Incoming call from Kak Jevan🦋...
"Halo kenapa kak?"
"Kamu bisa keluar sebentar ke minimarket deket komplek kamu?"
"Ngapain kak?"
"Tolong obatin aku"
"Emang Kakak kenapa? Berantem lagi?"
"Udah, kamu kesini dulu. Nanti aku jelasin semua nya"
"Iya, tunggu ya kak"
"Iya, hati hati"
"Iya"
Saat sambungan telepon terputus, Jeje dengan segera mengambil jaket, tas selempang dan beberapa obat obatan karena kotak p3k nya tidak muat jika dimasukan ke tas selempangnya. Dan Jeje pun bergegas menuju ke lantai bawah, tapi keberuntungan tidak berpihak kepadanya. Mama dan Papa nya sedang menonton televisi di ruang keluarga dan begitu mendengar Jeje yang grasak grusuk mereka segera menyadari kehadiran Jeje yang berpakaian rapi.
"Mau kemana kamu malam malam, Je?" tanya Papa nya Jeje.
"Mau ke minimarket depan, Pa" jawab Jeje.
"Ngapain?" tanya nya lagi.
"Ada yang mau dibeli" jawab Jeje.
"Nggak boleh" tolak Papanya.
"Kenapa, Paaaa?" rengek Jeje.
"Ini udah malem, apa kata tetangga kalo kamu keluar malem gini sendiri. Besok aja, sekarang tidur!" perintah Papanya.
"Tapi paaa.." ucapan Jeje terpotong kala Papanya kembali bersuara "Jeje! ke kamar sekarang!" perintah Papanya.
"Iyaaaa!" jawab Jeje kesal sambil menghentak hentakan kaki nya.
Saat sampai di kamarnya, Jeje segera menelepon Jevan.
"Halo Kak"
"Kenapa Je? Kamu jadi kesini kan?"
"Kak, kamu ke rumah aja ya, aku obatin di rumah aja"
"Nggak, Je. Nanti aku ditanyain sama orang tua kamu"
"Tapi aku ngga dikasi keluar sama Papa, Kak"
"Kakak Ke rumah aja ya, Papa ngga nanya yang aneh aneh kok""Kamu bisa jamin orang tua kamu ngga ngecap jelek aku?"
"Bisa"
"Hahahaha"
"Kenapa ketawa?"
"Ngga, mending kamu tidur aja deh aku bisa obatin ini sendiri"
"Yaudah Kak, maaf ya"
"Iya, good night ya"
"Good night too, nanti pulang nya hati hati"
"Iya"
Setelah menutup telepon, Jevan pun masuk ke dalam minimarket untuk membeli minuman dan membayarnya ke kasir. Mas mas kasir pun bingung melihat wajah lebam Jevan.
***
"Mbak, Vanya ijin ke minimarket yaa" ucap Vanya meminta izin kepada pembantunya
"Iya hati hati ya, Non" balas nya.
"Siyap"
Sesampainya Vanya di Minimarket ia di kejutkan dengan adanya Jevan dengan wajah lebam dimana mana.
"Kak?" sapa Vanya ragu.
Jevan menengok karena merasa ada yang memanggilnya "Oh lo, kenapa?" balasnya.
"M- muka lo?" tanya Vanya terbata bata.
"Oh ini, bukannya lo udah pernah liat juga" jawab Jevan.
"Udah lo obatin?" tanya Vanya lagi.
"Belum" balas Jevan sekenanya.
"Gue obatin ya" tawar nya.
"Boleh, gue juga susah ngobatin nya" jawab Jevan.
Vanya pun terkejut karena Jevan langsung mengiyakan tawaran nya, tidak seperti pertama kali.
"Yaudah gue beli obatnya dulu" ucap Vanya yang dibalas anggukan oleh Jevan dan ia pun langsung masuk ke kadalam Minimarket.
Setelah membeli obat untuk Jevan, Vanya dengan segera duduk di sebelah Jevan yang hanya di batasi oleh meja bundar yang disediakan oleh Minimarket.
"Kak hadap sini" ucap Vanya sambil menuangkan alkohol pada kapas.
Jevan pun menyetujuinya.
Kini wajah mereka sangat dekat, Vanya dan Jevan saling tatap untuk beberapa saat.
"Kenapa gue deg deg an?"
"Lo harus masuk ke perangkap gue"
***
Ini lanjutan part sebelum nyaa hihiKayak nya cerita ini udah ketebak banget ya? •﹏•
Yang baca, semoga suka yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love you, but
Teen Fictioni love you, but...? u love her. cuma cerita klasik tentang sebuah kehilangan entah masalah cinta atau pertemanan. Nggak pinter buat desc, langsung baca aja ya (。>﹏<。)