Dan disini mereka sekarang, berkumpul di rumah Hyunjin. Saat Jeno berkata menyetujui saran Hyunjin untuk mengumpulkan yang lainnya, Mark segera menghubungi teman-temannya menyuruh mereka berkumpul. Kevin, Changbin, dan San.
Tidak ada yang bersuara, semua fokus hanya pada layar komputer di tengah-tengah mereka.
Layar itu menampilkan gambar seorang laki-laki yang sudah tidak bernyawa dengan keadaan mengenaskan, darah dimana-mana, bahkan wajahnya hampir tidak dikenali karena tertutup darah. Yang lebih mengejutkan adalah setelah foto itu terkirim tidak tertera nama atau nomor pengirimnya, juga menyebabkan sistem khusus di komputer Hyunjin tidak berfungsi.
"Sial, gue gak bisa lacak siapa pengirimannya! "
Hyunjin kembali mengumpat untuk yang kesekian kalinya, merutuki siapapun orang yang mengirimkan foto tersebut.
"Pake sistem buatan lo aja Jin?! "
Saran Changbin,"Sistem gue di block bang! "
Benar, sistem buatan milik hyunjin juga tidak berfungsi secara tiba-tiba.
"Pake sistem intel gue aja, feeling gue gak enak dari tadi. "
Semua terdiam tidak ada yang berani mengiyakan atau menolak saran Kevin.
"Gak! "
Hingga jawaban tegas Jeno, seakan menjadi keputusan akhir.
"Feeling gue jarang salah Jen, gue gak tenang dari tadi! "
Kevin sejak bangun tidur memang sudah merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi, bahkan sebelum Hwall berangkat tadi pagi ia mengaktifkan sensor pelacak di kantung kemeja yang di gunakan, tidak perduli Hwall nantinya akan marah saat mengetahui tindakannya.
"Keberadaan lo bakalan kelacak sama mereka kalo sampe tau sistem lo aktif lagi. "
Itu yang Jeno takutkan saat keadaan seperti ini, sangat berbahaya untuk Kevin.
"Gue gak mau mikirin ini, karena bukti juga anceman yang kita dapet masih samar-samar, tapi serius tiba-tiba muncul gitu aja pemikiran kayak gini. "
Suara Mark membuat semua orang mengalihkan pandangan padanya.
"Mungkin-"
Ucapan Mark terhenti saat merasakan getaran pada kantung celananya.
Diambilnya ponsel yang memang sejak tadi tidak diperdulikan, tertera nama 'Chris'. Mark menghela nafas, dia meletakan ponselnya di meja, menjawab panggilan itu lalu mengaktifkan mode loudspeaker.
"Mark, where are you? "
"Hyunjin's place, what happen? "
"Where's Kevin? "
Kevin menarik nafas sejenak sebelum mengeluarkan suaranya.
"What's wrong Chris? "
"I'm gonna talk to you, where is your phone? "
"It's broke. "
Kevin tidak bohong, memang ponselnya rusak karena tidak sengaja terjatuh tadi.
"Proyek bokap lo di Bali gak beres, gue saranin jangan lanjut, kecuali lo ada alesan lain! "
Kevin diam, dia melihat Jeno sekilas sebelum memberi tanda ingin berbicara berdua, bertiga dengan Chris. Jeno yang paham langsung berdiri dan berjalan keluar ruangan itu menuju ruang tamu rumah Hyunjin.
"Gue pinjem bentar Mark. "
Setelah mendapat anggukan dari Mark, Kevin segera menyusul Jeno keluar.
"Lo tadi mau ngomong apa Mark? "
Pertanyaan Minho menyadarkan Mark dari lamunannya.
"Mungkin gak sih sebenernya ini semua cuma jebakan? "
"Maksud lo? "
Mark menatap Hyunjin yang juga menatapnya, Hyunjin yang paham langsung berbicara.
"Jeno bilang kecelakaan ayahnya Jaemin itu udah di rencanain, tapi Jeno juga mikir kalo sebenernya yang di incer bukan ayahnya tapi Jaemin. Nomor yang ngirim chat ke Jeno itu juga gak bisa gue lacak sama kayak yang ngirim gue teror foto tadi, bahkan akses sistem khusus sama sistem buatan komputer gue gak bisa fungsi. "
Hyunjin mengakhiri ceritanya, ia menatap orang-orang didepannya secara bergantian.
"Jin, kalo akses sistem lo di block, ada kemungkinan bocor gak sih? "
Pertanyaan Changbin membuat Hyunjin ingat satu hal.
"Kalo di block gak akan bocor, sistemnya gue buat autolock kalo ke block, tapi gue inget sesuatu deh kayaknya. "
"Bukanya semua informasi sistem punya kita itu udah di sembunyiin sama Mark ya? "
San yang sejak tadi diam akhirnya mengeluarkan suara.
"Gak semua, punya Hyunjin sepenuhnya dia yang megang, punya Kevin juga kan masih di nonaktifkan. "
"Ih, gue tu inget sesuatu anjir, dengerin dulu kek! "
Hyunjin berteriak karena tidak diperhatikan, lebay memang.
"Ya tinggal ngomong anjir! "
Kalo sudah Minho yang bertindak, maka Hyunjin tidak bisa membantah.
"Gue punya satu akses sistem lagi, ya walau agak beresiko dan harus kerja lebih cepet lagi! "
"Apa? "
"Akses ke badan intel negara! "
San, Changbin, serta Minho dan Mark langsung menatap ngeri pada Hyunjin yang sedang tersenyum.
"Gila lo Jin! " Teriak Changbin tidak habis pikir.
"Ini tu pinter namanya Abangku semua! "
"Pinter apaan, tugas lo tu kelarin! " Sakras San, yang tidak sengaja melihat kertas note bertuliskan 'tugas dikumpulin jam 11 jing-hyunjin ganteng'
Hyunjin yang tadinya tersenyum langsung blank seketika, hingga,
"IYA ANJIR TUGAS GUE! "
teriakan Hyunjin menggema, membuat empat orang lainnya ingin rasanya menendang Hyunjin pergi jika tidak ingat ini rumah Hyunjin.
~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
liefde | jenojaem
Fanfiction"Jeno bucin! " -Kevin, Mark "Gue lagi mengungkapkan perasaan lewat tindakan ini! " -Jeno WARNING! bxb! My first work! Bahasa kasar! Mature! Cr pict, by pinterest