Song : Fell In Love With Two Dimension - TakayanHope you enjoyy!
***
"Kadet [y/n]!"
"Siap!" teriak tegas gadis kadet ini di tengah lapangan luas, sendirian bersama seorang prajurit yang berstatus 'penanggung jawab'-nya. "Hari ini pelatihan sampai di sini dulu," balas Levi tak lupa mengacak pelan surai [h/c] gadis itu. Yang mendapat perlakuan hanya bisa tersenyum simpul masih dengan posisi hormatnya.
"Sekarang saatnya makan." kembali celetuk Levi kemudian menggenggam tangan kecil gadis itu, yang nyatanya lumayan tinggi mencapai setengah badannya itu.
Entah Levi paham atau tidak arti bertanggung jawab atas nyawa gadis itu, lantaran dia selalu memperlakukan [y/n] seperti 'anjing peliharaan'. Alhasil kemanapun ia pergi, gadis itu akan digandengnya pula.
"Em, pak!" dengan nada tegas bak prajurit, [y/n] bersikap sopan dengan memanggilnya sesuai pangkat. "Berhenti memanggilku seperti itu, kau tidak sedang menjadi kadet sekarang." ujar Levi melihat tingkah 'keprajuritan' gadis kecil di sebelahnya. Toh mereka sudah duduk di kursi meja makan, dan baru saja Levi akan menyeruput teh hitam miliknya.
Benar kata Levi, disaat mereka makan, istirahat, atau hal yang diluar pelatihan militer, [y/n] memang diberi keleluasan yang cukup aneh. Padahal gadis ini merupakan mahluk yang belum diketahui jenisnya lebih lanjut. Bisa saja gadis ini berubah jadi titan tanpa sepengetahuan mereka, yakan?
Tapi tetap saja diberi perlakuan yang pantas dan tidak seharusnya. [y/n] sendiripun sempat bingung mengetahui perlakuan normal terhadapnya yang berasal dari luar dinding.
"Kalau begitu.."
"..Om?" terka gadis kecil ini memilih panggilan yang pas untuk pria di sampingnya.
"Aku tidak setua itu." tak lupa ekspresi datar serta tatapan tajam yang dia layangkan pada [y/n] setelah mendengar panggilan itu. Toh tentu saja hal itu membuat Levi geram, dia baru saja berumur 21 tahun lho. Mana bisa dipanggil om, ya nggak?
Bergidik ngeri, [y/n] hanya bisa cengengesan mendengar penuturan pria di sampingnya. "Hm.. Kakak deh, gimana?" lanjutnya memikirkan panggilan yang lebih bagus.
Kembali pria ini melirik ke arah [y/n] sedikit. Jujur ada perasaan aneh dalam diri Levi mendengar panggilan itu. Seperti, sebuah tembok yang besar sedang dibangun di antara kedua insan itu. Lantaran jarak usia mereka yang tak mendukung.
Haha, lupakan saja. Paling bukan hal yang penting untuk dipikirkan. Setidaknya begitulah yang meracuni isi pikiran Levi.
"Terserah kau saja."
Gimana sih, tadi dipanggil pak gak mau, dipanggil om juga gak mau. Trus sekarang bilang terserah?
Geez! Lebih cewek dari aku nih orang..
Batin gadis itu tepat setelah mendengar jawaban tak niat Levi. Lantas pria itu hanya kembali menyeruput teh hitam tanpa gula kesayangannya itu. Jika kalian bertanya-tanya, kenapa pria itu tak pernah menggunakan gula atau pemanis apapun, dia akan menjawab, 'itu terlalu berharga untuk digunakan'. Dasar aneh, lagipula.. Kenapa dia selalu minum teh daripada makan? Padahal tadi katanya 'sekarang kita makan dulu', tapi dia tidak pernah kelihatan sedang makan di hadapan siapapun. Mungkin saja kali ini dia akan beralibi, 'makan hanya membuang waktu, bisa saja kugunakan untuk menebas titan disaat yang bersamaan'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This The Last Time? [Levi x Reader]
Fanfiction{Season 2 - On Going} Update : Weekend "Milikku, selamanya adalah milikku." -Levi Ackerman ~Second Season of Be Mine.~ *** Sinopsis : Apa aku akan kembali ke dunia nyata? Padahal aku sudah bahagia di sini, bersama kekasihku.. Levi. Jadi kenapa aku...