Twelveth Part || Is This The Last Time?

860 81 21
                                    


Song : The One That Got Away - cover by Brielle Von Hugel






***

"Hei, pulanglah dulu, aku akan menjaganya."

"Tidak, mana bisa aku meninggalkan dia?"

"Tapi kau belum pulang selama seminggu penuh. Kau bahkan tidak mendapatkan tidur yang cukup."

"Aku tidak bisa meninggalkannya. Aku tidak mau saat dia terbangun, aku tidak ada di sisinya."

"Aku tau kau ayahnya, tapi dia juga–"

"..."

"Ugh.."

"Dia sadar–dia sudah sadar!! DOKTER!!!"

Apa..?
Apa ini?



***



Fokusnya hilang beberapa saat.
Meski hanya beberapa saat, namun berhasil merenggut nyawanya.
Sebuah bebatuan besar berhasil merobek perut sebelah kirinya. Alhasil meninggalkan luka yang cukup besar.
Mustahil bagi seorang manusia untuk bertahan hidup dari kecelakaan tersebut.

Ah– benar juga, kalau menjadi titan pasti bisakan?

"Levi.." Paraunya ia mengeluarkan suara semampunya. "Tenang! Tidak apa - apa, tunggu sebentar," Balas si pemilik nama dengan nafas yang tak beraturan. Lantaran matanya sudah dipenuhi buliran air yang siap jatuh dari tempatnya. "Kau akan baik - baik saja. Aku akan menyelamatkan mu, sayang–" Sambungnya berusaha menyuntikkan cairan tersebut masih dengan tangannya yang gemetaran.

"Ssshhh, hei.." Balas [y/n] yang masih terkapar lemas di atas pangkuan tunangannya, meletakkan satu jari telunjuknya ke hadapan bibir Levi. "Aku tidak apa - apa," Sambung gadis itu berusaha tegar. Meski rasanya ingin sekali dia ikut menangis di sana, sayangnya ia berada di posisi sebagai penenang saat ini. "Armin lebih membutuhkannya, kau tau itukan?"

"Apa– apa maksudmu?! Tidak! Kau tidak akan menghentikanku!" Teriaknya begitu kesakitan. Bukan sakit fisik tentu saja, rasa sakitnya lebih mencekik daripada itu. "Levi, kumohon.." Ujar gadis itu berusaha menggapai pipi pucat milik kekasihnya, sebelum tangan Levi lebih cepat menggenggam tangan dingin [y/n] yang menyentuh pipinya. "Tidak.." Kedua matanya terkatup rapat. Untuk kali ini tidak bisa. Ia tidak bisa, jika kali ini gadis itu lagi - lagi meninggalkannya.

"Hei.. Kenapa kau menangis, huh?" Celetuk gadis itu meloloskan tawa kecilnya, meski begitu lukanya merespon kesakitan seakan tak suka. "Bagaimana aku tidak menangis?" Balas pria itu perlahan mengecup tangan gadis itu diselingi tangis yang tak kunjung berhenti. "Kenapa kau terus saja meninggalkanku..?" Sambung pria itu menatap gadisnya dalam, seakan itu akan menjadi kali terakhir baginya.

Kembali gadis itu memberikan senyum terbaiknya, "Dengarkan aku," Katanya dengan mengambil alih genggaman tangan itu dan diarahkannya ke dada sebelah kiri. "Aku akan kembali." Perkataan gadis itu kedengaran cukup menenangkan, tapi sulit untuk dipercaya.

Tatapan gadis itu lemah, begitu rapuh hingga bisa berhenti memancarkan kilaunya kapan saja. Levi cukup paham bahwa gadis itu akan meninggalkannya. Sedangkan ia, ia hanya bisa berharap. Walau kecil kemungkinannya, ia hanya berharap agar gadis itu bisa terus menatapnya. Berharap agar kedua netra itu akan terus memancarkan pesona yang sangat ia sukai.

Is This The Last Time? [Levi x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang