6. Ngedate

172 23 2
                                    

Jaemin dan Jeno sekarang sedang duduk berhadapan, saling memandang mata masing-masing. Jaemin dengan tatapan tajamnya dan Jeno dengan tatapan datarnya.

"Tadi Hwall ngomong sesuatu sama gue, dan sampe sekarang gue masih kepikiran. "

"Ngomong apa sih Yank, biasanya juga lo gak perduli kan? "

"Gue emang gak perduli, gue cuma kepikiran aja. "

Jeno berdecak sebal, dan memilih merebahkan badanya di ranjang Jaemin yang sedang mereka duduki ini.

"Tadi dia tanya ke gue, tau gak kalo lo mau keluar? "

Jeno yang baru memejamkan matanya beberapa detik, sontak kembali duduk dan menatap Jaemin serius.

"Lo sembunyiin apa Jeno? " Jaemin merengek pada Jeno, bukanya apa, kata-kata Hwall benar-benar menambah beban fikiran nya.

"Mau ngedate gak Na? " Tanya Jeno, benar-benar tidak ada kaitannya dengan topik yang sedang mereka bahas.

"Lo nyogok gue? " Teriak Jaemin kesal.

"Gue nawarin, kalo lo merasa gitu ya terserah. "

Jeno berjalan keluar kamar Jaemin, tidak memperdulikan tatapan siap membunuh yang di lontarkan Jaemin sepanjang ia berjalan.

Jaemin memang masih kesal dengan Jeno yang malah mengalihkan pembicaraan, tapi sebagai orang yang realistis, ngedate dengan Jeno sama saja dengan dia bisa merampok Jeno. Jadi bagaimana mungkin dia menyia-nyiakan kesempatan yang seperti ini.

Dia segera berlari menyusul Jeno, tidak lupa mengambil helm miliknya juga jaket dan ponsel yang tadi dilemparnya diatas sofa.

Jeno tertawa setelah Jaemin duduk dibelakangnya, sekarang dia lolos, tapi sepertinya Jaemin tidak akan membiarkan dirinya lolos sekali lagi, sialan memang Hwall.

••••••

"Pokoknya hari ini lo gue rampok, sampe gue puas! "

Jeno hanya tersenyum dan mengangguk, mengiyakan apapun yang dikatakan Jaemin. Saat ini mereka sedang berada di sebuah Mall, dan Jeno tau Jaemin dan Mall artinya perampokan baginya yang sesungguhnya.

"Ayo ke Starbucks! " Ajak Jaemin semangat sambil menarik-narik lengan jaket milik Jeno.

"Gak, lo gak boleh minum americano hari ini. Apapun asal bukan itu! "

Jeno benar-benar kesal dengan kebiasaan Jaemin yang satu ini, minum kopi dalam kesempatan apapun.

"Tapi gue mau! "

"Gak Na, yang lain aja lah! "

"Lagian kalo ke Starbucks gak cuma ada americano doang! "

"Kalo bukan lo yang ngomong, gue sih percaya, masalahnya yang ngomong sekarang itu lo yang bilang gak bisa hidup tanpa kafein! "

Jaemin menatap sebal pada Jeno, dan menghempaskan lengan jaket yang sejak tadi di tarik-tariknya.

"Kalo ngerampok itu ya suka-suka gue, kalo lo ngelarang ini itu bukan ngerampok namanya! "

"Gak ada orang yang ngerampok americano ngomong-ngomong. "

"Udah lah males gue! "

Jaemin melangkahkan kakinya kembali kearah parkiran, meninggalkan Jeno yang menatap tidak percaya padanya.

"Ngambek dia? "

Jeno mendengus geli, lalu melangkah mengikuti Jaemin.

"Lucu ya, jadi kayak cewek. "

liefde  |  jenojaemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang