Chapter 7

23.6K 1K 7
                                    

Hai,, author kembaliii.. hehehe

Maaf kan kalau typo bertebaran..

=======Happy_Reading=======

"Minggu depan." Jwb oma santai.

"APAAA..??!!" Ucapku berteriak spontan. Mataku terbelalak lebar. Yg benar saja aku akan menikah minggu depan?? Oh Tuhan secepat itu kah..!?,

Melihat ekspresi kaget ku oma hanya terkekeh geli dan berjalan meninggalkanku diruang tamu sendiri.

Aku mendengus kesal. "Minggu depan aku akan menikah?? Hahh kurasa aku benar-benar akan gila." Gumamku dan beranjak pergi kekamarku.

Kuhempaskan tubuhku keatas ranjang. Pikiranku masih saja berputar tentang ucapan oma tadi, menikah minggu depan? Yg benar saja..! Membayangkan aku akan berdiri di pelaminan dengan laki-laki itu dan berpakaian serba putih membuatku geli sendiri. Apakah aku akan terlihat cantik dg balutan gaun pernikahan ku nanti?? Atau malah tampak seperti orang konyol??

Dan apakah setelah menikah nanti aku masih bisa tinggal disini?? Menemani oma setiap saat seperti biasanya?? Kurasa jawabannya pasti TIDAK..

Arrgghh..!! Aku tidak bisa membayangkan bagaimana aku bisa meninggalkan oma sendirian di rumah ini. Membuatnya kesepian tanpa teman mengobrol. Bagaimana mungkin.

Sudahlah memikirkan itu malah membuat kepalaku semakin pusing. Kuraih handuk yg menggantung di tembok dan berjalan kekamar mandi.

Selesai mandi aku lebih memilih untuk tidur sejenak. Kepalaku terasa akan pecah jika terus kupakasa untuk memikirkan semua permasalahan dihidupku ini.

***

Aku mengerjapkan mataku beberapakali sesaat setelah tersadar dari alam mimpiku. Setelah tidur badanku terasa lebih fresh. Akhir-akhir ini memang kurasa waktu tidur malamku sedikit terganggu karena memikirkan hal-hal yg membuat otakku berfikir keras.

Mataku melirik sekilas jam yg menggantung di dinding. "Jam 4." Ucapku dan turun dari ranjang menuju kamar mandi, membasuh wajah dan segera turun untuk membantu oma memasak. Sore-sore seperti ini biasanya oma sudah berkutat di dapur dengan bahan-bahan makanan yg akan dimasaknya.

Kuseret kakiku keluar dari kamar menuruni tangga dan berjalan kedapur. Benar saja, oma sudah ada di dapur sibuk memotong bawang merah. "Oma sedang apa?" Tanyaku saat aku sudah ada di sampingnya.

"Oma sedang memasak untuk makan malam kita nanti." Ucapnya seraya tersenyum.

"Biar illy bantu." Ucapku dan mulai membantu oma memasak makan malam kami.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore saat aku dan oma sudah selesai memasak. Aku membantu oma menata makanan dimeja makan sederhana kami. Bukan makanan mewah yg kami siapkan. Hanya makanan sederhana yg dibuat dari tangan omaku tercinta. Bagiku ini sudah lebih dari cukup, bisa memasak dn memakannya bersama orang yg sangat berarti untukku siapa lagi kalau bukan oma.

"Sekarang mandilah, ini sudah sore." Ucap omaku dengan suara serak khasnya.

Aku mengangguk. "Baik oma." Jwb ku dan berlalu untuk mandi.

Selesai mandi aku sempatkan menyapu rumah, inilah kebiasaanku saat sore hari. Menyapu dan menyirami tanaman dihalaman depan.

Matahari berganti bulan dan bintang-bintang telah menyebar indah di langit. Lampu-lampu rumah telah menyala menandakan hari telah berganti malam. Aku dan oma sudah duduk manis di meja makan dengan makanan yg sudah tersaji di piring kami masing-masing. Tak ada suara yg mengiringi makan malam kami selain dentingan sendok yg beradu dengan piring.

Cinta dan Air Mata (aliando prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang