"Haikal" panggil Keenan ke salah satu anggota nya.
"Hm" panggilan sang ketua hanya dibalas deheman.
"Nyaut yang bener kek, Kal" ucap Jevan menambahi.
"Masih mending gue tanggepin" balas Haikal yang masih fokus dengan handphone nya.
"Lo ngapain sih, Kal?" tanya Vano.
"yang lo liat" balas Haikal.
Saat ini Geng Orthros sedang berada di markas mereka. Bersama dengan Haikal dan Wildan yang baru saja bergabung dengan mereka setelah dua hari tidak masuk sekolah. Haikal dengan acara keluarga nya dan Wildan yang sakit.
"Noh noh liat, temen lo pada. Gue tinggal dua hari malah jadi sawan" ucap Wildan sambil menunjuk Jevan yang tengah tersenyum sambil memandang ponsel nya.
"Jep, jangan gini lah, gue ta-"
"Apaan sih lo" ucapan Darma terhenti ketika dibalas kalimat sinis oleh Jevan.
"Ngapain lo senyum-senyum gitu?" tanya Wildan yang diangguki oleh 7 orang lainnya.
Jadi di dalam ruangan atau markas tersebut terdapat sembilan orang bujang yang gabut entah berbuat apa yang bernama Keenan, Jevan, Jeno, Raja, Darma, Haikal, Wildan, Vano dan Hendry.
"Gue mau ngajak Jeje jalan ntar malem" ucap Jevan yang hanya di balas 'O' oleh teman-temanya.
"HAH?!"
"YA TUHAN SETELAH 18 TAHUN MENJOMBLO AA JEPAN AKHIRNYA NGAJAK CEWE JALAN. JENO BERSYUKUR YA TUHAN" ucap Jeno panjang lebar dan jangan lupakan sambil berteriak.
"Jen, jangan lebay" ucap Jevan dengan muka julid nya.
"Bodo" balas Jeno.
"Emang si Jeje mau?" tanya Hendry meragukan.
"Mau lah, ini gue mau balik. Mau siap-siap biar mbak crush makin tersepona" ucap Jevan sambil mengambil jaket dan tas nya.
"Sok-sokan mbak crush, kemaren-kemaren pas ditanya suka ato nggak jawab nya enggak" ucap Vano nyinyir.
"Serah gue lah" balas Jevan.
"Gue balik dulu, BAI JOMBLO UPS!!" ucap Jevan yang disertai teriakan ejekan.
"NGACA BANGKE" ucao Jeno dengan berteriak.
"lo nggak takut pita suara lo putus gitu, Jen?" tanya Keenan dengan raut wajah bingung.
"Iyain buset, daritadi teriak mulu lo" tambah Darma.
"Biarin, pita suara gue setebel kamus bahasa inggris" balas Jeno.
•••
"Kita mau kemana, Kak?" tanya Jeje saat sudah keluar dari rumahnya dan menghampiri Jevan yang tengah duduk di atas motornya. Untung jeje pake kulot kalo make rok bisa malu.
"Rahasia" balas Jevan.
"Orang tua lo ada?" tanya Jevan.
"Ada" jawab Jeje.
"Gue mau minta ijin" ucap Jevan.
"Nggak usah, tadi gue udah ijin kok" ucap Jeje.
"Ini lain" ucap Jevan sambil menarik Jeje untuk masuk ke rumahnya.
"Permisi om, tante" ucap Jevan saat baru saja masuk ke dalam rumah Jeje dan melihat Papa dan Mama nya Jeje sedang berbincang.
"Iyaa, ayo masuk nak" ajak Mama nya Jeje ramah.
"Nggak usah tante, saya Jevan temannya Jeje, kemari mau minta izin sama tante dan om. Mau ngajak Jeje jalan-jalan" ucap Jevan gugup. Iyalah gugup wong baru pertama kali nya.
"Oohh, iya nak tadi Jeje sudah minta izin" ucap Mamanya Jeje.
"Jangan lewat dari jam 9 ya nak Jevan" ucap Papa nya Jeje ramah.
"Huft, gue kira bokap nya galak" batin Jevan.
"Iya siap om" balas Jevan.
"Dan ingat jangan sampe lecet" peringat Papanya Jeje.
"Iya om pasti" balas Jevan.
"Ma, Pa, aku sama Kak Jevan jalan dulu" pamit Jeje sambil menyalimi tangan kedua orang tua nya dan diikuti oleh Jevan.
Sementara itu
"Shit, mereka beneran jalan"
•••
"Waaaaaa" ucap Jeje saat baru sampai di tempat tujuan. Jevan yang melihat tingkah Jeje sampai tak sadar tangan nya tengah mengacak rambut Jeje gemas dan Jeje yang menerima perlakuan seperti itu hanya bisa mematung sambil menahan teriakannya.
"Eh sorry" ucap Jevan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"It's oke kak" balas Jeje kalem. padahal hatinya masih dugun dugun.
"Lo nggak pernah ke pasar malem ya?" tanya Jevan sambil tersenyum.
"Pernah" balas Jeje.
"kapan?" tanya Jevan.
"Emmm kayaknya pas SMP deh" jawab Jeje sambil mencoba mengingat ingat.
"Kapan tuh?" tanya Jevan sambil terkekeh.
"hehehe" balas Jeje.
"Ayoo mainnnnn" ajak Jeje sambil menarik tangan Jevan.
"Legooo" balas Jevan.
Hari itu Jevan dan Jeje sangat bersenang senang, mereka bermain bermacam macam permainan dan membeli banyak makanan ringan. sampai mereka tak sadar waktu sebentar lagi akan menunjukan pukul 21.00.
"Thaks yaa kak!" ucap Jeje.
"Yoi, Je" balas Jevan.
"Je, kalo gue jalan gini sama lo, ada yang marah nggak?" tanya Jevan random.
"Kayaknya sih nggak" jawab Jeje ragu.
"L lo ada pacar?" tanya Jevan ragu-ragu.
"Ada" balas Jeje.
"Serius?"
"Brarti gue ngajak jalan pacar orng dong" batin Jevan.
"Iyaa hehe, lo mau liat pacar gue nggak? gue jdiin lockscreen kok!" ucap Jeje semangat.
"aa a ituu--" ucapan Jevan terhenti da tergantikan dengan raut wajah datarnya ketika melihat lockscreen handphone Jeje.
"Ini mah sama yang kayak dipake adek gue" ucap Jevan.
"Serius?? adek lo NCTzen jugaa?? gue mau dong ketemu adek lo" ucap Jeje semangat sambil mengayunkan tangan Jevan tanpa sadar.
"Oke" balas Jevan.
Ada yang NCTzen juga nggak kayak Jeje??
semoga sukaa yaa sama part kali inii
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love you, but
Teen Fictioni love you, but...? u love her. cuma cerita klasik tentang sebuah kehilangan entah masalah cinta atau pertemanan. Nggak pinter buat desc, langsung baca aja ya (。>﹏<。)