduknya dan menghampiriku. Ia menggenggam tanganku erat seolah memberiku kekuatan. "Kamu tidak pernah merepotkanku."

Aku menggeleng pelan. Uang sebanyak itu yang harus ia korbankan demi operasiku dan apakah itu bisa dibilang aku tidak merepotkannya ? "Jangan keras kepala prill.. kondisimu kian memburuk. Ginjalmu hanya berfungsi 45%. jangan membuatnya semakin bertambah buruk prilly."

"sudah cukup selama lebih dari enam bulan ini kamu bertahan dengan semua sakitmu. Aku tau kamu wanita yang hebat tpi ini saatnya untuk berhenti prill. Lakukan operasi itu. Aku mohon. Aku takut terjadi sesuatu padamu." Suara paraunya membuat hatiku semakin terasa teriris.

Aku kembali menggeleng pelan. Namun sesaat, aku kembali menegakkan kepalaku. Tanganku dengan kasar menghapus sisa air mata di pipi. "Aku masih kuat kak. Aku masih bisa bertahan dengan penyakit sialan ini." Ucapku dengan senyuman. Berusaha membuatnya percaya bahwa aku baik - baik saja. Meskipun aku tak begitu yakin bisa membuatnya percaya karna suaraku yang bergetar karena menahan tangis.

Cinta dan Air Mata (aliando prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang