t u j u h

10 15 2
                                    

Pagi hari, Jeje baru saja sampai di sekolah dengan diantar oleh supirnya. Seperti biasa, Jeje membawa es krim nya.

"JEJE!!!"

Teriak seseorang dibelakang dan membuat Jeje kaget.

"Apaan sih lo, Dar!" ucap Jeje kesal.

"Bawa es krim lagi lo?" tanya Dara yang menghiraukan ucapan Jeje.

"Iya, ngapa? Mau lo?" tanya Jeje dan dibalas anggukan oleh Dara.

"A aaaaa" ucap Jeje sambil menyodorkan es krim nya ke mulut Dara.
"Beli sendiri" lanjut Jeje sambil menarik kembali es krim nya dan memakannya.

"Kurang ajar lo, Je" ucap Dara kesal.

"Hajar aja sini" ucap Jeje sambil mendekatkan pipi nya ke arah Dara.

"Yee si bocah" ucap Dara sambil menoyor kepala Jeje.

"Sakit" ucap Jeje sambil mengusap kepalanya.

"Lebay" balas Dara.

•••

"Mintak duit" ucap Jeje random. Kini mereka berempat sedang berada di kantin tapi belum memesan makanan karena sangat ramai. Jadi mereka akan memesan belakangan karena kelas keempat nya akan free setelah istirahat.

"Nggak ada" balas Vanya dan Dara.

"Alasan" balas Jeje.

"Terimakasih" balas Lily.

Dan mereka berempat pun tertawa. Sereceh itu memang.

"Haii" sapa Jevan yang baru saja sampai di kantin.

"Haii" balas keempatnya.

"Gue gabung ya" ucap Jevan sambil duduk di sebelah Jeje.

"Iya" balas keempatnya.

"Ini belum ada yang mesen makanan?" tanya Jevan karena melihat meja didepannya kosong.

"Lo juga belum, Kak" balas Jeje.

"Rame Kak, makanya kita belum mesen apa-apa" ucap Dara.

"Ohh gituu"

"WOI JEPAN, SINI LO! PACARAN MULU" teriak Keenan memanggil Jevan untuk berkumpul di meja Geng Orthos.

"KUMPUL DULU, ENTAR BARU LANJUT PACARAN" balas Darma.

"Buset malu banget" ucap Lily.

"Maafin ya temen gue emang gitu" ucap Jevan canggung.

"Gapapa Kak" ucap Vanya.

Mereka ber lima kini menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak? Seorang Jevan Geralddo tidak pernah mendekati perempuan kini di ejek oleh teman segeng nya.

"Diantara mereka siapa yang pacarnya Kak Jevan"

Jeje yang mendengar hal itu pun langsung mengerutkan alisnya.

"Emang Kak Jevan segitu famous nya?" batin Jeje.

•••

"Jep jep, belum jadian aja lo udah bucin" ejek Jeno smbil menepuk pundak Jevan yang baru saja kembali dari meja Jeje.

"Gue nggak bucin ya!" elak Jevan sambil menepis tangan Jeno dari pundaknya.

"Maling mana ada yang ngaku" sahut Hendry.

"Diem lo" balas Jevan.

"Diem, kita mau bahas penyerangan SMA..."

•••

"Je, gimana rasanya deket sama Kak Jevan?" tanya Vanya saat mereka berdua sudah sampai di kelas.

"Biasa aja" jawab Jeje.

"Masak biasa aja" goda Vanya.

"Apaan deh lo, Nya" ucap Jeje kesal.

"Iya deh iyaa" balas Vanya.

"Tapi Jee...."

"Apa deh, Nya" ucap Jeje kesal.

"Ngga jadi deh, nonton drama aja yuk! Kan bawa laptop buat presentasi tadi" ajak Vanya.

"Skuyyy" balas Jeje kemudian menyalakan laptopnya dan mereka berdua menonton drama di sepanjang jamkos.

•••

"Je, pulang naik apa?" tanya Vanya saat mereka berdua berjalan menuju parkiran.

"Di jemput Pak Gun" jawab Jeje.

"Gue ikut ya" ucap Vanya.

"Owghey" balas Jeje sambil mengacungkan jempolnya.

"Hai, Je! Nih!" ucap Jevan yang tiba-tiba sudah berada di depan Jeje sambil membawa sebuah es krim strawberry.

"Sorry ya gue bawa satu" ucap Jevan ke Vanya.

"Ya gapapa kak" balas Vanya.

"Thanks ya kakk" ucap Jeje senang karena mendapat makanan kesukaannya.

"Yoi, balik sama siapa?" tanya Jevan.

"Di jemput Pak Gun" balas Jeje sambil memakan es krimnya dan hal itu membuat Jevan gemas.

"Pak Gun?" tanya Jevan bingung.

"Supir keluarga gue" balas Jeje.

"Ohh"
"Pulang bareng gue yuk" ajak Jevan.

"Tapi gue di jemput" balas Jeje.

"Gini deh, lo pulang bareng siapa?" tanya Jevan sambil menunjuk Vanya.

"Bareng Jeje" jawab Vanya.

"Yaudah lo aja yang pulang sama supirnya, biar Jeje sama gue. Entar kalo supir lo udah dateng biar gue aja yang bilang kalo mau ngajak Jeje jalan" ucap Jevan panjang lebar.

"Ooo oke" ucap Vanya.

"Mau kan?" tanya Jevan.

"Mau" sahut Jeje dan Vanya bersamaan.

"Gue nanya Jeje, sorry" ucap Jevan yang membuat Vanya malu.

"Oke"

"Itu Pak Gun udah dateng" ucap Jeje sambil menunjuk sebuah mobil yang berada di depan gerbang.

"Oke, yuk!" ucap Jevan sambil menarik Jeje ke depan gerbang dan membiarkan Vanya mematung sendiri sambil menggelengkan kepalanya.

Akhirnya Jeje dan Jevan melanjutkan emm kencan? Dan Vanya pulang dengan Pak Gun.

Ada saran judul baru?
I hope u enjoy this part!🦋

Vomment okee!
👍🏻✨



I Love you, butTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang