e n a m b e l a s

8 8 26
                                    

Malam hari di jalanan yang sepi, saat Jevan ingin pulang dari markasnya, Jevan merasa ada yang aneh dengan motornya dan ia memilih untuk memberhentikan motornya sebentar untuk memeriksa.

Bugh..

Jevan tersentak ketika seseorang memukulnya dari belakang.

"SIAPA LO?!" teriak Jevan sambil menunjuk dua orang yang telah memukulnya dan mereka menggunakan penutup wajah agar tidak ada yang mengenali mereka.

"Cihh, santai aja" balas salah satu nya sambil mendecih.

Jevan yang merasa tak terima pun dengan segera memukul lawan nya dengan brutal. Lawannya pun tak tinggal diam, mereka berdua pun menyerang Jevan dengan sama brutalnya.

Pertengkaran itu pun berakhir dengan Jevan menendang dada salah satu dari mereka, ia kewalahan. Dan ia memutuskan untuk membuka penutup wajah mereka secara bersamaan.

"CIH, GUE UDAH NEBAK KALO INI KERJAAN SI PATRICK KAN?!!" teriak Jevan di depan lawannya.
"Bilang ke bos lo, GUE NGGA TAKUT SAMA DIA!!" tekan Jevan lalu memilih untuk meninggalkan mereka dan melajukan motornya.

***

Kini Jevan berada di depan minimarket yang buka 24 jam, ia memilih menelepon Jeje untuk meminta pacarnya menemani dan mengobati luka nya. Namun hanya suara operator yang ia dapatkan.

"Ck" decak Jevan dan pasrah.

"Eh itu Kak Jevan bukan?" tanya Vanya pada dirinya sendiri.
"Samperin deh" lanjutnya dan memilih keluar dari mobilnya.

"Kak Jevan?" tanya Vanya ragu ragu karena melihat wajah Jevan yang banyak lebam.

Jevan yang merasa terpanggil pun menoleh ke sumber suara dan mendapatkan sahabat dari pacarnya. Mungkin?

"Oh kenapa?" sahut Jevan.

"Ngga papa sih, gue pengen beli sesuatu aja" bohongnya.

"Oh" balas Jevan lalu menutup matanya. Tidur.

"Kak, gue obatin ya?" ucap Vanya atau lebih terkesan bertanya.

"Ga usah" balas Jevan yang masih menutup matanya.

"Gapapa, atau gue telepon Jeje aja?" tanya nya.

"Ngga bakal diangkat" balas Jevan.

"Ooo" ucap Vanya kemudian masuk ke minimarket dan membeli sebotol minuman dan obat untuk mengobati luka Jevan.

"Kak" panggil Vanya.
"Sini" lanjutnya.

Jevan yang tak peduli pun hanya diam.

"Ck, kalo ngga diobatin itu bisa infeksi" ucap Vanya lalu ia bangkit ke hadapan Jevan dan mengobati lukanya.

Jevan yang mendapat perlakuan tiba tiba pun hanya pasrah membiarkan Vanya mengobati lukanya.

***

Sementara Vanya Mengobati luka Jevan, Jeje di rumah nya sedang berkumpul dengan keluarganya. Papa, Mama dan dirinya sendiri. Mereka jarang mengobrol santai seperti ini, Jeje yang tak ingin menyianyiakam kesempatan pun mematikan hp nya dan memilih berfokus kepada keluarga nya.

"Dek, hp kamu dimatiin?" tanya Papanya.

"Iya pa" balas Jeje.

"Nanti kalau pacar kamu nelepon gimana?" tanya Mamanya.

"Ngga ma, paling Kak Jevan udah tidur" balas Jeje.

"Ohh gitu" sahut Mamanya.

***

- t b c -

Jangan lupa vomment (≧▽≦)

Have a nice day ya all💓

I Love you, butTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang