Song : Akuma no Ko - Ai Higuchi"Dunia ini sangat kejam, meski begitu aku tetap mencintaimu."
***
"Aku akan kembali,""-katanya."
"Haha.." Kekehnya canggung masih dengan tarikan keras pada surainya.
"Bohong." Sambungnya menatap meja kayu sebagai tumpuan tangannya-masih dengan berlinang air mata. Menggigit bibir bawahnya keras hingga meninggalkan bekas. Mata bengkak dan merah menatap kosong ke depan.
"Kenapa-?"
"-kau tidak ada di sini?" Terus ia berucap pada diri sendiri dengan nada frustasi yang luar biasa menyakitkan. Kedua tangan yang sebelumnya menarik surai, kini berpindah menggesek kasar kedua matanya. Bukan karena gatal-rasa panas yang tak hilang dari matanya tak berhenti semenjak hari itu.Hari itu,
Saat gadis tersebut meninggalkan dirinya-untuk selamanya.***
"..a.."
"..ama,""Eng.."
"Ha! Mama!" Sebuah teriakan kecil begitu mengusik paginya-membuatnya mau tidak mau harus terbangun dari mimpi indahnya.
Dikerjapkannya kedua netra dengan perlahan, berusaha beradaptasi dengan sinar mentari pagi. Kemudian tatapannya beralih pada seorang anak kecil di samping tempat tidurnya. "..mama?! Sudah bangun?!" Masih dengan nada antusiasnya, si lelaki kecil melompat - lompat kegirangan.
"?"
"Siapa?" Celetuk [y/n] mengernyitkan dahinya kebingungan. Sejak kapan aku punya anak? Pikirnya. "H-i, Hi, n-a, na, t-a, ta, Hiii..naaa..taaa!""Hinata!!" Girangnya menyebutkan nama dengan senyuman hangat yang tak kunjung lepas dari sana. Padahal ini baru jam berapa di pagi hari, dan [y/n] merasa telah melihat dua matahari baru saja terbit bersamaan. "Manisnya." Celetuk [y/n] membalas senyuman si kecil.
"Dimana mamamu, sayang?" Tambah gadis itu sembari mengangkat si kecil duduk di atas pangkuannya. Sedangkan yang baru saja diketahui sebagai 'Hinata', hanya bisa menunjuk ke arah gadis itu. Membuat [y/n] secara refleks ikut menunjuk dirinya sendiri seraya menatap Hinata dengan pandangan penuh pertanyaan. "[y/n] bukan mamanya Hinata, [y/n] masih terlalu kecil untuk jadi mama." Kekehnya membalas bocah kecil di pangkuannya.
Lantas si kecil hanya bisa memiringkan kepala heran. "Benar kok?" Balasnya dengan kedua jari telunjuk menusuk - nusuk pipi [y/n] jahil. "Pft, lagi main rumah - rumahan?" Celetuk gadis itu mengelus lembut surai Hinata dengan jemarinya. "Jadi, siapa papanya..?" Sambungnya dengan mengangkat kedua alis sebentar sebagai pertanda ia sedang mununggu jawaban si kecil.
Sedangkan yang menjawab hanya kembali mengangkat jari telunjuknya dan mengarahkannya ke arah tembok. Mengikuti arah telunjuk si anak kecil, [y/n] mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, setelah memastikan tidak ada siapapun selain mereka berdua di sana. "Siapa?" Celetuk [y/n] masih dengan aksinya menoleh ke sana kemari. "Papa tidur-sangat lama." Balas Hinata menurunkan tangannya dan mengganti posisi menjadi menggenggam seragam rumah sakit [y/n].
Ah, dia menunjuk kamar sebelah sepertinya.
Pikir gadis itu menatap Hinata yang sejak tadi tak melepas tatapannya. Kemudian dengan cepat Hinata berbalik dan tersenyum padanya. "Dah." Katanya dengan perlahan turun dari kasur, terlihat lucu bagaimana lelaki kecil itu kesusahan dengan kedua kaki mungilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This The Last Time? [Levi x Reader]
Fanfiction{Season 2 - On Going} Update : Weekend "Milikku, selamanya adalah milikku." -Levi Ackerman ~Second Season of Be Mine.~ *** Sinopsis : Apa aku akan kembali ke dunia nyata? Padahal aku sudah bahagia di sini, bersama kekasihku.. Levi. Jadi kenapa aku...