Chapter 8

23.2K 1K 12
                                    

Hai hola halloow semua. Masih ada yg setia gk ya nih sama cerita gaje ini. Hihihi

Maafkan typo yg bertebaran.

========Happy reading=======

Selama di dalam mobil hanya keheningan yg menemani. Tanganku merogoh kedalam tas yg aku bawa bermaksud mengambil ponsel untuk mengusir kebosanan.

Tanganku asik bermain di layar ponsel yg ku pegang, memainkan game kesukaanku dengan serius. Sampai sebuah deheman membuatku berhenti sejenak.

"Hekk emm!" Deheman ali masih dg mata yg fokus pda jalanan. Aku menoleh sekilas kearah ali, memicingkan mata dan kembali fokus pada layar ponselku.

"Lo udah tau kpn kita nikah..!?"  Ucapnya yg menurutku tidak seperti sebuah pertanyaan.

"Udah, minggu depankan." Jwb.ku santai tanpa menoleh kearah nya.

"Ya, dan lo udah siap.." ucapnya lagi dg nada yg lebih serius.

Aku menoleh menatapnya dg memicingkan mata. "Maksud lo.?"

"Ya maksud gue, lo udah siap nikah sama gue..?" Balasnya dan menatapku dengan sorot tajamnya sesaat sebelum kembali fokus pada jalanan.

Aku menatapnya dengan raut bingung, tak tau harus menjawabnya bagaimana. Jujur atau berbohong. "Ya , siap gk siap sih. Namanya jg di jodohin." Jwbku akhirnya, setelah berdebat dngan otak dan hatiku beberapa saat kurasa jwban itu cukup baik dn masuk akal.

"Hmm.. oke." Ucapnya lagi sambil mengangguk kecil dengan mata yg masih fokus pada jalanan. Aku mengangkat alisku sebelah dan sedetik kemudian mataku kembali terfokus pada layar ponsel memainkan games kesukaanku.

Mobil yg aku tumpangi berbelok dan berhenti di pelataran rumahku, pintu rumah itu tertutup rapat, apa oma sedang keluar? Pikirku. Pasalnya pintu rumah itu tak pernah tertutup setiap aku pulang dari kampus. Biasanya oma selalu duduk di teras dengan teh yg disesapnya sembari menunggu aku pulang.

"Udah sampek, turun cepetan." Ucap laki-laki di sampingku dengan nada dingin tanpa menatapku. Apa dia mengusirku? Pikirku dan menatapnya tanpa sadar.

"Udah turun cepetan, ngapain liatin gue kyak gitu? Suka sma gue?" Ucapnya sambil tersenyum miring.

Aku membuang muka cepat mengalihkan pandanganku ke segala arah. "Mimpi..!!" Sentakku ketus dan segera keluar dari mobil tanpa pamit ataupun mengucapkan terimakasih. Bodohlah, apa peduliku pamit atau tidak kurasa tak masalah. Kalau untuk terimakasih akan ku ucapkan besok saja, itupun kalau aku tidak lupa.

Aku berjalan cepat mendekat kearah teras rumahku, sambil terus merutuki kebodohanku. Untuk apa aku menatapnya tadi? Memangnya seperti apa tatapanku pada laki-laki itu? Arrrgghh! Apa wajahku terlihat begitu konyol sampai dia menggodaku seperti tadi..?? Sial! Bodoh, bodoh ,bodoh ,bodoh. Makiku pada diriku sendiri dalam hati.

Langkahku terhenti saat aku sudah sampai di depan pintu rumahku. Tanganku membuka hendel pintu, ternyata dikunci. Sepertinya oma memang benar sedang keluar, tapi kemana? Tidak biasanya oma pergi tanpa mengatakan sesuatu padaku. Aku jadi khawatir sendiri.

Tanganku merogoh kedalam tas, mengobrak-abrik isinya mencari benda kecil untuk membuka pintu rumahku. Tpi hasilnya nihil. Kemana kunci itu? Aku selalu meletakkan kunci itu di tas, tapi knp sekarang tidak ada.

Aku memutar badanku. Mobil pajero itu sudah lenyap dari pandanganku. Cepat sekali dia pergi dan aku tak mendengar deru mesin mobil itu saat meninggalkan pelataran rumahku . Tapi, jika mengingat berapa harga mobil itu, tidak heran kalau suara mobil itu sangat halus tanpa suara.

Cinta dan Air Mata (aliando prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang