Chapter 9

23.4K 1K 33
                                    

Next lagi nih. Hihihi
Maafkan typo yg ada di mana-mana. :)

======HAPPY READING=======

Satu tahun? Aku masih tidak habis pikir dengan apa yg baru saja aku dengar. "Apa dia bercanda." Gumamku tak percaya.

Entah kenapa rasanya begitu sesak saat mendengar dia mengatakan bahwa pernikahan ini hanya akan berlangsung selama tidak lebih dari satu tahun. Ya Tuhan, takdirkah ini..?? Tpi takdir macam apa ini?? Apa pernikahanku hanya sebuah permainan dan hanya didasari dari kata perjanjian?

Aku menikah karena sebuah perjanjian kedua orang tuaku dan kedua orang tua ali, lalu sekarang ali akan membuat perjanjian lagi setelah kami menikah nantinya?

"Ini gila. Bener-bener gila..!! Apa-apaan ini." Gumamku lagi.

Tubuhku serasa terpaku tak bisa beranjak dari bangku yg kini ku duduki. Perkataan ali barusan seolah halilintar di telingaku. Entah rasanya begitu sakit dan sesak. Terlebih lagi Perasaanku yg aneh saat berada di samping ali. Jantungkupun tadi terasa sangat aneh tiba-tiba saja berdetak cepat. Ada apa dengan ku?? Perasaan apa ini??

Ku coba berdiri dan mulai berjalan masuk kedalam rumah. Ku lihat laki-laki itu tengah duduk bersama kedua orang tuanya dan omaku berada di hadapan mereka. Mereka tampak tengah membicarakan hal yg serius meskipun terkadang di selingi dengan tawa-tawa kecil.

"Illy kau dari mana? Duduk sini. Kami tengah membicarakan tentang pernikahanmu." Suara oma membuatku tersentak namun sesaat kemudian ku normalkan kembali wajahku.

"Tidak dari mana-mana oma." Ucapku dan tersenyum. Aku berjalan mendekat dan duduk di samping oma. Mataku kembali menatap laki-laki yg tengah duduk di hadapanku. Laki-laki itu terlihat santai seolah tadi dia tak mengatakan apa-apa yg membuatku kaget bukan main.

"Illy??" Panggil oma padaku dan membawaku kembali dari dunia lamunan.

"Eh iya oma ada apa?" Tanyaku dan beralih menatap oma. Oma menatapku dengan raut bingung.

"Kau tidak mendengar apa yg oma bicarakan tadi?" Tanyanya. Aku menggeleng pelan.

"Maaf oma." Ucapku menyesal.

Oma menghela nafasnya dan mulai kembali membuka suara. "Pernikahanmu akan diundur illy syang. Karena ada hal yg belum selesai diurus."

"Iya illy, pernikahan kalian akan di laksanakan hari senin minggu depan. Bagaimana? Kmu tidak keberatankan..?" Lanjut tante resi.

Aku mengangguk. "Illy ikut apa yg sudah di sepakati saja." Jwbku kemudian.

  Tante resi, om. Syarief dan oma tampak tersenyum dan mengangguk pelan. Sementara laki-laki itu hanya diam tanpa berkata ataupun menunjukkan ekspresi apapun.

Setengah jam berlalu tante resi, om syarief beserta ali pamit untuk pulang krena hari yg sudah hampir menginjak malam. Aku mengikuti oma berdiri dan mengantar satu keluarga ini hingga ambang pintu. Sesaat sebelum pergi ali mendekatkan wajahnya padaku dan membisikkan sesuatu. "Satu tahun. Hanya satu tahun tidak lebih." Bisiknya di telingaku kemudian menarik wajahnya kembali dan berlalu pergi dengan senyum yg tak bisa aku artikan.

Bisa ku dengar tante resi, om.syarief dan oma berkata bahwa aku dan ali mulai dekat walaupun samar tapi pendengaranku masih bisa menangkap setiap kata yg mereka bisikkan. Aku tersenyum masam. Dekat dengan laki-laki itu?? Haha ku rasa tidak dalam waktu dekat ini. Jika saja mereka tau apa yg tadi ali katakan padaku mereka akan syok dan mungkin akan jatuh pingsan.

Aku berbalik dan segera masuk kedalam rumah saat mobil satu keluarga itu melaju meninggalkan pelataran rumahku. Ku ambil handuk yg menggantung di tembok dan segera pergi mandi.

Cinta dan Air Mata (aliando prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang